Bab 19
'Namanya juga cewe, lain di hati lain di mulut'Hanbin sedang duduk di kursinya sambil mendengarkan lagu. Memejamkan matanya, menikmati setiap melodi yang keluar dari earphone nya.
Menikmati musik seperti ini menjadi hobi nya. Ia bisa mengalihkan dunianya sejenak. Meninggalkan semua keluh kesahnya. Menenangkan pikirannya. Tapi tidak dengan Jisoo.
Gadis itu mampu membuatnya menjadi orang yang sangat berbeda. Pikirannya terus di hantui oleh gadis itu. Banyak pertanyaan yang ia ingin sampaikan pada gadis itu. Banyak ungkapan yang ingin ia lontar kan langsung pada gadis itu.
Banyak hal yang ia harus luruskan perihal masalahnya dengan gadis itu.Tapi kenapa ia tak bisa???
Kenapa ia begitu bodoh dan kaku?!
Mengapa saat gadis itu minta break ia hanya terdiam?!Sampai detik ini pun, ia tak tahu kenapa.
Pabo?
Ya Hanbin, kau memang orang terbodoh. Kau berbeda dari biasanya.
Pikiran nya berkecamuk.
Haruskah ia menemui gadis itu?
Tapi mengapa ia merasa canggung?Lagi lagi pikiran sialan itu.
Mengapa ia tak bisa menghilangkan nya.
Pikiran dan perasaannya terganggu karena itu.Sudah 5 menit berlalu. Hanbin masih saja duduk dan memejamkan matanya. Tidak berniat bergabung bersama para sahabatnya di kantin.
Nafsu makannya menurun.Padahal tadi Taehyung sudah membujuknya berkali kali. Tapi ia tetap tidak bergeming di tempatnya. Terlalu menjengkelkan meladeni kepala batu sepertinya.
"HAHANBIN!!!!!!" Seru seseorang membuat Hanbin membuka matanya dan menoleh ke sumber suara.
Taehyung mencoba berbicara dengan nafas ngos-ngosan.
"Ji-so, be-ran-tem saa ssa ma Li--ssa!!!"Hanbin mengerinyit.
Setelah mencernanya ia pun angkat bicara."lo panggil pak Haechul!" ketus Hanbin.
Taehyung melotot.
"Buset elah nih anak!, bagaimana pun lo itu teman masa kecilnya Lisa! Dan Jisoo itu-" ucapan Taehyung di potong Hanbin."Bukan urusan gue,"
Hanbin memasang kembali kedua earphone nya di telinga. Memejamkan matanya. Menganggapnya tidak ada.
Taehyung mengumpat dalam hati.
Buat apa ia lari ngos ngosan ke sini untuk orang sialan sepertinya."Aishh, menjengkelkan!" ujar Taehyung berjalan keluar kelas. Meninggal kan Hanbin.
Hanbin masih mendengar nya.
Earphone miliknya tidak memutar lagu. Hanbin sudah menjeda nya sesaat setelah Taehyung datang..
"Tuh anak emang bener-bener ngeselin ya!, awas aja lu!" Jennei sejak tadi ngedumel.
Sedangkan Jisoo tampak tidak peduli. Ia sudah lelah dengan perdebatan nya tadi.
"Soo, lo harus ngelakuin sesuatu dong! Si lalisa manoban itu gak boleh ngerasa menang gitu aja!"
Jennei lagi-lagi menimpali.Jisoo memandang lurus ke depan. Ia tak peduli ocehan itu.
"Jisoo, baru kali ini gue liat lo begitu, di mana jisoo yang dulu? Dulu lo gak bakal biarin orang yang ngusik lo lolos gitu aja,"
Omongan Jennei langsung terabaikan begitu saja. Hanya dengan kehadiran seseorang, Jisoo benar-benar teralihkan.
Mata itu,....
Mata yang pernah memandang jisoo dengan penuh sayang...
Mata yang bisa mengerti lukanya di saat semua orang percaya akan senyum di wajahnya...
Mata yang selalu tersenyum melihatnya....
Mata yang penuh dengan binar ketika bersamanya...Ya, itu pernah.
Entah esok atau lusa, jisoo tidak tahu akan mendapatkan itu lagi. Tapi mengapa hatinya tidak merasa yakin dia akan kembali?Karena dari mata itu gue jatuh cinta ama lo bin,
-Jisoo.
"Gue denger Tzuyu pindah ke luar negeri?"
"Gue juga dengernya gitu."
Saat Nayoen lewat di koridor terdengar obrolan siswa seangkatan nya. Nayoen merasa aneh dengan semua ocehan itu.
Ia merasa bersalah pada gadis itu. Tapi bagaimana pun juga, Tzuyu sudah melukai Jisoo.
it's okay Yeon, lo bisa!
Saat ia bergumam seseorang menepuk bahunya.
Spontan Nayoen menoleh. Matanya bertemu dengan mata Jimin yang menatapnya dengan tatapan tak terbaca.
Sedetik kemudian jimin tersenyum hangat yang entah mengapa membuat Nayoen ikut tersenyum.
"Ke kantin bareng?" tanya Jimin sambil menaikkan alisnya.
Nayoen mengangguk.
Setelah kejadian antara Nayoen, jisoo, Lisa dan Tzuyu, Nayoen agak canggung dengan jimin. Entah mengapa. Ia juga tak tahu.
.
Suasana ribut di kelas karena guru yang belum masuk di waktu seharusnya membuat Jisoo malas sendiri di bangkunya.
Biasanya di saat-saat seperti ini ia sedang bercanda ria dengan teman-temannya sampai membuat gaduh kelas. Dan pasti selalu ada Hanbin yang menegur nya.
Hanbin
Nama itu kembali membuat bahu Jisoo menurun dan menyandarkan dagunya di atas meja. Mood nya lagi-lagi rusak.
Kadang-kadang ya, Jisoo suka bicara sendiri.
Kenapa sih gue selalu ingat dia?
Kenapa harus dia?Lagi-lagi Jisoo menghembuskan nafasnya kasar. Ia melirik ke arah Hanbin yang sedang ngobrol dengan Abangnya.
Rencana ingin melirik, tiba-tiba berubah jadi memandang. Namanya juga Jisoo hihi.
Hanbin terlihat serius dengan obrolannya. Sesekali alisnya bertaut dan sorot matanya menajam. Itu membuat Jisoo gemas sendiri.
Hanbin yang merasa di perhatikan pun melihat sekitar, sampai matanya bertatapan dengan mata Jisoo.
Sialan, kampret, tai, gue ketauan!!!
Jisoo mengumpat.Baru saja ia ingin cepat-cepat mengalihkan pandangannya dari Hanbin, seulas senyum terukir di bibir Hanbin yang membuat Jisoo terpaku.
Setelah mengumpulkan ruh nya kembali, ia mengalihkan pandangannya ke Jennei.
senyum??? Beneran senyum??? Mimpi apa gue semalam??? Bodo!!!, kenapa ampe ketauan?!, aishhh!!!
Jisoo meringis dan menepuk jidat nya sambil menyembunyikan wajahnya di balik buku majalah lebar milik Nayoen yang di pinjam Jennei tadi.
Jennei aneh sendiri dengan Jisoo.
"Soo??? Lo sehat? Baca majalah kebalik," tegur Jennei melihat sampul majalah yang di baca Jisoo tulisannya terbalik."Eh?" Jisoo menyadari kebodohannya. Ia menjauhkan majalah dari wajahnya. Ia menahan malu.
Nih anak kesambet apaan, pipi merah banget anjirr
Batin Jennei menggelengkan kepalanya..
Alohaaa
Jisoo salting 😂
Please tinggalkan vote dan coment ya!!!
See you....
KAMU SEDANG MEMBACA
Honesty Kim Hanbin
FanfictionPernah disia-sia kan? Pernah diacuhkan? Di Beri harapan palsu sudah pernah? Kalau berada dalam hubungan hampa tanpa rasa? Kalau sudah, kalian pasti paham betul rasanya. Seperti apa definisi hati yang separuh patah dan selebihnya retak Untuk hati utu...