Sixteen

5.5K 296 1
                                    


My best friend is the best medicine in this world. The ingredients are simple. It's just caring and sharing.

-------

Ting tong

Aku mendengar bel rumah berbunyi.

Pasti mereka gumamku seraya berjalan menuju pintu utama.

Ketika pintu sudah terbuka terlihat lah dua orang perempuan dengan piyama mereka masing masing dan sebuah paper bag di lengan mereka masing masing.

"Eh apaan tuh?" Ucapku sambil menunjuk paper bag.

"Baju buat jogging besok" ucap Kayla santai.

"Jogging?" Aku pun mengerutkan dahiku.

"Jadi tadi gue udah chat personal sama Fida buat bawa kaos sama training buat jogging besok" jelas Kayla.

Aku pun hanya ber-oh ria dan mempersilahkan mereka masuk.

"Ca, kak Ze mana?" Ucap Fida.


"Nge-date" ucapku santai.

"Sama siapa? Kok bisa? Gue doain gak jadian, amin" ucap Fida heboh.

Memang sedari dulu Fida menyukai kak Ze, bahkan tak jarang dia mengumbar rasa sukanya pada kak Ze.

Tapi respon kak Ze hanya cuek bebek namun Fida tak pernah menyerah.

"Dasar haha" ucap Kayla.

"Eh ke supermarket yuk" ucapku.

"Wah boleh tuh kebetulan gue laper" ucap Fida.

"Sip deh, ayo taro barang barang kalian dulu ke kamar" ucapku.

mereka pun mengangguk dan kami pergi menuju kamarku. Dan setelahnya keluar pergi ke supermarket.

Karena jarak dari supermarket lumayan dekat jadi kami memutuskan untuk berjalan. Sekalian menikmati angin malam.


Sesampainya di supermarket aku pun mengambil buah buahan, Kayla mengambil cemilan dan Fida mengambil minuman.

Ketika hendak mengambil sebuah apel, ada sebuah tangan agak besar yang sepertinya hendak mengambil juga dan otomatis tanganku pun di pegang olehnya.

Aku pun menoleh kepada si pemilik lengan tersebut dan mendapati Gilang sedang terkejut juga.

"Awas lo, gue mau ngambil ini" ucapku ketus.

Dia pun melepaskan lengannya dan mengambil apel yang lain.

Tumben diem batinku.

Dia berjalan pergi menuju kasir dan setelah membayar ia menaiki motornya dan melajukannya.

"Woy Ca, udah dapet apa aja?" Ucap Fida mengagetkan.

"Eh ini" ucapku ragu.

"Lo kenapa sih?" Tanya Fida.

"Enggak ko, ayo ke kasir" ucapku.

"Samperin Kayla yuk" ucap Fida.

Aku pun hanya mengangguk dan berjalan mengikuti Fida. Dan aku melihat keranjang Kayla sangat penuh oleh cemilan.

"Sebanyak ini Kay?" Tanyaku.

"Tenang, ini gue yang bayar kok" ucapnya santai.

"Yaudah udah yuk ke kasir" ajak Fida.

Kami pum berjalan menuju kasir dan untungnya tidak mengantri. Selesai membayar kami pun pergi ke luar dan pulang.

Sesampainya di rumah kami langsung menuju kamar ku. Kayla dan Fida memakan cemilannya dan aku berjalan menuju balkon.

Menatap balkon rumah seberang. Kamar Gilang.

Ada apa dengannya?

Pertanyaan itu terus berputar di otakku. Tidak biasanya dia seperti tadi.

"Ca" panggil seseorang sambil menepuk bahuku pelan.

Aku menoleh dan mendapati Kayla dan Fida.

"Eh Kay, Fid" ucapku sambil tersenyum tipis.

"Ada masalah?" Tanya Kayla.

"Gue gak tau ini masalah atau bukan dan menurut gue karena kalian sahabat gue jadi gue harus cerita ke kalian" ucapku sambil berjalan ke kasur.

"Gilang?" Tebak Kayla.

"Kayanya gue jatuh cinta sama dia" ucapku lirih.

"Jatuh cinta?" Tanya Fida.

"Iya, gue nyaman deket dia dan gue seneng pas sama dia. Tapi dada gue merasa sesak pas dia deket lagi sama Sandra" ucapku.

"Lo tau? Lo beruntung pernah deket. Sedangkan gue suka sama kakak lo gak pernah dapet respon" ucap Fida.

"Perjuangin apa yang pantas buat lo perjuangin, tapi inget lo punya kita buat sharing" ucap Kayla.

"Makasih ya" ucapku sambil memeluk mereka.

"Itu gunanya sahabat kan" ucap Fida.

Kami pun berpelukan bersama dan menghabiskan malam dengan tertawa untuk melupakan masalah sejenak.

***

Semoga suka.

Jangan lupa vote & comment

Salam author🐼

Double-You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang