'35'

600 69 17
                                    

Bab 35
'Sejak kamu memilih tidak ada, semuanya terasa berbeda. Aku dan kamu tidak lagi menjadi kita. Sehingga kata 'kita' kembali menjadi asing.'

~•~

Play to Mulmed


Pagi itu terasa menyegarkan, sebab hujan baru saja turun membuat udara lebih sejuk.
Meski terkesan rerintikan, berkah dari yang maha kuasa itu tetap membuat orang-orang mengeratkan jaketnya.

Apalagi dihari weekend seperti ini, waktunya untuk melepas beban setelah beraktivitas panjang.

Bobby sendiri masih tidur dengan memeluk erat guling dan ditutupi selimut tebal. Udara dingin membuatnya seperti kepompong di sabtu pagi ini. Ditambah kemarin ia pulang malam dari ulang tahun Lisa. Dimana ditambah dengan Jisoo ngedrama ditengah jalan.

Sedangkan disebelah kamar cowok itu,
Suara sayup-sayup terdengar.
Yang makin lama makin tidak mengenakkan telinga.

Awalnya cuma sebuah instrumen dengan volume yang masih bisa ditoleransi, kemudian ditambah suara serak khas orang influenza, yang terkesan dipaksakan. Namun pada pertengahan lagu, dimana reff akan dinyanyikan, volume suara instrumen meledak, ditambah suara serak yang bikin sakit telinga.

Bobby mengerinyitkan keningnya kala suara yang bisa diyakini buruk itu semakin menjadi-jadi. Dengan mata masih tertutup, ia meraih bantal dan menutup telingannya.

Tapi itu tak bertahan lama, Bobby jadi menyesal seketika, mengapa dulu ia tidak mengatakan pada ayahnya saja agar dibuatkan kamar kedap suara?

Cowok itu terbangun, dengan mata setengah terpejam yang membuatnya seperti orang buta berjalan serempengan.

Dengan selimut tebal berat masih tersampir dibahu, Bobby mendorong pintu yan setengah terbuka, dimana didalamnya adalah pembuat onar yang mengganggu tidurnya sabtu pagi.

"SAWORI JINAMYON...."

Si penyanyi yang hendak menyanyikan bagian kembali reff lagunya mendadak berhenti. Matanya menyorot galak pada Bobby yang seenaknya mematikan sambungan pengeras suaranya, bersama dengan matinya speaker yang tadi memutar instrumen lagu.

"Beautiful Goodbye huh?"
Bobby memandang merendahkan adiknya Jisoo, si penyanyi yang bakal legendaris kalo ikut dangdut akademi.

Jisoo yang masih memegang mic, lompat turun dari panggungnya. Iya, cewek itu menjadikan tempat tidur panggung dadakan.

"Kok lo tau? Ini baru rilis."

"Udah beberapa bulan."

"Heol, lo tau juga?!"

"Jangankan lagu, tanggal rilis, dan nama penyanyi nya, alasan lo karokean pagi-pagi cem orang gila gue juga tau!"

Honesty Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang