Dua

2.7K 68 6
                                    

.

.

Clek.

.

Jihan menghempaskan tubuhnya diatas kasur setelah ia mengunci pintu kamarnyaa.

.

Hikss.

.

Hikssss.

.

Hiksss.

.

Jihan menangis setelah mendengar ucapan orang tuanya yang mengajaknya untuk pindah ke korea.

Padahal ia sudah sangat nyaman tinggal di amerika.

Lagi pula disini dia sudah memiliki pacar.

.

.

.

Drrrtt.

Drrrttt.

.

Ponsel Jihan bergetar.

Satu panggilan masuk.

.

📞 My Vernon

.

Jihan mengambil ponselnya dan mendudukan dirinya di tengah kasur.

Ia menghapus air matanya kasar.

"H-Hallo" ujar Jihan dengan sedikit sesegukan.

"halloo Sweety. Kamu kenapa?" tanya Vernon dengan nada kekhawatiran.

Jihan mengenadahkan kepalanya agar tangisannya sedikit meredah.

"ga papa kok sayangg"

"boong banget sih. Kamu kira aku bisa kamu boongin?"

Jihan terkekeh mendengar ucapan sang pacar. "iya iyaa sayangg aku tau kok"

"terus kamu kenapa? Kenapa nangis? Kenapa ga masuk sekolah? "

"iss kamu nih. Tanya satu-satu kek sayangg"

"yaudah. Kamu kenapa?"

"aku ga papa"

"boong"

"iya-iyaaa. Aku abis nangiss"

"nangis kenapa?"

Jihan terdiam sejenak. Ia binggung harus mengatakan hal ini atau tidak kenapa sang pacar. Ia takut pacarnya tidak menerima hal ini.

"helloww my Sweetyyy" panggil Vernon.

Yang membuat Jihan sadar dari lamunannya.

"hah. Iya sayangg"

"kirain kamu ketidurann"

"ihh apaan sih. Ini sudah pagi sayang. Masa aku mau tidur lagi sih"

"kirain aja gitu. Yaudh cerita. Kamu kenapa nangis?"

"papa sama mama nyuruh aku pindah?"

"ohh gitu terus?"

"loh. Kamu ga marah sayang?"

Vernon berdeham. " enggalah. Aku percaya Mama sama papa kamu punya maksud baik dari itu semua sayangg. Emangnya kamu mau pindah kemana?"

"korea"

Simpanan Mamaku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang