"Young eun?" Ucap seseorang yang sedang menatapku dari depan kelas sambil memicingkan matanya dan dia adalah namjoon.
"Haha..apa? Kau kenal aku?" Ucapku sangat-sangat kaget.
"Ya! Kau young eun kan? Kau jangan berpura-pura tak kenal padaku ya!" Ucapnya dan itu semakin membuatku malu.
"A-aku? Iya aku young eun, aahh arasseo aku mengenalmu" ucapku dengan nada datar. Lalu ia tersenyum padaku hingga matanya tak terlihat.
"Ngie? Kamu kenal dia?"
"Ya entahlah, nanti biar kuceritakan" jawabku lalu clara menganggukan kepalanya.
"Namjoon aku sedang bertanya padamu" rengek zahra.
"Oh iya hampir lupa, kau tanya apa?"
"Aku bertanya kau tinggal dimana sebelumnya?"
"Aku tinggal di korea selatan tepatnya di seoul"
"Waahh, salam kenal aku zahra"
"Iya" jawab namjoon singkat jangan lupa dia juga menyunggingkan senyumannya.
"Nah, namjoon silahkan duduk dibelakang youngie dan clara"
Suruh pak yanto."Ah iya taehyung tidak masuk hari ini, jadi kau duduk sendiri dibelakang sana" lanjut guru itu.
"Baiklah" katanya dan langsung jalan melewatiku sambil tersenyum, senyumannya kepadaku membuat siswi satu kelas kembali menatapku dengan tajam.
"Ah, apa? Kenapa kalian menatapku?"
"Kau mengenalnya?" Tanya zahra padaku dengan tatapan sinis, dia berani seperti itu karna pak yanto telah pergi sedari tadi namjoon berjalan ke tempat duduk.
"Ya begitulah, tanya saja dengan orangnya langsung" ucapku.
Aku sudah muak dengan zahra karna hampir setiap siswa tampan ia dekati setelah mereka jadian beberapa bulan saja zara sudah mengincar yang lebih tampan lagi.
apakah cinta itu sebuah permainan hah?!
This not a game, arasseo?!!
Nggak lama setelah pak yanto keluar kelas tadi satu kelas langsung menuju meja namjoon yang berada dibelakang aku dan clara, ya! Sangat panas berada disini karna semuanya mengerubuti bangkunya namjoon yang berada tepat dibelakang bangku yang kutempati dan ahirnya aku dan clara memutuskan untuk ke perpustakaan sekolah.
Setelah sampai disana aku dan clara membaca dan meminjam beberapa buku karna kita mendapat bocoran dari guru penjaga perpustakaan ini kalau besok ulangan sejarah dadakan dikelasku, ahh untunglah kita ke sini.
Namjoon pov.
"Namjoon kau sebelumnya sekolah dimana?"
"Namjoon rumahmu dimana?"
"Namjoon bolehkah aku ke rumahmu?"
"Namjoon bolehkah aku meminta nomormu?"
"Namjoon!"
"Namjoon!"
Ya! Kepalaku mulai terasa pening sekarang.
Menjadi siswa baru yang tampan memang merepotkan huh!.
Semua siswi menghampiriku dan terus bertanya tanpa jeda, aku tidak tahu harus jawab yang mana dan harus jawab apa, Karna semuanya bertanya bersamaan.
"Teman-teman! Berhentilah, kalian membuatku sakit kepala"
Sontak semuanya terdiam.
"Bukannya aku tidak mau menjawab pertanyaan kalian hanya saja kalian bertanya bersamaan dan juga tanpa jeda disetiap kalimatnya itu, aku bingung harus jawab apa dan pertanyaan siapa yang akan kujawab!" Jelasku yang membuat sekeliling memandangiku dengan tatapan kosong dan penuh pertanyaan.
Apa aku salah bicara?.
"Kalau begitu kau jelaskan kepada kami tentangmu" ucap salah satu siswi yang mengerubunginya, dan dia adalah Vanessa.
Yap!
Dia salah satu anggota osis disekolah ini sekaligus wakil ketua kelas, aku tau itu karna tadi sebelum masuk kelas aku melihatnya sedang rapat di ruang osis.
"Baik akan kujelaskan, namaku namjoon kalian sudah tahu dan aku tinggal di kompleks yang lumayan dekat dari sekolah ini, aku pindahan dari seoul korea selatan." Jelasnya.
"Bolehkah aku bermain ke rumahmu?" Tanya salah satu gadis berambut ikal kecoklatan, akhh aku tidak tahu namanya yang jelas dia cantik sepertinya blasteran tapi aku tak tertarik huh!
"Hanya orang terdekat dan yang aku undang saja yang boleh datang ke rumahku" jawabnya tegas.
Sontak siswi yang bertanya itu pun diam, yang lain pun diam dan semuanya kembali ketempat duduk mereka.
Ahirnya mereka semua pergi huh!
aku melirik ke meja didepanku dan perempuan yang ku kenali itu pun tidak ada ditempat duduknya.
"Kemana dia?" Gumamku.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD JIMIN FF •complete•
FanfictionHidupku menjadi seperti ini, seperti tinggal didalam dunia yang dipenuhi oleh masa lalu yang kelam. Masa lalu yang selalu menghantui hati dan pikiranku, bahkan aku sampai berfikir untuk tidak mau melanjutkan hidup ini. Dia, jimin. Pria yang ku kenal...