Eighteen

5.7K 302 3
                                    


Karena sikap itu bisa merubah perasaan seseorang.

-------


"Jadi, lo cuma di manfaatin sama Sandra?" Tanyaku.

Yang di tanya hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Mampus, makan tuh cinta. Makanya kalo lagi seneng jangan lupain temen, pas susah kan datengnya ke temen juga" ucapku.

"Maaf deh Ca, abisnya gue kira dia gak ada niat busuk gitu. Ternyata cover nya doang bagus. Kan mendingan lo walaupun cover nya-"

"Apa hah? Mau bilang apa lagi lo? Dasar" ucapku.

"Haha baper amat mbak" ucapnya sambil tertawa.

Gue rela deh kalo dengan bully gue lo bisa seneng batinku.

"Sialan" gerutuku.

"Ca, dufan yuk?" Ucap Gilang.

"Ngapain?" Tanyaku.

"Mancing" ucapnya datar.

"Mancing? Ih ayo ayo" ucapku semangat.

"Kok jadi bego sih Ca?"

"Kok lo ngatain sih?"

"Ica yang cantik tapi bego, di dufan mana ada tempat MANCING"

"Oh iya ya, berarti lo lah yang bego udah tau gak ada malah bilang gitu" ucapku.

"Ya lagian lo pake nanya udah tau tempat main malah nanya segala" ucapnya.

"Tau ah" ucapku.

"Nanti gue jemput ya, sekarang kita pulang" ucapnya sambil beranjak dan mengulurkan lengannya.

"Tapi temen gue?" Tanyaku sambil mengambil lengan Gilang yang sudah terulur.

"Di chat aja, bilang lo balik bareng gue" ucapnya.

Aku pun hanya mengangguk dan merogoh ponselku di saku lalu mengetikkan sesuatu ke Kayla dan Fida.

Setelah selesai memberitahu kepada Kayla dan Fida aku pun berjalan beriringan dengan Gilang. Tak jarang Gilang membuat lelucon yang membuat kami berdua tertawa.

***

Sampai di rumah aku pun bertemu dengan Kayla dan Fida yang sedang menonton televisi bersama kak Ze dan mama.

"Hay ma, kak Ze, Kay, Fid" ucapku.

"Hay Ca, gimana? Lancar" ucap Fida sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Lancar apanya?" Tanyaku.

"Itu tetangga" ucap Kayla.

"Biasa aja" ucapku.

"Ma, aku mau pergi ke dufan ya bareng Gilang" lanjutku kepada mama.

"Jangan ma, paling dia mau pacaran tuh" ucap kak Ze.

"Bang Ze kalo iri bilang aja, Fida biaa kok nemenin bang Ze jalan" ucap Fida sambil menggerlingkan matanya.

"Gak" ucap kak Ze datar.

"Ze, gak boleh gitu. Maafin Ze ya Fid" ucap mama.

"Gak apa apa kok tan, Fida mah udah kebal" ucapnya menyengir lebar.

"Yaudah Ca kalo gitu kita pulang aja ya" ucap Kayla.

"Duh maaf ya" ucapku merasa bersalah.

"Santai kali kaya ke siapa aja" ucap Kayla.

"Tau Ca, woles aja" ucap Fida.

"Yaudah tan, bang, Ca kita balik ya" ucap Kayla.

"Bang gue balik ya, jangan nge-date lagi. Kalo mau sama gue aja" ucap Fida.

"Makasih ya, hati hati" ucapku.

Dan mereka hanya mengangguk dan berjalan menuju luar.

"Ma, aku mau siap siap dulu ya" ucapku.

"Jangan pulang malam malam ya" ucap mama.

"Siap komandan" ucapku.

Aku pun pergi menuju kamarku dan bersiap siap. Hari ini aku hanya memakai celana jeans yang di padukan dengan kaos dan memakai sepatu kets, tak lupa slingbag aku sampirkan.

Drrrrtttt drrrttt drrrttt

Gilang's calling.....

Aku pun mengambil ponselku dan menggeser ikon hijau di layar.

"Hallo, dengan Alyssa disini. Ada yang bisa di bantu?" Ucapku menjahilinya.

"Saya ingin pesan burger mbak" ucap Gilang di seberang sana.

"Oh maaf mas, tokonya sedang tutup karena saya mau pergi dengan laki laki gila" ucapku sambil terkekeh.

"Pasti laki laki itu sangat tampan" ucapnya.

"Narsis deh, ayo cepet ih gue udah siap nih" ucapku malas.

"Udah siap ngapain mbak?"

"Mancing" jawabku asal.

"Oke deh diriku otw mbak" ucapnya dan langsung mematikan sambungannya.

'Klik'

Aku pun menggerutu kesal dan turun ke bawah. Aku pun langsung pamit ke mama dan bang Ze.

"Ma, aku berangkat ya" ucapku.

"Gilangnya mana?" Tanya mama.

"Di luar" ucapku.

"Yaudah hati hati ya"

Aku pun hanya mengangguk.

"Ca nitip nasi goreng depan komplek ya" ucap kak Ze.

"Duitnya?" Ucapku.

"Yaelah itungan amat" gerutunya.

"Iya iya pake duit Ica, Assalamualaikum" ucapku sambil berjalan menuju luar.

Dan ternyata Gilang sudah berada di depan gerbang masih menaiki motornya. Aku pun menghampirinya. Dan dia memberiku helm.

"Ini pake, ayo naik" ucapnya.

Aku pun mengangguk dan memakai helmnya lalu menaiki motornya.

"Pelan pelan aja" ucapku.

"Pegangan, gue gak tang-"

"Gak tanggung jawab kalo gue jatoh" cibirku meneruskan omongannya sambil berpegangan ke pinggangnya.

"Pinter" ucapnya dan lalu melajukan motornya, ya dengan kecepatan luar biasa menurutku dan biasa menurut dia.

***

Semoga suka.

Jangan lupa vote & comment

Salam author🐼

Double-You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang