TigaPuluhDua

504 22 6
                                    

Tutt.

Tutt.

Suara sambungan terputus itu terus terdengar ditelinga Mingyu. Sudah berpuluh kali ia menelpon Jihan, pacarnya. Tetapi selalu saja di Reject.

Wajah Mingyu berubah kesal saat tiba-tiba Nomor Jihan tidak dapat dihubungi lagi.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif-"

.

.

BRUKK!

.

Ponsel Mingyu berhasil terlempar mengenai dinding kamarnya.

Beberapa bagian ponsel itu terlepas.

Dan sang pemilik hanya dapat menatap kosong ke lantai sembari menangkup wajahnya dengan kedua  telapak tangannya.

Ia kesal bahkan sangat kesal pada dirinya sendiri, Juga pada Dikey. Sahabatnya yang sudah membocorkan pekerjaannya pada Jihan.

"AKKHHH" jerit Mingyu sembari mengacak kasar surai Hitam miliknya.

.

.

💠💠💠

.

.

Waktu sudah menunjukan pukul 7:55. Mingyu sudah berada dikelasnya menunggu Jihan datang agar ia dapat memberikan penjelasan pada Pacar yang ia sangat cintai itu.

Sebenarnya ia sudah mendatangi rumah Jihan. Tetapi, pembantu dirumahnya bilang bahwa Jihan sudah pergi kesekolah.

Padahal sampai sekarang ia masih belum menampakan dirinya disekolah.

.

.

5 menit berlalu.

Jihan masih belum terlihat sehingga membuat Mingyu resah. Dikey, sahabat yang sudah menghancurkan hubungannya itupun juga belum datang sampai sekarang.

Sehingga itu membuat Mingyu  menjadi semakin kesal.

Ia sangat takut jikalau Jihan berpaling hati pada sahabatnya itu.

.

Tak lama kemudian. Lee Saem datang membawa beberapa buku ditangannya. Siap untuk mengajar pelajaran bahasa inggris dikelasnya.

Derap kaki itu terdengar memenuhi ruang kelas yang tiba-tiba hening.

Tap.

Tap.

"selamat pagi anak-anak"

"Pagi Saemm"

"baiklah kita lanjutkan pelajaran Minggu kemarin" Lee Saem membuka buku yang ia bawa dan bersiap-siap untuk menuliskan sesuatu di papan tulis.

Tetapi, tiba-tiba saja sebuah ketukan pintu membuat kegiatannya terhenti.

Chuck.

Chuck.

Muncullah Jihan dari balik pintu dengan wajah pucatnya. Hal itu membuat Mingyu ingin sekali mendekap tubuh wanita itu. Ia sangat tahu bahwa Jihan tidak dalam keadaan baik saat ini.

"Maaf Saem. Saya telat"

"Hong Jihan. Wajah kamu pucat sekali. Kamu sakit?"

"tidak Saem. Saya sehat. Apa boleh saya masuk"

Simpanan Mamaku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang