'44'

488 43 12
                                    

Bab 44
'Kisah yang lain di 49 hari'

~•~

Malu?
Sudah pasti.

Lisa merasa bahwa ia tidak mampu lagi untuk menunjukkan wajah didepan Bobby.

Setelah kemarin ia dengan tidak sadar meninggalkan kantin begitu saja tanpa membayar minumannya, kini Lisa kembali membuat kesalahan.

Tolong salahkan lantai yang licin didepan koridor. Lisa tidak pernah berniat apalagi sampai berencana ingin sengaja menjatuhkan tubuhnya dipagi yang cerah ini.

Lisa juga tidak pernah berharap ada seseorang yang menolongnya.

Tapi itu percuma. Meskipun gadis itu tidak pernah berniat apalagi berencana, ia tetap jatuh terpeleset didepan koridor saat suasana pagi masih ramai.

Dan meskipun gadis itu tidak berharap seseorang akan menolongnya, tetap saja sebuah lengan menahannya hingga ia terjatuh menimpa tubuh cowok yang menolongnya, bukan menimpa lantai yang sekali lagi ditegaskan bahwa lantai itu licin.

Meskipun tidak terlalu menyakitkan, posisi ini tetap memalukan!

"Lo bisa berdiri?" suara itu menginterupsi kekagetan Lisa.
Gadis itu lantas sadar bahwa ia masih menimpa cowok itu.

Tambah malu, Lisa buru-buru berdiri, namun sepertinya karena hal itu, ia kembali terpeleset dan kali ini menimpa cowok itu dengan posisi memeluk.

Double kill!

Gadis itu menunduk kala semua mata tertuju padanya. Setelah benar-benar berdiri tegak, gadis itu membersihkan rok seragamnya.

"Lo gak papa?"

Lisa menengadah dan kini sukses menatap wajah cowok yang telah menolongnya.

"Hei, lo gak papa?" ulang cowok itu.

Lisa menggeleng. Ia tidak salah lihat kan? Pasti ini hanya mimpi! Tapi, kenapa bagian lutut nya sakit?

"Lutut lo berdarah. Bisa jalan?" tunjuk cowok itu pada kedua lutut Lisa yang lecet.

"Gue mimpi?" pertanyaan spontan itu terlontar begitu saja. Lisa dengan pandangan cengonya, dan cowok itu dengan senyum manisnya.

Iya, cowok itu Bobby. Senyum Bobby kan manis!

"Nggak, lo gak mimpi. Ayo ke uks!"

Setelah ucapan itu, hati Lisa terasa dipermainkan. Bobby menggandengnya berjalan menuju Uks, dan Lisa cukup tahu malu untuk menunduk selama dikoridor.
Percayalah, tatapan orang-orang dikoridor pagi itu menyeramkan!

~•~

"So sooo!"
Jennei berteriak heboh memasuki kelas.

"Gue punya sekilas infooo!" Jennei kembali berteriak saat susah sampai didepan Jisoo. Catat lo yah! Udah ada didepan Jisoo! Kentara banget si Jennei ini pengen disumpel mulutnya.

"Apaan sih? Masih pagi juga!" celetuk Yunghyung.

"Justru masih pagi! Ini masih anget!"
Sewot Jennei.

Cewek itu kemudian mengambil posisi duduk didepan Jisoo segera. Tak sabar ingin menceritakan infonya, Jennei mengambil kedua tangan Jisoo saking gemesnya.

"Lo tau gak sih? Kemarin pas lo tiduran di kantin, Bobby tuh ada juga!"

Jisoo membiarkan Jennei melanjutkan ceritanya. Kan wajar kalau abangnya pergi kekantin.

Honesty Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang