Twenty Eight

5.4K 289 2
                                    


Aku gak bisa jadi hujan yang mampu kembali meski jatuh berkali kali, aku gak sekuat itu.

------

Vanyadelia add you as friend.

Aku pun mengerutkan dahiku dan membuka profilnya. Disana terpampang foto candid seorang perempuan dan laki laki yang sedang berada di sebuah pantai.

Aku pun meng-add back profil tersebut berharap itu Vanya yang menolongku saat itu.

Tak lama setelah itu ada notif dari dia.

Ting!

Vanyadelia: Hay Alyssa, hangout yuk bosen nih. Sekalian gue mau kenalin pacar gue sama lo.

Ternyata itu adalah Vanya yang kutemui dulu. Aku pun langsung mengetikkan balasan untuknya.

AlyssaNazila: Wah boleh tuh, ayo deh gue juga mau kenalin 'temen' gue.

Vanyadelia: Yakin temen doang? Haha. Malam ini jam 7 yuk di kafe Jasmine.


AlyssaNazila: Oke deh, see you ya.


Vanyadelia: See you too.


Aku hanya membaca chat nya dan mencari kontak Gilang, berharap dia bisa malam ini.


AlyssaNazila: PING!!!
AlyssaNazila: PING!!!
AlyssaNazila: PING!!!

GilangWardhana: Oit?

AlyssaNazila: malem ini ketemu cewek yang nolongin gue yuk?

GilangWardhana: malem ini?

AlyssaNazila: iya jam 7.

GilangWardhana: Wah gak bisa adek udah di booking.

AlyssaNazila: Yah, yaudah deh tante cari berondong yang lain aja :(

GilangWardhana: Jijik Ca.

AlyssaNazila: kan lo yang mulai-_-

GilangWardhana: Eh emang iya?

AlyssaNazila: Bodo deh, terus gimana? Lo gak bisa nih?

GilangWardhana: Iya gak bisa nih tan :(

AlyssaNazila: Padahal cantik loh Lang, yaudah deh.

GilangWardhana: Next time deh ya.

Aku pun menggerutu sebal pada Gilang. Sedih banget masa jadi obat nyamuk.

Okelah ya ini tantangan supaya terbiasa. Aku melirik jam yang melingkar di lenganku, sudah pukul 17:46 sebentar lagi magrib dan kak Ze pasti bentar lagi pulang, aku bawa kak Ze aja lah.

Tak lama suara klakson mobil pun terdengar.

Tin! Tin!

Lantas aku pun keluar dan mendapatkan kak Ze keluar dari mobil tersebut.

"Eh kakak ku sayang" ucapku tersenyum.

"Pasti ada maunya nih" ucap kak Ze memutar bola matanya jengah.

"Hehe nanti anterin aku yuk kak" ucapku.

"Kemana?" Tanya kak Ze.

"Ke hatimu" ucapku sambil mengedipkan mataku sebelah.

Kak Ze pun mendengus kesal dan aku tertawa melihat hal tersebut.

"Haha, ke kafe Jasmine kak" lanjutku.

"Ngapain?" Tanya kak Ze sambil berjalan masuk.

"Ketemu temen" ucapku singkat.

"Cewek atau cowok?"

"Cewek, tapi dia bawa pacarnya makanya aku minta kakak temenin hehe" ucapku sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Emang Gilang gak bisa?" Bukannya memberikan jawaban alih alih kak Ze malah bertanya soal Gilang.

Aku pun hanya menggelengkan kepalaku.

"Yaudah deh jam berapa?" Tanya kak Ze.

"Jam 7"

"Kakak mandi dulu deh nanti kita ketemu di ruang tamu jam setengah 7 ya" ucap kak Ze.

Aku pun hanya mengangkat kedua jempolku dan berlari menuju kamar untuk menunaikan sholat terlebih dahulu setelah itu bersiap siap.

"ICA, JANGAN LARI LARI" teriak kak Ze.

Aku pun mengacuhkan teriakan kak Ze dan melanjutkan perjalanan menuju kamar tercinta.

***

"Temen lo udah dateng belum" tanya kak Ze ketika sampai de parkiran kafe Jasmine.

Aku pun mengecek ponselku dan ada notification dari Vanya, bahwa dia sudah berada di meja 07.

"Udah, meja 07 katanya" ucapku.

Kak Ze pun hanya mengangguk dan kami berjalan beriringan mencari meja 07. Orang orang yang berada di sekitar sana melihat kami, tepatnya kak Ze karena dia memang mempunyai pesona yang sangat luar biasa.

"De, itu meja 07" ucap kak Ze sambil menunjuk sebuah meja untuk 4 orang.

Disana sudah ada sepasang kekasih dan ku yakini itu adalah Vanya dan pacarnya. Aku tak bisa melihat jelas wajah kekasihnya karena pria itu membelakangi kami.

"Hay, sorry nunggu lama ya" ucapku ketika bertemu Vanya.

"Oh iya kenalin ini kak Ze, kakak gue" ucapku.

"Gak jadi bawa temen Sa?" Tanya Vanya.

"Enggak" ucapku tersenyum tipis.

"Oh iya ini Wisnu, pacar gue" ucap Vanya.

Pria itu pun beranjak dan berbalik menghadap kami.

Pria itu? Aku tak salah lihat kan?

Ini benar benar dia. Aku sangat terkejut dan kak Ze pun sama seperti ku, sangat terkejut.

Aku masih diam di tempat melihat sosok pria itu.

"Hallo, kalian kenapa sih? Kok pada diem" ucap Vanya membuyarkan lamunanku.

"Nu, kamu kok juga diem sih?" Tanya Vanya pada pria itu.

***

Hayo siapa pacarnya Vanya?

Maaf untuk berbagai macam typo.

Jangan lupa vote & comment.

Salam author🐼

Double-You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang