"Sana Belajar. Lo gk pantes ngaku istri gw kalo ulangan aja masih remed"
-DariOppa-
👑
Nayeon meninggalkan kelas dengan kesan melempar kasar handphonenya. Gadis itu tak peduli. Ia benar-benar tak peduli akan semua bibir yang terus menggungjingnya.
Nafasnya memburu. Seiring dengan langkahnya yang kian melambat saat memijak rumput yang berembun.
Di belakang gedung sekolah, sangat sepi. Bahkan sangat jarang dijamah oleh murid yang bersekolah di SMA elit itu.
Tapi, entah mengapa, gadis itu selalu saja berlari ke sini. Melampiaskan semuanya dengan hening di tempat itu. Menjadikan salah satu pelariannya jika saja raganya kembali jatuh.
Gadis itu meluruh. Menekuk lututnya dan membiarkan wajahnya membenam dan basah beserta tangisnya yang sepi.
Ini sudah terlampau. Batasnya ambruk.
Ia juga tak mengerti arah jatuhnya bulir air yang mengiring perihnya.Kenapa?
Dia sudah jadi yang terdepan, terhebat, terbaik!
Tapi kenapa perasaan nya masih seperti ini?!!!
Mengapa?!'Si nomer satu pindah kan? Itu juga karena kamu. Ibu secara langsung memang memberi selamat padamu, tapi apa ibu bangga? Ibu sudah tak ingin mendengar ocehan tentang mu di rapat komite. Jaga sikapmu.'
Namun, ucapan itu kembali tergiang dikepalanya. Membuat perasaannya kembali menukik.
Pertemuan dengan ibunya sejam yang lalu masih membayanginya. Selepas menerima penghargaan nya yang untuk pertama kalinya menjadi yang 'nomer satu'
Untuk 3 tahun ini, baru kali ini ia menjadi yang pertama. Namanya berada di barisan teratas.
Tapi ibunya bahkan tidak bangga akan usahanya. Menganggap remeh usahanya begitu saja? Hanya karena menurutnya itu adalah hal lumrah jika anaknya naik peringkat karena saingannya hilang.
Nayeon kembali membenci gadis itu.
Ia membenci Tzuyu atas semua alasan.Suara langkah yang berhenti tapat di depannya, membuat Nayeon menengadah. Membuat mata sembabnya bertemu dengan manik hitam yang menatapnya teduh.
Nayeon mendesah. Cepat mengusap air matanya yang merambas sampai dagunya. "Apa?" tanyanya dengan suara yang sedikit serak, menyadari itu ia buru-buru berdeham menormalkan suaranya.
Pemilik manik hitam itu menghela nafas. Ia berjongkok. Menyamakan tinggi dengan gadis yang meluruh di depannya.
Sedangkan Nayeon mengikuti pergerakan pemilik mata teduh itu. Ia menggenggam erat tangannya, menahan sekuat yang ia bisa agar isakannya tak keluar. Ia tak boleh terlihat lemah. Ia tak mau, dan tak akan pernah mau di kasihani.
Ia tak peduli dengan semua cibiran yang menghujaninya. Tapi sungguh ia tak mau orang menatapnya iba. Ia benci semua yang 'sok prihatin' tapi sebaliknya, menertawakan dirinya di belakang.
Ia benci semua kepura-puraan.
Ia benci pengkhianatan."Mau apa lo?!" suara Nayeon meninggi ketika orang di hadapan nya hendak meraih sebelah tangannya.
Si manik hitam tak menjawab. Ia tetap meraih tangan gadis di depannya yang masih tergenggam.
Gadis itu tak memberontak. Tangannya melemas. Genggaman nya terbuka pelan saat orang dihadapannya memegangnya lembut.
Mereka terdiam.
Nayeon menggigit bibir bawahnya. Detakan jantungnya mencepat.Si manik hitam menatap mata gadis itu sejenak, lalu beralih pada benda yang digenggam gadis itu sedari tadi.
Ia mengambil sesuatu dari saku celananya.
Si manik hitam mengambil benda yang sudah kusut karena digenggam gadis itu kuat, lalu meletakkan bungkusan permen karet beraneka rasa.
Ia berdiri.
Berbalik dan berjalan menjauh. Menggenggam benda yang dia ambil tanpa penolakan dari gadis itu.Ia tak pernah menyalahkan Nayeon jika membenci Tzuyu. Semua orang punya hak untuk membenci layaknya menyukai sesuatu.
Tapi bisakah seseorang melihat dari berbagai bentuk, pandangan, atau memastikan benar tidaknya sesuatu sebelum membenci?
Seperti saat kalian menyukai sesuatu. Kalian pasti sudah tahu detailnya, dan itu yang membuat kalian bisa suka dengan hal itu.
Tapi saat kalian membenci? Biasanya kalian hanya melihat dari sisi luarnya saja. Menolak prihatin dengan memilih mencibir. Menghina yang seharusnya dibina. Kalian selalu mengira diri kalian benar, dan merasa tidak bersalah telah melukai perasaan seseorang dengan ucapan yang menurut kalian sepele itu.
Kami hanya menanggapi apa yang kami lihat,
Menurut mu, kenapa ada kata privasi? Itu karena seseorang menyimpan masalahnya sendiri. Menyimpan urusannya sendiri. Semua hal tidak harus diumbar dan di ceritakan sana-sini. Ada sebuah hal yang baiknya diketahui sendiri. Ada hal yang tak ingin ditunjukkan seseorang.
Salahnya kalian hanya menanggapi dari yang kalian lihat dan dengar saja.
Si manik hitam mempercepat langkahnya.
Ia lalu membuang batang rokok yang sudah kusut ke tempat sampah. Benda yang ia ambil dari gadis itu.Jadi, hak kalian apa untuk menghakimi gadis itu?
👑👑👑
Anyeong guys, 😚
Masih pendek?
Di komen dong hehehehJangan lupa bacanya sambil dengerin lagu di mulmed :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Honesty Kim Hanbin
Hayran KurguPernah disia-sia kan? Pernah diacuhkan? Di Beri harapan palsu sudah pernah? Kalau berada dalam hubungan hampa tanpa rasa? Kalau sudah, kalian pasti paham betul rasanya. Seperti apa definisi hati yang separuh patah dan selebihnya retak Untuk hati utu...