Simpanan Mamaku [END]

Sembilan

Tanpa terasa waktu telah menunjukan pukul 4 sore.

Berarti sudah sekitar 6jam Jihan tertidur dikelas.

Selama itu? Tidak pastinya.

Ia sempat bangun saat salah satu guru masuk kekelasnya selama 1 jam pada pukul 1 sampai 2 siang.

Selebihnya ia lanjutkan tidurnya. Hingga sekarang.

"Ughh" Jihan mengeliatkan tubuhnya karena sudah merasa pegal dengan posisinya tidurnya.

Ia membenarkan posisi duduknya dan membuka matanya perlahan.

"Loh" ujarnya pelan. Kepalanya ia tolehkan ke kiri dan kan...

Kanan.

"OMG" Pekik Jihan saat ia lihat teman sebangkunya, Mingyu masih berada disampingnya.

Padahal kelas sudah kosong.

"Lo ngapain masih disini?" tanya Jihan.

Mingyu menolehkan pandangannya kearah Jihan karena sebelumnya ia asik melihat beberapa siswa sedang bermain bola. "Nungguin Lo bangun". Mingyu mengulas senyumnya setelah menjawab pertanyaan Jihan.

Jihan membelalakan matanya dengan sempurna. "Hell. Emang kita ada hubungan apa sampe-sampe lo rela nungguin gue" ujar Jihan ketus sembari memasukan beberapa bukunya.

Dan.

Ia berdiri dari duduknya.

Sebelum itu ia sudah menggunakan tas punggungnya.

Belum sempat Jihan melangkah.

Lengannya keburu ditarik oleh Mingyu.

Sehingga Jihan kembali terduduk di kursinya.

.

.

.

Bruk.

"Ahh. Sakit bego" ringis Jihan karena pantatnya menghantam kursi miliknya sendiri karena ulah Mingyu.

"Sorry"

"mau apa sih lo?"

Mingyu terdiam setelah mendengar ucapan Jihan. Entah karena cuaca yang begitu panas atau bagaimana. Keringat bercucuran dari pelipis Mingyu.

"Cepetin apa mau lo?"

Mingyu menghembuskan nafasnya kasar dan mengenggam kedua tangan Jihan. "Lo mau ga jadi pacar gue?"

Jihan kembali terkejut karena ucapan yang dilontarkan oleh Mingyu. Ia menghempaskan kasar genggaman tangan Mingyu sehingga berhasil melepaskannya. "Lo sakit ya?"

Mingyu mengeleng. "engga kok"

"ogeb banget sih lo. Udah ah gue pulang. Bye" ujar Jihan sebelum benar-benar meninggalkan Mingyu sendirian dikelas.