Twenty Seven

5.2K 297 1
                                    


Ada dua tipe orang di dunia ini, yang pertama- niat baik salah tindakan. Kedua- niat busuk tindakan cantik.

------


Aku pun berjalan menuju kelas ketika sudah merasa baikan dan hidungku sudah tidak merah lagi.

Aku pun mencoba kejadian tadi dengan bermain game di ponselku.

Ketika sedang asyik bermain aku pun merasa tidak enak terhadap rok abu abu ku. Perlahan aku taruh ponselku di meja dan mulai berdiri dan meraba rokku.

What the- ini gak mungkin. Aku mengerjapkan mataku berkali kali tak percaya. Di belakang rok ku ada bercak warna merah tercetak jelas disana.

"Zer Zer, anterin gue" ucapku pada Zerina.

Zerina pun langsung mengangguk dan nampak mengerti karena aku panik sembari memegang rok bagian belakang.

Untung aku selalu membawa cadangan roti jadi aku lumayan lega. Tapi bercak ini tercetak jelas.

Aku pun membawa roti dan jaketku menuju kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan rok ku walaupun tak terlalu bersih sih tapi ku tutupi dengan jaket.

Sekembalinya di kelas aku melanjutkan bermain game lagi di ponselku dan sesekali melirik ke arah meja Gilang. Disana tak ada Gilang, sejak tadi aku tak melihat Gilang lagi dan ketiga temanku pun tak terlihat.

Kringgg krringgg kringgg

Bel masuk pun berbunyi bersamaan dengan seorang guru seni masuk.

"Assalamualaikum" ucap guru tersebut.

"Waalaikumsalam" ucap kami serempak.

"Sekarang kita ke aula ya untuk menyaksikan tugas kalian"

Hampir saja aku lupa bahwa 2 minggu yang lalu ada tugas mengaransemen lagu. Kami pun langsung mengangguk dan berjalan menuju aula. But, masa aku kesana pake jaket sih.

"Ish gimana dong masa pake jaket sih kan malu" gerutuku.

"Ayo jalan lo duluan, nanti gue yang tutupin dari belakang" ucap seseorang dibelakangku.

Aku menoleh dan terkejut mendapati Gilang Wisnu Wardhana di belakangku.

"Ayo, nanti gue yang tutupin" ucapnya lagi.

Bukannya tadi dia marah marah? Batinku.

"Ck, ayo buruan Ica" ucapnya kesal.

Aku pun hanya mengangguk dan masih memikirkan hal tersebut. Sikapnya mudah sekali berubah.

Sesampainya di aula kami pun berkumpul dengan kelompok masing masing.

Kelompokku terdiri dari Zerina, Nina, Lia, Jacob dan Dito.

Kami pun di tunjuk pertama oleh guru seni itu. Kami pun langsung berjalan ke depan dan mulai menampilkannya.

Setelah selesai suara riuh tepukan tanganku terdengar sangat banyak.

Aku melirik ke arah Gilang dan dia tersenyum manis ke arahku.

Walaupun aku bingung dengan sikapnya, setidaknya ini lebih baik.

Setelah semuanya tampil kami pun kembali ke kelas.

***

Sepulang sekolah, Gilang menghampiriku dan mengajakku ke suatu tempat yaitu kedai es krim.

Disinilah aku dan Gilang berhadapan di meja bundar.

Gilang sudah memesankan ku es krim dan katanya itu yang paling enak di kedai ini.

"Ehm...Ca?" Ucap Gilang menatapku.

Aku pun tersadar dari lamunanku dan mendongak. Aku hanya menaikkan alisku menandakan ada apa?. Seolah olah dia memgerti dan menjawabnya.

"Gue minta maaf" ucap Gilang.

"Buat?" Ucapku mengernyitkan dahiku.

"Yang Tiara bilang ke gue tentang lo" ucapnya.

"Terus?"

"Katanya itu semua gak beneran dan maaf tadi gue udah ngira lo yang enggak enggak" lanjutnya.

"Darimana lo dapat asumsi kaya gitu sedangkan beberapa jam yang lalu lo marah sama gue" ucapku.

"Tadi selepas kita ngobrol di taman belakang, temen temen lo datangin gue dan bicara yang sebenarnya" ucap Gilang.

"Bagus deh" ucapku acuh.

"Sorry deh Ca, gue gak bisa ngontrol emosi gue. Gue traktir es krim deh" ucap Gilang.

"Selama setahun ya" ucapku menjahilinya.

"Gila! Lama banget" gerutunya.

"Yaudah gue gak mau maafin" ucapku.

"Sebulan deh" ucapnya memelas.

"Hmm... gimana ya?" Ucapku sambil memegang dagu sok sok berpikir.

"Gak usah muna lo padahal mau kan" ucap Gilang kesal.

"Haha dasar Gila, yaudah oke deal sebulan di kedai ini. Deal?" Ucapku sambil mengulurkan lenganku.

"Deal!" Ucap Gilang sambil tersenyum dan membalas uluranku.

Tak lama pesanan kami pun datang dan kami pun memakan es krim tersebut dan benar kata Gilang ini es krim ter-enak yang pernah aku rasa.

"Gila ini enak banget" ucapku ketika es krim itu meleleh di mulutku.

"Kan gue yang pilihin" ucapnya dengan bangga.

Aku hanya mencibir dalam hati dan aku teringat soal Vanya yang telah menolongku saat itu.

"Oh iya Gil, waktu itu gue pernah di jambret pas pulang sekolah" ucapku memulai cerita.

"Terus gimana?"

"Ya gue kejar sambil teriak teriak terus dateng cewek gitu nolongin gue, kalo gak ada dia hp gue udah di gak ada kali" ucapku.

"Cewek? Anjirr keren amat" ucap Gilang.

"Nanti deh gue ajak ketemuan nanti lo kenalan pasti lo takjub banget. Udah cantik, baik, jago bela diri lagi" ucapku.

"Kaya lo cuma bedanya dia cantik" ucap Gilang santai.

"Terimakasih atas pujiannya" ucapku malas.

Selama disana kami pun ngobrol ngalor ngidul. Sepertinya hidupku kembali ke awal. Terimakasih, aku percaya setelah hujan pasti datang pelangi.

***

Hay maaf author telat update hehe. Semoga suka ya.

Jangan lupa vote & comment

Salam author🐼

Double-You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang