'26'

757 93 7
                                    

Bab 26
'Kita memang bukan pasangan sempurna, tapi percayalah, asal kau bersamaku hidup kan baik-baik saja'

"Ayahhhhh!!!!" seru Jisoo menghambur ke pelukan ayahnya.

Sekecewa apapun Jisoo pada ayahnya, ia tidak akan pernah membenci sosok tegas yang telah merawatnya itu sebagai ayah dan ibu. Meski, tak bisa memberikan perhatian lebih pada anak-anaknya, perawakan tinggi besar itu sangat menyayangi keduanya.

"Jangan manja. Ayah baru pulang Soo, cape." Bobby menyela. Pemuda itu duduk di sofa ruang ramu mereka.

Kakak beradik itu baru saja tiba di rumah setelah penerimaan rapor di sekolah. Memang mereka tidak pulang bersama ayahnya, karena harus mengurus ini-itu sebelum libur panjang mereka.

Ayahnya-Kim Dok Hyun- terkekeh.
"Maaf ayah baru bisa pulang sekarang,"

Jisoo melerai pelukannya. Menatap manik ayahnya yang tegas.
"Nggak apa-apa kok. Gini aja Jisoo udah seneng, hehehe" Jisoo tersenyum.

"Memang ya tidak rindu?" ayahnya bertanya diakhiri kekehan kecil.

"Udah mau mati dia yah, tiap hari rindu mulu" Bobby tertawa.

Jisoo mencebik.
"Apa lo? Sana! Rusak suasana aja," usirnya pada Bobby yang di balas cowok itu dengan juluran lidah.

"Malam ini mau ke mana?" tanya ayahnya, menarik tangan anak gadisnya untuk duduk di sofa bersama abangnya.

"Gak kemana-mana yah! Bisa di ajakin dari sekarang sampai besok-besok;besok dan besoknya lagi kalau sama ayah!" Jisoo kegirangan.

"Alah! Jomblo ma gitu, saking nggak punya ajakan lo sampe segitunya," ejek Bobby menendang-nendang kaki Jisoo.

Dok Hyun mengerinyit.
"Loh, kok jomblo? udah putus sama Hanbin?" selidiknya pada gadis yang sedang manyun-manyun.

"Udah yah. Jisoo sih kek anak-anak, baperan, putus kan lo!" Bobby seolah-olah buta akan tatapan membunuh adiknya. Ia lebih memilih mengolok-olok adiknya itu di hadapan sang ayah yang serunya tak usah di pertanyakan.

"Bukan ayah nyalahin kamu soo, tapi seharusnya kalian mikir lebih dewasa, Hanbin baik lo, kalian udah sama-sama jauh hari, kalau ada masalah selesaikan dengan baik"

"Iya yah," Jisoo memilih mengiyakan saja, tak mau lanjut membicarakan mantannya yang kurang ajar itu

Meski dalam hati Jisoo ingin teriak
Kalau Hanbin belum bisa move on dari Lisa apalagi ganjen dengan cewek itu! Terlebih, Hanbin cowok yang tidak peka dengan sikapnya!!!

"Denger tuh soo, lo sih kek anak-anak dikit dikit marah, dikit dikit diem, lo pikir ngasih kode ke hanbin mempan? Dia bukan GTA pake kode-kodean!" timpal Bobby.

"Gue udah bilang iya ya bob, gue sambit lo pake asbak kalau masih bacot!" Jisoo melayangkan tangannya di udara. Seolah mencakar wajah Bobby.

"Hanbin gak pernah cerita kalau kalian putus, setiap ayah tanya bagaimana kamu, dia cuman memberi kabar seperti biasanya." Dok Hyun memegang dagunya.

"Ohh----" ucapan Jisoo berhenti setelah menyadari sesuatu. Matanya lantas memblalak lebar.

"Ngabarin? Ayah tanya? Di mana? Kok bisa? Kok Jisoo gak tau??"

Pertanyaan beruntun itu membuat Dok Hyun geli.
"Bisalah.
Orang dia calon mantu ayah,"

Bisa tidak, Jisoo kejang-kejang di tempat?

🌿🌿🌿

Lisa menutup pintu kamarnya. Tinggal sendiri di apartemen tidak se menyenangkan pikirannya.

Sepi

Suasana itu kembali membungkusnya. Ini sudah di akhir semester, libur panjang telah tiba. Tapi apa yang akan ia lakukan dengan kondisi begini? Temannya hanya Donghyuk dan Rose, apa mereka bisa di ajak main? hubungan nya dengan Rose sedang buruk. Dan ia masih tak ingin bertemu sahabatnya itu.

Lisa menghela nafas.
Lantas membuka aplikasi instagram nya. Tangannya beralih di insta story akun IG Hanbin yang berisi foto-foto blur disertai caption yang dikutip.

Hanbin?

Itu yang terlintas di benak cewek itu, tanpa babibu ia menghubungi kontak yang tertera paling atas di log panggilannya.

"Bin?"

"Iya Sa?"

Lisa terdiam. Menghirup sebanyak-banyaknya oksigen sebelum melanjutkan ucapannya.

"Sepi. Mau jalan bareng?"

🌿🌿🌿

"Mau jalan ke mana ih! Bingung" Jisoo duduk berselonjoran di ranjang Bobby.

Sedangkan abangnya tengah sibuk membalas pesan yang membuat handphone nya meronta sejak tadi.

"Kesel ih!" Jisoo mendengus. Melempar tabloid abangnya yang berharga ke samping tubuhnya.

Bobby mendelik.
"Kasar lu jambu! Naro nya bisa pelan-pelan dikit kan!" Bobby swelengan. Melihat tabloid nya memantul setelah mengenai ranjang yang empuk.

Jisoo tersenyum menghina.
"Alah lo belinya juga hasil nyolong duit gue!"

"Jangan sembarangan lo ya!"

Jisoo berdiri. Berkacak pinggang.
"Sembarangan? Gue ngomong fakta ya tong! Mana bisa lo beli tabloid mahal dengan elo yang kere itu?"

Mendengus kesal. Bobby ikut berdiri.
"Tau darimana lo gue kere hah? Lo aja suka minta traktiran secara paksa ke gue!"

Adu mulut itu panjang dan memanas. Memang kedua adik kakak itu gak jelas sekali.

"Cih! Beli rexona aja lo minta Jennei, gak malu ama ketek?!" Jisoo tersenyum menang.

Bobby gelagapan.

"Ma-makanya!!! Gue kere itu demi nabung. buat beli ini! Ke bukti kan!"

"Bodo amat. Gue mau ke mall. Shopping bikini."

Mata Bobby sontak membelalak.
"Ngapain lo kurcaci?!"

Jisoo mengibaskan rambutnya.
"Otw Bali. Siapa tau gue poto-poto pamer badan, mantan jadi kebakaran" Cewek itu melangkah ke luar, tapi saat di ambang pintu dia berbalik lagi,
"Ajakin semua temen lo gih, biar bali hangus sekalian" Sedetik kemudian Jisoo terbahak-bahak sambil loncat-loncat di kamarnya.

See you next time guys
Terima kasih udah memberi dukungan cerita ini
Saya sangat menghargai nya❤

Honesty Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang