'12'

1.3K 117 28
                                    

Bab 12
'Semua yang menjadi jemu kini nampak semu. Diriku tak bisa tanpamu, meski ku coba seribukalipun berbohong, tetap ku dapat jawab bahwa dirimulah yang ku butuhkan'

  Jisoo menepis halus tangan Hanbin yang berada di bahu nya.

Raut wajah Hanbin seketika berubah drastis.

"Maaf, tapi gue belum bisa nerima semuanya." ucap Jisoo berlalu pergi.

.

Hanbin mengunci dirinya dalam kamar. Dengan musik yang mengalun keras menutupi kesunyian dirinya.

Chanwoo sudah tahu ada yang aneh dengan abangnya ketika kejadian di rumah Bobby tadi. Setelah bicara dengan Jisoo, Hanbin langsung menghilang. Pulang tepatnya.

Dan baru saat Chanwoo sampai, di samping kamarnya sudah ribut dengan musik yang sangat keras. Ketika Chanwoo mau mengomel, ternyata pintunya terkunci. Sudah daritadi Chanwoo mengetok tapi tak ada respon. Di sinilah semua menjadi jelas, ada yang salah dengan Hanbin.

"Hanbin kenapa Chan?" tanya ayahnya.

Chanwoo menoleh. Ia memberikan senyuman tipis.
"Gak papa kok yah, cuman masalah kecil. Ntar baik lagi kok," alibinya.

Ayahnya mengangguk angguk mengerti. Ia kemudian menepuk bahu anaknya itu.

"Gak baik bertengkar sama saudara sendiri," pesan ayahnya.

Chanwoo kembali tersenyum dan melihat kepergian ayahnya.

'Maaf yah, Chanu bo'ong. Tapi putih kok. Eh, yang dosa siapa sih? Kan bang Hanbin yang di tolong, berarti Hanbin yang dapat dong? ya gak sih?!'
Batin Chanwoo sambil menggaruk tengkuknya bingung.

.


  Lisa menyiram dengan enggan tanaman hias yang ia taruh di pot gantung apartementnya. Matanya memandang kota yang ramai dengan kerlap kerlip cahaya. Lisa mendengus,

"Donghyuk lama amat sih. Udah jam berapa juga," gerutu Lisa akhirnya. Ia menaruh tangannya di depan dada.

Malam ini terasa sangat dingin. Angin berhembus menyapu kulit Lisa yang telanjang.

"Hanbin lagi apa ya?" gumamnya duduk di ayunan yang ada di balkon kamarnya. Ia kemudian mengambil ponsel yang terselip di saku samping hotpans nya.

Dengan menekan lama angka satu pada nomor 3, ponselnya sudah menghubungi nomor Hanbin.

Setelah semenit. Tidak ada jawaban.
Lisa menurunkan tangannya yang memegang ponsel.

Honesty Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang