Sebelas

621 34 6
                                    

Langit mengelap.

Karena, waktu telah menunjukan pukul 8 malam

Semua tenda sudah terpasang dengan kokohnya.

Jihan akan setenda dengan beberapa Siswi sekelasnya.

Ia tidak merasa risih akan hal itu malah ia sangat bersyukur.

Setidaknya ia tidak perlu tidur sendirian dihutan belantara ini.

.

Jihan keluar dari tendanya dan membantu teman-temannya memasak.

Ia hanya MEMBANTU. Tetapi , tidak turun langsung memasak.

Jika ia turun langsung memasak. Entah akan menjadi apa Makanannya nanti.

"Jihan tolong ambilkan Sawi disana" perintah salah satu temannya bernama Nara, Kwon Nara dengan mengarah telunjuknya ke sebuah Meja panjang yang berisikan bahan-bahan memasak.

Jihan beranjak dari duduknya dan mengambil sawi sesuai perintah temannya.

Ia kembali lagi ke tempat temannya memasak.

"ini" ujar Jihan sembari menyodorkan sawi yang ia bawa.

"makasih"

Jihan kembali duduk disamping teman-temannya.

.

Sudah 10 menit ia disana bersama teman-temannya.

'duh. Kebelet lagi' ujar Jihan didalam hatinya.

Ia menahan pipis nya dengan sekuat tenaga.

Pandangannya ia edarkan ke segala arah.

.

Dan.

Pandangannya berakhir pada Choi Ssaem yang sedang berdiri memegang sebuah kertas.

Jihan segera berjalan mendekati Choi Ssaem.

"Permisi, Choi Ssaem" ujar Jihan pelan.

Choi Ssaem menolehkan kepalanya dan menatap wajah Jihan yang sedikit memucat. "panggil saja Seungcheol Oppa"

"ahh. Tidak boleh Choi Ssaem. Kau kan Guru kami"

Choi Sseam menghembuskan nafasnya kasar. "baiklah. Ngomong-ngomong ada apa?"

"begini" Jihan mendekatkan bibirnya ditelinga Choi Ssaem. "toilet dimana ya?" bisik Jihan yang berhasil membuat Choi Ssaem tertawa.

"hahaha. Ku kira kenapa. Mari aku antar" ujar Choi Ssaem sembari menarik lenganku.

"JANGAN. Biar saya saja yang kesana" tahan Jihan.

Choi Ssaem kembali menghembuskan nafasnya kasar. "Baiklah. Nanti dari sini kamu lurus saja. Terus belok kanan. Nah berapa meter didepannya itu sudah ada Toilet"

"ohh disitu. Baiklah. Makasih Choi Ssaem" tanpa menyia-yiakan waktunya.

Jihan berjalan cepat menuju Toilet yang sudah ia ketahui letaknya.

.

.

💠💠💠

.

.

Ditempat lain. Mingyu tengah asik menyenandungkan Lagu. Mengikuti petikan gitar yang dimainkan Teman-temannya.

20 menit kemudian.

"ayoo anak-anak berkumpul. Kita makan malam" ujar Choi Ssaem dengan lantang.

"Siappp Ssaem" ujar Siswa/i yang ada serempak.

.

Semua Siswa/i yang mengikuti Study Camp dengan lahap menghabiskan makan malam mereka.

Mereka cukup sabar menunggu makanan itu matang.

Dan sekarang.

Makanan itu telah habis tak tersisa.

"Ahh. Kenyangnyaa"

"makanannya enakkk"

"benaar. Enak sekali"

"siapa yang memasak makanan malam ini? Akan ku nikai ia"

"benarkah? Kau tau? Yang memasak ini semua Siswi yang ada dikelas kita. Kau mau menikai mereka semua hahahah"

Mingyu ikut tertawa mendengar gurauan dari teman-temannya.

.

Tetapi,

Entah kenapa hatinya gelisah sekarang.

Ia mengedarkan pandangannya kesegala arah tanpa tahu tujuan yang ia lakukan.

.

.

.

Deg.

.

Tiba-tiba detak jantung Mingyu berdetak tak karuan. 'Jihan'

.

.

.

.

.

Hayolohh jihannya kenapa hahah.

.

Semoga suka yaa part kali ini.

Sayang kalian semuaaa 😘😘😘

.

.

Vomentnya jangan lupaa ❤❤❤

Simpanan Mamaku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang