Thirty Three

5.4K 286 0
                                    

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Namun, perpisahan bukan akhir dari segalanya.

------

Pagi ini hari nya bermalas malasan dengan si kasur tercinta. Nanti siang aku akan ke rumah Gilang untuk mengucapkan salam perpisahan.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengganggu kemalasanku.

"Masuk aja, gak di kunci" ucapku enggan beranjak.

Ceklek

Aku pun menoleh ke arah pintu dan mendapati seorang laki laki yang akhir akhir ini aku jauhi.

"Kak Naufal?" Ucapku seraya bangun dan duduk di kasur.

"Ada yang mau gue omongin, tapi gak di sini" ucapnya sambil menghampiriku.

A

ku masih diam menatapnya.

"Mandi gih, masa gue ngajak orang yang belum mandi" ucapnya sambil terkekeh.

"Ish, orang wangi gini" ucapku sambil mengerucutkan bibir sebal.

"Itu ada iler di sudut bibir lo" ucapnya. Lantas aku pun meraba sudut bibirku dan ternyata dia hanya mengerjaiku.

"Apaan sih orang gak ada" ucapku.

"Haha gue tunggu di bawah ya" ucapnya sambil mengacak acak rambutku.

Aku masih diam di tempat dan beranjak pergi ke kamar mandi.

***

Ternyata kak Naufal membawaku ke sebuah taman yang sering aku kunjungi bersama Gilang.


"Kak, mau ngomong apa? Gue gak bisa lama" ucapku padanya.

"Ehmm... gue mau pindah Ca" ucapnya pelan.

"Kenapa?" Gumamku.

"Orang tua gue di pindah tugaskan ke Surabaya jadi gue sekeluarga harus ikut" jelasnya.

Surabaya? Orang tua? Kenapa rasanya sama kaya Gilang? Batinku.

"Ca?" Ucapnya membuyarkan lamunanku.

"Eh iya kak?" Ucapku.

"Nanti ikut gue ya ke rumah, gue mau kenalin lo ke keluarga gue" ucapnya.

"Eh? Sorry kak, tapi gue udah ada janji sama orang" ucapku merasa bersalah.

"Yaudah deh" ucapnya lesu.

"Maaf kak" ucapku.

"Gak apa apa, pulang yuk" ucapnya sambil tersenyum paksa.

"Maaf ya" ucapku lagi.

"Iya Ica ku sayang hehe" ucapnya sambil terkekeh.

Aku pun mengerucutkan bibirnya lalu tersenyum.

Kami pun beranjak dan pergi menuju rumah. Selama perjalanan kami pun di selimuti keheningan. Karena kak Naufal membawa motor sportnya dan kala itu anginnya lumayan kencang sehingga, jika berbicara pun tak akan kedengaran.

Sesampainya di depan gerbang rumahku aku pun turun dari motornya. 

"Makasih kak" ucapku.

"Yaudah masuk gih" ucapnya.

Double-You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang