Thirteen

5.7K 311 3
                                    


Follow your heart but take your brain with you.
Don't be stupid.

--------

Ting tong

Suara bel rumah berbunyi tanda ada tamu.

Aku pun keluar dan membukakan pintu. Ketika aku membuka pintu, aku melihat Gilang dengan pakaian santai.

Tadi Gilang mengajakku ke pasar malam yang berada di depan komplek.

"Lo udah siap?" Tanyanya.

"Udah yuk, langsung aja" ucapku.

"Pamit dulu lah" ucapnya langsung ngeloyor masuk ke dalam.

"Eh ada bang Ze, bang izin bawa ade nya ya" ucap Gilang.

"Bawa aja, jangan di pulangin juga gak apa apa" ucap kak Ze masih fokus menonton televisi.

"Siap bang, ayo" ucapnya sambil menarik lenganku.

"Kebiasaan banget sih suka narik narik" dumelku.

"Gak usah ngedumel gitu" ucap Gilanh sambil melepaskan tarikannya.

Kami pun berjalan beriringan menuju pasar malam.

Suasana pasar malam lumayan ramai oleh pengunjung.

"Eh Gila, beli bakso bakar dulu ya" ucapku ketika sampai di depan pasar malam.

"Nama gue Gilang" dengusnya.

"Sama aja, ayo ih ke sana dulu" ucapku sambil menarik lengannya menuju pedagang bakso bakar.

Setelah sampai aku pun tersadar bahwa lenganku mengapit lengan Gilang, otomatis aku pun langsung melepaskannya.

"Yah kenapa di lepas?" Ucap Gilang.

"Tadi gue reflek gak sengaja" ucapku.

"Sengaja juga gak apa apa" ucapnya sambil tersenyum lebar.

"Bang bakso bakarnya 5 tusuk ya" ucapku pada si penjual.

"Bang saya juga 5 ya" ucap Gilang mengikuti.

Aku pun duduk di tempat yang sudah disediakan sambil menunggu bakso bakarnya jadi.

"Ca, tadi Sandra chat gue" ucap Gilang tiba tiba.

"Chat?" Tanyaku sambil mengerutkan dahiku.

"Iya, dia minta maaf dan katanya masa dia mau nyoba sayang sama gue. Nah gue harus gimana dong? Gagal move on deh gue kalo gini"

Hatiku rasanya mencelos mendengarnya, entahlah ada perasaan tak suka di hatiku.

"Ya terus lo maunya gimana?" Tanyaku.

"Gue gak tau" ucap Gilang sambil memandang kosong ke depan.

"Mbak, mas ini baksonya jadi 20.000" ucap penjual bakso bakar.

"Eh iya bang ini uang-"

"Gak usah, ini aja bang" ucap Gilang sambil menyodorkan uang berwarna hijau.

"Jalan jalan yuk" ucapku mencairkan suasana.

"Yuk"

Kami pun berkeliling pasar malam sambil makan bakso bakar. Kadang kami tertawa dan bercanda ria. Mencoba melupakan hal tadi dengan tertawa.

Namun tiba tiba ketika kami sedang berjalan jalan, aku dikejutkan dengan seorang laki laki di hadapanku dan menarik lenganku secara paksa.

"Lepasin!" Ucapku mencoba melepaskan lenganku.

"Ca, gue mohon kasih gue kesempatan sekali lagi" ucapnya memohon.

"Gak, gue gak mau Fero!"

Ya, dia adalah Fero. Mantanku.

"Lagian lo belum punya pacar kan? Ayolah Ca" ucapnya.

"Gue pacarnya Ica" ucap seseorang di belakangku.

Aku pun menoleh dan mendapati Gilang di belakangku.

"Lepasin dia, jangan paksa dia" lanjut Gilang.

"Oh jadi lo pacar barunya?" Tanya Fero.

"Iya kenapa?"

"Bohong, gue gak percaya"

"Yaudah terserah gue gak butuh kepercayaan lo, ayo Ca kita pulang" ucap Gilang sambil menggenggam lenganku.

Aku hanya mengangguk polos karena berusaha menetralkan jantungku.

Aku rasa Fero tak akan mengganggu ku lagi.

***

.
Jangan lupa vote & comment

Salam author🐼

Double-You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang