Masih dihari yang sama, setelah jam berikutnya selesai. Aku pergi ke taman bersama hoseok dan jungkook, kali ini jieun tidak ikut, ia masih ada rapat.
"Belakangan ini wajahmu kurang ceria, sayang. Kenapa?" Tanya jungkook.
"Iya, kenapa ngie?" Hoseok mengikuti.
"Ah gak apa, cuma ada sedikit masalah aja kok heheh"
"Kalau ada sesuatu cerita aja, aku tau kamu sedang bertengkar dengan taehyung" ucap hoseok.
"Jinjja? Aku baik-baik aja kok sama dia" jawab youngie berbohong.
"Sudahlah sayang, aku tau kamu bohong" sela jungkook, dia memang tau yang mana akting dan yg asli. Dia kan aktor.
"Iyaa aku kalah. Tapi udah gak apa kok"
"Jeogiyo, apa aku bisa pinjam youngie nya sebentar? Aku janji hanya sebentar" ucap seorang pria yang tiba-tiba menghampiri, memotong pembicaraan mereka bertiga.
"Jimin?" Ucap youngie pelan, ia bahkan tak percaya kalau jimin akan menghampirinya.
Youngie terdiam.
Ia bingung, seharusnya ia merasa senang karena setelah selama ini menunggu akhirnya jimin mau bicara padanya. Bahkan menghampirinya.
Tapi...
"Kau siapa, huh? Youngie apa kamu kenal dia?" Tanya jungkook.
"Hm. Dia temanku kook. Sebentar ya"
Youngie menghampiri jimin dan lalu mengikutinya dari belakang.
"Kau sudah tidak marah padaku?" Tanya jimin setelah mereka berdua dapat tempat untuk duduk.
"Seharusnya aku yang bertanya"
"Ahh iya"
"Youngie, sebenarnya aku ingin mengatakan banyak hal padamu. Tapi mungkin itu semua sudah tidak perlu lagi"
"Langsung ke inti nya saja jim, aku takut jungkook dan hoseok menunggu lama."
"Ahh baiklah. Kamu sudah berubah ya? Yaa aku tahu kamu pasti akan jadi seperti ini, kamu gadis yang kuat yang pernah aku kenal. Aku sangat beruntung."
"Aku ingin kamu tahu kalau aku sangat mencintaimu. Tapi kamu pasti tau itu. Dan maafkan aku, aku sudah menyakitimu. Aku hanya ingin meminta maaf untuk semuanya, aku tidak bisa menjelaskan masalah yang terjadi padaku sampai aku berperilaku sekasar itu padamu. Tapi dengan begitu, aku bisa membuatmu berhenti mencintaiku. Aku sudah berhasil."
"Sekarang kamu tidak perlu memikirkan aku lagi youngie, anggap saja kita hanya teman yang sangat dekat di masa lalu. Siapa pun yang akan bersamamu nanti, aku harap kamu bahagia. Terimakasih sudah berjuang untukku selama ini."
"Jimin..." Youngie menangis sejadi-jadinya, entah karena lega atau apa. Tapi ia benar-benar tidak bisa menahannya. Ia langsung memeluk erat jimin saat itu.
"Aku tahu itu berat untukmu, maafin aku sudah membuatnya semakin sulit. Maafin aku jimin." Ucap youngie masih memeluk jimin.
"Mulai sekarang kita mulai jalani kehidupan baru, membuang lembaran lama yang telah lusuh dan menggantinya dengan yang berkilauan. Terimakasih untuk semua kenangan yang kamu kasih untukku jim, semuanya sangat berarti untukku." Lanjutnya setelah melepas pelukan itu, mungkin itu adalah yang terahir untuknya dan juga jimin.
"Ya terimakasih, ayo kita ganti lembaran itu. Aku harap kamu lebih bahagia nanti, jangan tunjukkan lagi wajah sedihmu itu padaku. Berjanjilah"
"Iyaa hiks..."
***
Hubungan yang tadinya baik-baik saja bisa berubah 360° dengan sangat cepat.
Itu semua sudah menjadi takdir.
Pada akhirnya perpisahan pun terjadi, tetapi itu bisa diperbaiki jika tidak ada kegoisan.
Jadi, selesaikanlah masalah kalian dengan dewasa. Buanglah harga diri dan ego kalian untuk sementara.
____________________________________
______________Tbc.
Please jejakin komen. Kalian bebas mengapresiasi karya ini, dengan kaya gitu author jadi bisa belajar dari apa yang salah dan perbaikin kesalahan itu di karya-karya berikutnya.
Terimakasih buat semua yang udah baca karya ini dari awal merintis.
Makasih juga buat vote dan komennya juga. Walaupun cuma komen 'next' aja author udah seneng banget, kerasa kalau ada yang nyemangatin hehe.
Next, epilog? Pastinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
COLD JIMIN FF •complete•
Fiksi PenggemarHidupku menjadi seperti ini, seperti tinggal didalam dunia yang dipenuhi oleh masa lalu yang kelam. Masa lalu yang selalu menghantui hati dan pikiranku, bahkan aku sampai berfikir untuk tidak mau melanjutkan hidup ini. Dia, jimin. Pria yang ku kenal...