Jangan sering cerita ke teman, karena teman juga mempunyai teman.-------
Krrrriiingg kringggg kringgggBel pulang sudah berbunyi aku pun merapihkan buku ku.
"Ca, maaf ya gak bisa pulang bareng, soalnya gue mau bareng Zerina" ucap Gilang.
"Terus gue naik apa?" Tanyaku.
"Angkot" ucapnya santai.
"Oh jadi gebetan yang lo maksud Zerina?" Tanyaku.
"Bukan, eh iya iya" ucapnya salah tingkah.
"Balik lo sono" ucapku ketus.
"Jangan marah dong Ca" ucapnya.
"Udah sana lanjutin aja pendekatan nya" ucapku sambil menekankan kata pendekatan.
Aku pun langsung pergi meninggalkan dia. Rasanya sesak di dada ku seakan akan ingin menyeruak keluar.
Aku pun berjalan menuju tempat yang biasa angkot lewat.
Tak lama ada sebuah mobil berwarna silver berhenti di hadapanku dan membuka kacanya. Aku terkejut mendapati kak Naufal didalamnya.
"Ca, mau pulang?" Tanyanya.
Aku pun hanya mengangguk.
"Ayo naik, bareng aja" ucap kak Naufal.
"Enggak deh kak makasih, nunggu angkot aja" ucapku.
"Udah gak apa apa ayo naik sekalian mau ke rumah lo nyamperin Zero" ucapnya.
Aku pun mengangguk dan menaiki mobilnya.
"Kenal Wisnu gak Ca?" Tanya kak Naufal.
"Wisnu?" Tanyaku.
"Iya, adik gue sekolah di situ juga" ucapnya.
"Gak kenal kak" ucapku.
"Oh, kirain kenal" ucapnya.
Aku pun hanya mengangguk dan diam. Selama perjalanan dia tak berbicara lagi dan fokus menyetir.
Tak lama kami pun sampai di rumahku. Kami pun langsung masuk saja.
"Assalamualaikum" ucap kami serempak.
"Waalaikumsalam" ucap kak Ze.
"Kak, aku ke atas ya" ucapku dan kak Ze hanya mengangguk.
Aku tak tahu lagi apa yang mereka bicarakan atau lakukan dibawah karena aku langsung naik ke atas menuju kamarku.
Aku pun mengganti pakaianku dan merebahkan diri di kasur. Yang ada dipikiranku terus menerus saja melayang. Sikapnya aneh sekali hari ini.
Aku pun beranjak dari kasur dan berjalan menuju balkon.
Sepi banget batinku.
Aku terdiam termenung rasanya ingin menanyakan semuanya.
Ceklek...
Aku pun menoleh karena mendengar suara pintu terbuka dan aku mendapati kak Naufal di belakangku.
"Kata Zero, lo disuruh makan" ucapnya.
Aku pun hanya mengangguk dan berjalan dibelakangnya.
Di ruang makan sudah ada kak Ze sama mama yang baru aku lihat hari ini.
"Abis darimana mah?" Tanyaku sambil duduk di samping kak Naufal.
"Belanja" ucap mama sambil tersenyum.
"Beli snack gak?" Tanyaku.
"Beli kok itu ada di kulkas" ucap mama.
Aku pun hanya tersenyum senang lalu menyendokkan makanan ke piringku.
Sesekali kak Ze, kak Naufal dan mama mengobrol dan aku hanya diam. Aku sedang tidak mood untuk berbicara banyak.
Setelah merasa kenyang aku pun pamit untuk menonton televisi sambil memakan snack yang dibelikan mama tadi.
"De, mau ikut gak?" Tanya kak Ze.
"Kemana?" Tanyaku.
"Ke hatimuuu" celetuk kak Naufal tiba tiba sambil terkekeh.
Aku pun hanya mendengus kesal lalu balik menatap kak Ze.
"Nonton" ucap kak Ze.
"Emang ada film bagus?" Tanyaku.
"Coba cari aja" ucap kak Ze.
"Bayarin ya?" Ucapku berbinar.
"Tuh si Naufal masih tebel" canda kak Ze.
Yang di sebut namanya pun hanya menggerutu.
"Sip deh, aku ganti baju dulu ya" ucapku sambil berlari menuju kamar.
"Ica, jangan lari" teriak kak Ze.
Aku pun tidak mendengarkan teriakan kak Ze dan terus berlari.
Setelah berganti baju kami pun berangkat memakai mobil kak Naufal.
Sesampainya di mall kami menuju bioskop dan memesan tiket. Aku hanya disuruh menunggu, kak Ze membeli popcorn dan minum sedangkan kak Naufal membeli tiket.
"Si Naufal mana?" Tanya kak Ze dengan membawa 1 kantong popcorn ukuran besar dengan minumannya.
"Tuh" ucapku sambil menunjuk menggunakan dagu ke arah kak Naufal.
Kak Ze pun hanya ber-oh ria dan duduk disampingku.
Tak lama kak Naufal pun datang dengan 3 tiket di tangannya.
Aku pun mengambil tiketnya dan melihat film apa yang akan kami tonton.
Aku yakin tak salah membaca judul filmnya. Ini film hororr. Dan aku tak pernah suka film hororr.
Mama mau pulang batinku.
Aku selalu parno jika melihat apapun yang berbau hororr dan sangat susah menghilangkan rasa parnoku.
Aku yakin wajahku sudah pucat pasi sekarang ini.
"Ayo, udah mau mulai filmnya" ucap kak Naufal.
"Ayo de" ucap kak Ze.
Kak Ze tidak tahu jika aku takut film hororr karena kami jarang sekali menonton film hororr.
Aku harus menyembunyikan rasa takutku karena tidak ingin merusak suasana. Kan sayang kalo gak jadi nonton. Apalagi dibayarin orang.
Aku pun hanya mengangguk dan berjalan pelan di belakang kak Ze.
Kami sudah menemukan kursi yang akan kami duduki dan sialnya aku dapat tempat di paling kiri. Jadi yang di tengah kak Ze.
Lampu pun mulai di matikan.
Soundtrack menggema pun sudah mulai terdengar. Aku pun menahan nafasku berkali kali ketika menonton.
Aku selalu memejamkan mataku selama menonton dan tiba tiba ada sebuah tangan yang menggenggam lengan kiriku.
Aku menoleh ke arah kiri dan mendapati Gilang tengah tersenyum. Aku yakin aku tak salah lihat. Aku pun merogoh ponselku dan menyalakannya menuju orang itu.
Dan benar saja ternyata itu Gilang. Aku pun mengerutkan dahiku dan melihat ke arah samping Gilang ada seorang perempuan namun aku tak dapat melihat jelas wajahnya.
Karena tak mungkin Gilang kesini sendirian.
Aku terus memikirkannya sampai tak sadar tangan kami bergenggaman sepanjang film.
***
Hay gimana? Author lagi bad mood banget buat ngetik jadi maaf kalo gak seru ya
Jangan lupa vote & comment
Salam author🐼
KAMU SEDANG MEMBACA
Double-You [COMPLETED]
Novela JuvenilP H P 1. Tidak kenal 2. Kenal 3. Teman 4. Sahabat 5. Baper 6. Fall in love 7. Secretadmirerr 8. Ketauan 9. Menjauh 10. Pura pura tidak kenal. Karena pada dasarnya kurang afdol jika jatuh cinta tanpa sakit hati.