Thirty Seven

5.9K 287 5
                                    

Kita tak akan pernah tau jika tak pernah mencoba.

------

Malam ini adalah malam yang sakral bagiku. Aku belum pernah bertemu dengan sosok yang akan menjadi tunanganku. Ya, malam ini adalah malam tunanganku dengan anak rekan kerja papa.

Acara ini hanya di hadiri oleh keluargaku dan keluarganya.

Sedari tadi aku tak melihat kak Naufal dan Gilang.

Aku masih di dandani dan malam ini aku memakai gaun putih selutut tanpa lengan yang tampak simple namun tetap terlihat elegan.

Setelah selesai aku pun turun ke bawah di dampingi mama.

"Mama yakin kamu gak akan nyesel Ca, anaknya ganteng loh Ca" ucap mama.

"Wah tidak sia sia dong keputusanku haha" ucapku tertawa.

"Hay sayang" ucap tante Ana--mama Gilang.

Aku pun mengernyitkan dahiku karena bingung mengapa ada orang tua Gilang, sedangkan ini hanya acara keluargaku.

"Eh hay tante" ucapku kaku.

Ku lihat papa Gilang tersenyum dan dibelakangnya ada kak Naufal yang nampak tampan dengan tuxedo hitamnya.

Aku pun hanya tersenyum kikuk.

"Siap siap gih, bentar lagi puncaknya mau di mulai" ucap mama.

Aku pun mengangguk dan menuju tempat pertukaran cincin. Sedari tadi aku tak melihat calon tunanganku dan hal itu membuatku bingung.

Mungkin dia malu kali ya pikirku.

"Hadirin semuanya di mohon untuk berdiri untuk menyaksikan acara puncak, yaitu pertukaran cincin" ucap kak Ze sebagai pembawa acara malam itu.

Aku pun melangkah maju ke depan dan tersenyum. Nampak dari arah berlawanan seorang pria dengan tuxedo putih yang serasi denganku melangkah maju juga. Tapi, dia mengenakan topeng yang menutup wajahnya sehingga aku tak bisa melihat wajahnya.

Dia pun meraih lenganku dan menyematkan cincin di jariku. Begitu pun sebaliknya aku.

Setelah selesai tampak riuhan para hadirin yang hadir malam itu.

"Supaya lebih seru, gimana kalo topeng si cowok ini dibuka? Setuju?" Teriak kak Ze.

"SETUJUUU" Ucap yang lain. Aku pun mengangguk karena aku penasaran juga dengannya.

Si cowok itu pun mengacungkan jempolnya.

tak lama si cowok pun mulai membuka topengnya perlahan.

Tak di sangka, aku pun sukses dibuat terkejut. Cowok itu adalah, GILANG. Aku ulangi sekali lagi ITU GILANG!!!

"Happy Birthday to you!!! Happy Birthday to you!!!! Happy Birthday Happy Birthday" teriakan itu muncul dari arah belakangku.

Aku pun menoleh dan mendapati mama papa kak Naufal, orang tua Gilang sedang membawa kue ulang tahun. Bagaimana bisa aku melupakan hari ulang tahunku.

Aku pun berbalik lagi menghadap Gilang dan langsung memeluknya. Persetan dengan orang lain toh kita sudah resmi tunangan.

"Terimakasih" bisikku.

Aku pun tersenyum dan bergabung dengan yang lain.

"Ayo tiup lilinnya" ucap papa.

"Make a wish Ca" ucap kak Naufal.

Aku pun menundukkan kepalaku dan membuat harapan. Setelah selesai aku meniup lilinnya.

Lalu memeluk papa dan mama.

"Selamat ulang tahun dan selamat tunangan" ucap mama papa sambil terkekeh.

"Jadi ini rencana papa ya?" Ucapku.

"No no, ini rencana mereka" elak papa sambil menunjuk ke arah orang tua Gilang.

"Selamat ulang tahun sayang dan semoga langgeng" ucap orang tua Gilang.

Aku pun mengucapkan terimakasih pada mereka semua, lalu menghampiri kak Ze.

"Terus disini siapa yang munafik ya? Padahal udah tau rencananya sok sok an nge-drama" cibirku.

"Hehe sorry deh, kan biar disangka beneran gitu hehe" ucap kak Ze sambil nyengir lebar.

"But, thanks big bro" ucapku sambil terkekeh.

"Hey gue gak besar" protesnya.

"Gak ada yang bilang lo besar kakakku" ucapku sambil mencubit pipinya dan berlari.

"Heh berani ya, sini lo" ucap kak Ze mengejarku.

Aku pun berlari sambil tertawa dan tak sadar jika ada batu di depan hingga aku pun terjatuh.

Wait, kok gak sakit? Batinku.

"Heh bangun, lo berat" ucap seseorang di depanku.

Lantas aku pun membuka mataku dan ternyata Gilang yang sedang menatapku.

"Hay tunangan" ucapku asal sambil nyengir lebar.

"Ayo bangun tunangan, bentar lagi ada dansa" ucap Gilang sambil terkekeh.

"Dansa?" Tanyaku sambil bangun dari dekapannya.

"Iya" ucapnya.

"Gue gak bisa dansa" ucapku panik.

"Gue juga" ucapnya santai.

"Kita coba bareng bareng" ucapnya.

Hari ini Gilang nampak lebih errrr.... tampan. Potongan rambutnya nampak baru saja di potong dan di rapihkan. Pantas saja aku tak mengenalinya.

Musik pun mengalun dan satu persatu pasangan pun berdansa.

Ku lihat sekitar, ternyata ada sahabat sahabatku dengan pasangannya masing masing. Kak Ze dengan Fida, Kak Naufal dengan Tiara, Kayla dengan Sandi, dan aku dengan Gilang.

Yang aku dan Gilang lakukan malah pergi ke tempat dimana musik diputar dan memutar lagu dengan tempo lebih cepat. Lantas semua orang di sana pun nampak diam, sedangkan aku dan Gilang menari ke tengah tengah mereka dan menari ria.

***

Kalo kata author sih ini gaje banget😂😂 bodo ah author pusing. Semoga suka.

Jangan lupa vote & comment

Salam author🐼

Double-You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang