Twenty

5.7K 302 5
                                    


Kadang lebih baik diam daripada menceritakan masalah kamu, karena kamu tau sebagian orang hanya penasaran, bukan karena mereka peduli.

---------


Koridor nampak masih sepi karena ini kepagian menurutku. Hanya ada aku dan Gilang yang sedang berjalan menuju kelas.

"Gara gara lo nih kepagian tau" gerutuku.

"Lebih baik kepagian kan daripada kesiangan" ucapnya santai.

"Tapi kan gak gini juga Gila! Ini masih jam 6 pagi" ucapku.

"Kan ada pr mbak, jadinya kita bisa ngerjain dulu. Gue yakin deh pasti lo gak ngerjain pr matematika kan?" Ucap Gilang.

Aku melongo kaget dan langsung berlari menuju kelas. Sesampainya di kelas aku langsung membuka buku matematika ku.

Benar saja apa yang diucapkan Gilang, aku belum mengerjakannya.

Aku pun mulai mengerjakannya dan tiba tiba sudah ada Gilang di sampingku ikut mengerjakan juga.

Menurutku soalnya tak terlalu rumit karena di smp pernah belajar. Aku pun menyelesaikan dengan cepat dan Gilang hanya melihat hasil kerjaku.

"Ah selesai" ucapku sambil meregangkan otot ototku.

"Akhirnya" ucap Gilang.

"Lo mah enak cuma nyontek" dengusku.

"Kan itu gunanya teman" ucapnya santai.

Aku pun hanya menggerutu dan mengeluarkan berbagai sumpah serapah untuknya.

Tak terasa satu persatu orang orang mulai berdatangan hingga akhirnya bel pun berbunyi.

Kriiiingggg krriiiingg kriiingggg

"Eh Lia, lo duduk bareng Ricky ya gue mau duduk sama Ica" ucap Gilang tiba tiba pada Lia.

Lia pun hanya mengangguk dan mengambil tasnya menuju meja Ricky.

"Ngapain lo?" Tanyaku.

"Mau deketin Zerina hehe" ucapnya sambil terkekeh.

Zerina? Batinku.

"Zerina?" Tanyaku.

"Enggak ih becanda doang, serius amat" ucapnya.

Aku pun hanya mendengus dan tak lama Pak Agus (guru bahasa Indonesia) pun datang membawa seorang siswi yang ku yakini anak baru.

"Assalamualaikum" ucap pak Agus.

"Waalaikumsalam" ucap kami serempak.

"Anak anak ini teman baru kalian, Yerin silahkan perkenalkan dirimu" ucap pak Agus.

"Perkenalkan nama saya Yerin, saya dari Padang" ucap seorang perempuan yang bernama Yerin.

"Baiklah Yerin karena kelas ini genap 40 jadi kamu duduk sendiri di belakang" ucap pak Agus.

perempuan itu pun mengangguk dan berjalan menuju meja paling belakang, tepatnya belakangku.

"Hay Yerin, kenalin gue Alyssa" ucapku ramah.

"Eh hay Alyssa" ucap Yerin.

"Gue Gilang Rin" ucap Gilang tiba tiba.

"Sok akrab lo" cibirku.

"Gilang, Alyssa, nanti saja perkenalannya. Sekarang buka LKS kalian halaman 46 dan kerjakan. Saya ada urusan jadi tidak bisa masuk lebih lama" ucap pak Agus.

"Gilang, nanti tolong kumpulkan tugasnya ya" lanjut pak Agus.

"Siap pak!!" Ucap Gilang sambil hormat.

"Yeayyy free class!!!!" Ucap beberapa siswa di kelas.

"Lang ayo ngerjain" ucapku.

"Yerin, kenalin gue Gilang sang ketua kelas" ucapnya menghiraukan ucapanku.

"Yerin juga tau kali kan tadi pak Agus udah panggil lo" ucapku sambil memutar bola mataku malas.

"Berisik Ca" ucap Gilang.

"Oke oke, awas lo nyontek" ucapku.

"Gue nyalin aja deh kalo gitu" ucap Gilang.

"Sama aja bego, dasar GILA!" ucapku sambil menekankan kata gila padanya.

"Kalian pacaran ya?" Tanya Yerin tiba tiba.

"Pacaran? Sama dia? Amit amit cabang bayi" ucapku sambil mengetuk ngetukan meja.

Padahal ngarep batinku.

"Lo kira gue mau pacaran sama lo? Ogah" ucap Gilang.

Aku pun hanya mendengus malas dan mulai mengerjakan tugas yang diberikan pak Agus tadi.

Setelah beberapa lama akhirnya aku selesai mengerjakan.

"Ah akhirnya" ucapku sambil meregangkan otot otot ku.

Aku pun menoleh ke samping dan tidak mendapati Gilang disana.

Mataku pun menyusuri ruang kelas ini dan mendapati Gilang berada di mejanya Yerin tepatnya dibelakangku bersama Zerina dan yang pasti Yerin.

Aku hanya melihat miris keadaan itu. Mereka terlihat sangat senang apalagi Gilang.

Aku pun menghampiri mereka dan bergabung dengan mereka.

"Hay double Rin hehe" ucapku pada Zerina dan Yerin.

"Eh hay Sa" ucap mereka serempak.

"Jadi, cuma gue yang gak disapa?" Tanya Gilang.

"Kaya ada yang ngomong deh, kalian denger gak?" Ucapku menghiraukan Gilang.

"Ica jahat" ucap Gilang sambil mengerucutkan bibirnya.

"Jelek Gila" ucapku pada Gilang.

"Berarti kalau senyum ganteng kan?" Tanya Gilang sambil menurun naikkan alisnya.

Aku pun mendengus malas dan memasang ekspresi seolah olah hendak muntah.

"Kalian itu lucu, kenapa gak pacaran sih?" Tanya Yerin tiba tiba yang membuatku salting setengah mati.

Maunya juga gitu Rin batinku.

"Ish males gila" ucapku.

"Lagian gue juga ogah ye, gue kan udah punya pa-"

Gilang tidak meneruskan ucapannya dan malah membekap mulutnya sendiri.

Kami semua pun mengerutkan dahi tak mengerti.

"Maksudnya kan gue udah punya gebetan hehe" lanjut Gilang.

"Kaya ada aja yang mau sama lo" cibirku.

"Jelas lah kan ganteng" ucap Gilang sambil menyisir jambulnya dengan jari.

"Dasar narsis" ucapku.

Berasa munafik gue batinku.

Kami pun berbicara ngalor ngidul selama free class dan ku lihat Zerina nampak diam saja sejak Gilang bilang dia mempunyai 'itu'.

Aku juga sebenarnya penasaran dengan orang yang dimaksud Gilang, tapi aku lebih penasaran lagi dengan tingkahnya tadi yang seperti orang hendak keceplosan.

***

Hay guys maafin author kalo gak jelas ceritanya.

Jangan lupa vote & comment

Salam author🐼

Double-You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang