Thirty

5.5K 275 0
                                    


Pain is just a consequence of love. No one want to get pain, all people want to be happy although that happiness can hurt someone.

-------

Tak masuk sekolah satu hari saja sudah membuatku pusing karena banyak sekali tugas yang harus aku kerjakan.

Aku pun harus meminjam banyak buku Zerina dan menyalinnya di bukuku.


Aku memang sengaja berangkat lebih pagi bersama kak Ze, hanya supaya tak berpapasan dengan Gilang, ya walaupun pasti akan bertemu karena kami sekelas.

Aku hanya butuh waktu untuk melupakan atau tepatnya menyingkirkan perasaanku padanya. Aku belum cerita ke siapa siapa tentang hal itu, bahkan aku tak memberitahu pada ketiga sahabatku.

Sejak pengakuan Tiara, aku tak pernah main dengan mereka lagi. Ya mungkin hanya Kayla karena kelas kami bersebelahan. Dan itu pun jika Kayla sedang tidak bersama Sandi.

Ting!

Suara bunyi notification dari ponselku membuyarkan lamunanku dan aku pun melirik ponselku. Ternyata dari kak Naufal.

NaufalZW: Pulang sekolah gue jemput.

Sontak dahiku pun bergelombang membaca chat dari dia.

AlyssaNazila: Mau ngapain?

NaufalZW: Nanti juga tau, pokonya nanti gue jemput di depan gerbang sekolah. Gue gak terima penolakan dan ini perintah.

Aku pun hanya mendengus malas membaca chat tersebut. Tanpa sadar aku pun hanya menganggukan kepalaku seolah olah dia melihatku.

Aku kembali memusatkan pandanganku ke buku catatan Zerina dan mulai menulis kembali.

Ketika sedang serius menulis tiba tiba ada yang menepuk pundak ku dan aku pun terkejut. Ralat, sangat terkejut sampai tulisanku melenceng kemana mana.

"Astaga, siapa sih?" Gerutuku sambil menoleh ke arah si empu.

"Ca, gue perlu ngomong sama lo" ucap orang itu.

"Ini lo lagi ngomong" ucapku sekenanya.

"Gue mau ngejelasin semuanya ke lo soal yang waktu itu" ucapnya.

"Yang di depan toilet udah cukup kok Gilang" ucapku tersenyum sinis.

"Deng-"

"Aduh Gilang, gue lagi malas berdebat dan gak mau ngomong sama lo. Mending lo pergi dari tempat gue" ucapku cepat.

"Tap-"

"Lo yang pergi atau gue yang pergi?"

"Fine!" Ucapnya mengalah.

Ku lihat punggung tegapnya pergi keluar kelas dan semakin menjauh.

***

Bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, dan aku pun membereskan buku ku dan menggendong ranselku.

Aku pun pergi menuju depan gerbang untuk menemui kak Naufal. Dan ketika sampai di depan gerbang, ku lihat sudah ada kak Naufal yang bertengger di atas motor sportnya. Tanpa aba aba aku pun menghampirinya.

"Hay Ca" sapa kak Naufal dengan senyuman khasnya.

"Hay kak"

"Langsung aja yuk" ucap kak Naufal.

"Mau kemana sih?" Tanyaku keheranan.

Double-You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang