Jimin pov
Seperti biasa, karna tidak ada kegiatan aku hanya berdiri dibalkon seperti orang bodoh yang sedang memandangi langit dan hamparan gedung-gedung setiap hari. Aku memang bodoh.
Ya, aku bodoh. Sangat. Menyia-nyiakan gadis itu adalah salah satu kebodohanku.
Kriiieett....
Pintu kamarku terbuka.
Aku melirik kearah sana, lalu memalingkan wajahku lagi.
"Mau apa kau kesini?" Tanya ku dengan nada datar tanpa melihat kearah orang itu.
Orang itu tidak menjawab, ia malah makin mendekat kearahku.
"AIIGGOO...TIDAK PUNYA MULUT YA! MAU APA SIH?!" Aku meninggikan suaraku, masih tidak menatap wajahnya.
"Sayaang...kau tega sekali bicara seperti itu pada ibumu" lirihnya.
"Ibu?" Sekarang aku menatapnya, kubuat wajah jengkelku dan membuat senyum merendahkan dirinya. Biar saja aku terlihat seperti anak kurang ajar, tapi kenyataannya berbalik.
"Aku ini ibumu, bicaralah yang sopan sayang"
"Masih pantas yah orang sepertimu dipanggil ibu? Huh" aku memalingkan wajahku lagi. Sekarang aku menatap langit "Apa seorang ibu tega memperlakukan anaknya seperti ini? Oh, arayo. Kau dan suamimu memang tidak pantas disebut orangtua"
"JIMIN!! HAJIMA!! APA YANG KAU BICARAKAN!!" Wanita paruh baya itu pun emosinya meledak-ledak.
Aku hanya tersenyum tipis "Maja, eoh? Orang tua mana yang tega membayar hutang dengan cara menikahkan anaknya dengan anak penagih hutang, sama saja kau menjual anakmu!"
"JIMIN!!! CUKUUPP!!"
tiba-tiba ada seseorang yang menerobos masuk.
"Ada apa ini?!"
"Bagus. Kau datang juga, tolong dengarkan baik-baik ucapanku. Aku tidak akan pernah memanggil kalian eomma dan appa, selama kalian memperlakukan ku seperti sebuah barang yang dengan ringan nya kalian perjual belikan!" Aku segera pergi dari kamar itu dan mengambil tasku.
"JIMIN!! NEO EODIGAA!!! YA!!" percuma saja appa, kau meneriaki ku seperti itu tidak akan ada gunanya. Aku akan tetap pergi dari rumah ini. Dan aku akan menyelesaikan semuanya.
__ __
13.40 kst.
"Chocochino float one"
"Itu saja?"
"Ne"
Ya, sekarang aku sudah berada di coffee cafe tempat ku untuk bertemu dengan taehyung. Tapi sepertinya dia belum datang.
"Aiisshh...kemana anak itu" gumamku.
"Permisi, chocochino floatnya"
"Kamsahamnida"
Pelayan itu membalas dengan menganggukan kepalanya.
Aku langsung menyesap minumannya. Yah, tadi aku pergi dari rumah untuk kesini hanya berjalan kaki. Lumayan jauh jadi terasa haus.
"Jimin-ah!" Panggil seseorang dari arah pintu.
Semua orang menatap ke arahnya lalu ke arahku, jelas saja. Dia memanggilku dengan keras, ia kira ini di hutan? Aiiigoo alien yang satu ini memang tak pernah berubah.
"Emmbb...wae? Mian, aku mengganggu kalian ya?" Ucapnya gugup dengan senyum garingnya.
Semua orang berhenti memperhatikannya, lalu ia berjalan ke arahku.
"Ya! Jimin-ah, kenapa kau tidak membantuku huh"
"Aiisshh...kau selalu membuatku malu seperti tadi, seharusnya kau tidak teriak seperti itu"
"Ehehe mianhae"
"Kau pesan minum saja sana"
"Kau traktir?"
"Sshireo! Uangmu kan banyak huh! Seharusnya kau yang mentraktirku, eoh"
"Ehehe okay, kau belum bayar kan? Biar aku yang traktir"
"Hmm"
Ia pun memesan coffee ke counter, setelah membawa secangkir hot coffee ia duduk kembali di kursinya.
"Jadi..apa yang ingin kau katakan?"
Ia menyesap coffee nya "ah itu...soal kemarin, kau bicara apa saja padanya? Kau tau? Ia menangis, bahkan ia hampir saja ingin meninggalkanku dan menyendiri"
Aku terdiam..sekejam itukah ucapanku? Aiigoo kejam sekali aku ini.
"Aku....aku hanya berusaha agar ia membenciku tae, kau tau kan? Supaya ia tidak mencintaiku lagi dan merasakan sakit, aku memutuskan untuk membuatnya benci padaku"
"Tapi itu bukan membuatnya membencimu, itu justru malah membuatnya tersakiti jim" taehyung terdiam mengatur nafasnya.
"Jim, dia tidak akan pernah bisa membencimu. Dia sangat mencintaimu jim, kumohon kembalilah padanya. Aku sangat sayang dengannya, jebal" ucap taehyung.
Ooh...ini sangat sulit, aku juga ingin kembali padanya. Sangat. Tapi ini tidak semudah membalikan telapak tangan.
"Tae...aku sedang berusaha untuk kembali padanya, aku sedang menyelesaikan masalahnya. Jadi untuk sementara kubiarkan dia membenciku"
"Tapi bagaimana jika masalahmu sudah selesai dan dia benar-benar membencimu? Kau pasti akan sangat hancur jim"
Aku tersenyum "aku percaya padamu tae, kau bisa menjaga youngie. Aku tidak akan hancur jika youngie bahagia denganmu" ucapku sambil menepuk bahu taehyung.
"Kau yakin? Bagaimana jika aku sudah punya yeojachingu?"
"Ya! Kau tidak boleh memilikinya dulu, kau fokuslah pada youngie. Oh iya, jaga terus dia"
"Hmm arasseo, aku akan melakukannya untukmu jim. Kau adalah sahabatku, aku akan melakukan yang terbaik untukmu"
"Gomawoo" aku tersenyum padanya laku menyesap minumanku lagi.
Aku tau kau pasti akan hancur jika youngie bersamaku, aku tidak akan melakukan itu jim. Aku tidak akan membuat youngie jatuh cinta padaku. Aku tau kau bisa menyelesaikan masalahmu, kau pria kuat. Kau pasti akan kembali padanya dan kita akan bahagia bersama lagi seperti dulu:)) -ktaehyung
Tbc.
Mianhae lama up): aku udh kelas 9 soalnya, sebentar lagi UNBK, jadi mianhaeee.
Baca terus ya, ajak temen kalian jg baca cerita ini, jgn lupa klik bintangnya. Gomawo~
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD JIMIN FF •complete•
FanfictionHidupku menjadi seperti ini, seperti tinggal didalam dunia yang dipenuhi oleh masa lalu yang kelam. Masa lalu yang selalu menghantui hati dan pikiranku, bahkan aku sampai berfikir untuk tidak mau melanjutkan hidup ini. Dia, jimin. Pria yang ku kenal...