'18'

1.1K 122 9
                                    

'Aku kira mencintaimu itu bagai mentari. Tapi aku salah, ternyata mencintaimu bagai menggenggam pecahan kaca'

  Jisoo telah membaik. Ia sudah bisa masuk sekolah hari ini.
Jisoo turun dari mobil dan masuk ke gerbang sekolahnya. Hari ini ia tak berangkat bersama Bobby, karena Jisoo ingin sendiri dan sengaja datang agak telat.

Koridor di sekolah itu tidak sepi. Masih banyak anak kelas yang berlalu lalang. Entah itu dari kantin, perpustakaan, toilet, dan ruang guru.

Jisoo berjalan pelan. Membiarkan tatapan orang orang padanya.
Beberapa kali jisoo mendengar orang orang berbisik tentangnya, entah itu memuji,menghujat,dan ada pula yang merasa kasihan terhadapnya.

Jika biasanya jisoo akan memberikan tatapan tajam untuk mereka, untuk kali ini tidak. Ia mengacuhkannya.

Hanbin sedang ingin ke ruang guru. Tapi ia melihat gadis yang sangat familiar baginya, apalagi gadis itu kelihatan mencolok daripada yang lainnya. Memakai seragam tanpa vest dan almamater. Sepatu berwarna biru dan kaos kaki berwarna warni.
Cukup mudah untuk mengenalinya, dia Jisoo.

Hanbin berjalan ke arah gadis itu. Melewati lorong yang harus nya ia lewati untuk ke ruang guru.

"Udah baikan?"

Itu sapaan yang pertama kali Jisoo dengar. Dengan memaksakan seulas senyum, ia mengangguk.

"Syukurlah," ucap Hanbin.

Mereka saling berhadapan. Tidak ada yang bersuara. Mata keduanya saling bertemu.
Hingga jisoo memutuskan kontak mata itu.

Hanbin berdehem.
Canggung.

"Em kalau gitu gue duluan ya soo," pamit Hanbin.

Mulut jisoo terbuka, ingin mengatakan sesuatu, tapi tertahan. Hanbin keburu berbalik pergi.

Jisoo tersenyum miris.

Susah banget ya lupain elo
Batin jisoo.

.

Kelas Jisoo nampak riuh.
Apalagi setelah ia masuk.
Tatapan haru dan berbagai ucapan menghujaninya.

Banyak teman teman yang memeluknya. Jennei yang paling lama dan erat.

"Elah, mellow banget sih lo pada. Udahan ah, geli gue" ujar Jisoo.

Senyumnya merekah. Setidaknya masih ada mereka dalam hidupnya.

Sebelum duduk di kursinya, ia melihat ke arah kursi Hanbin. Kosong.

"Lagi ke ruang guru, ngambil buku tugas dari pak Jiyoung," ujar Donghyuk menjawab pertanyaan yang ada di kepala Jisoo.

"Gue gak nanya," gumam jisoo.
kemudian mendaratkan bokong nya pada kursi.
Mendaratkan keningnya pada meja depannya.

Banyak sekali pikiran yang mengganggunya belakangan ini.
Padahal dulu tidak seperti ini, iya dulu, sebelum gadis itu datang.

.

"jangan galau galau lah bin," ujar Yunghyung.

Honesty Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang