Enam

1.2K 47 14
                                    

Kelas 11-3

.

.

.

.

.

Suasana kelas itu tidak perlu dijelaskan lagi ramainya.

Beberapa siswa terlihat sedang memainkan lagu dan bergoyang.

Ada pula yang sedang berdandan ala MUA.

Dan yang lain pula sedang asik berbincang.

.

.

Clek.

Suara terbukanya pintu membuat seisi kelas 11-3 tiba-tiba hening.

Tidak ada suara musik, suara berbincang dan suara lainnya.

Tidak ada!

Sampai akhirnya hanya terdengar suara langkah kaki yang cukup jelas.

.

Tap.

.

Tap.

.

Tap.

.

Langkah kaki yang cukup besar membuat seisi kelas itu menatap cukup takut.

Entah karena apa.

.

.

.

Brak.

Suara hempasan buku terdengar mengisi kelas itu.

Semua siswa/i dikelas itu terkejut.

Terlihat dari wajah-wajah mereka yang terpaku.

Mata mereka yang membulat sempurna.

Dan beberapa yang lain menelan salivanya kasar.

.

.

"PAGI ANAK-ANAK" Teriak Songsaenim yang baru masuk itu.

"PAGGIII CHOI SEAM" jawab seisi kelas dengan teriakan yang cukup kencang.

Choi seam mengangukan kepalanya setelah mendengar jawaban dari anak-anak didiknya.

"pagi ini kalian mendapatkan Teman baru" ujar Choi Seam. "Silahkan masuk Jihan"

Jihan masuk kedalam kelas dengan langkah kaki yang cukup kecil karena kakinya yang masih sakit.

Setelah masuk ia segera mengarahkan pandangannya ke arah teman-teman barunya.

Senyuman manisnya ia lukis di wajah cantiknya.

.

.

'waahh, cantik sekali dia'

'benaarr. Dia sangat cantik'

'apa dia sudah memiliki Namjachingu'

' sepertinya sudah'

Seperti itulah bisikan-bisikan yang terdengar ditelinga Jihan.

Ia merasa kurang nyaman.

Karena hampir semua Siswa dikelas barunya menatapnya bahagia. Tetapi, disisi lain Siswi dikelas nya itu memandang rendah kedatangan Jihan.

"DIAAMM. DIAMM" bentak Choi seam karena entah kenapa kelas yang awalnya hening berubah ramai kembali. "jihan silahkan perkenalkan dirimi"

" selamat pagi teman-teman. Perkenalkan nama saya Hong Jihan. Kalian bisa memanggil saya dengan nama Jihan. Saya pindahan dari Amerika. Salam kenal semuanya." ujar Jihan dengan menundukan badannya sebagai penutup.

Simpanan Mamaku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang