Tujuh

1K 42 7
                                    

Deg.

.

Entah kenapa detak jantung Jihan berdetak lebih cepat dari biasanya.

"ELO" pekik Jihan setelah melihat dengan jelas wajah teman sebangkunya.

.

-----------------------------------------------------------


.

Jihan menarik kasar lengannya yang sempat ditarik oleh teman sebangkunya, Mingyu.

"gue Mingyu" ujar Mingyu yang langsung dibalas dengan tatapan tajam oleh Jihan.

"gue udah tau" Jihan berjalan keluar berniat untuk pergi kekantin seperti yang ia inginkan tadi.

"Jihaaannn" panggil Mingyu sembari berlari mendekat kearah Jihan.

.

.

Sett.

Ditariknya kembali tangan Jihan.

Dan untuk kesekian kalinya Jihan melepaskan genggaman Mingyu pada pergelangan tangannya. "ngapain sih lo?" tanya Jihan Risih atas perlakuan Mingyu.

"Sorry"

"For what?"

"tadi pag..."

"udah gue maafin" Jihan berjalan kembali. "Jangan coba-coba deketin gue" ujar Jihan dengan penuh tekanan disetiap katanya sebelum benar-benar meninggalkan Mingyu.

Mingyu yang mendengar ucapan Jihan hanya dapat mendengus kesal. 'Bodoh'

.

.

.

💠💠💠

.

.

.

"baiklah anak-anak. Kita lanjut materinya minggu depan. Selamat Sore" Tutup Sseam Lee sebelum keluar dari kelas Jihan.

Jihan membereskan buku-bukunya dan memasukannya kedalam tasnya. Setelah itu ia segera menggunakan tasnya dan beranjak dari tempat duduknya.

Tetapi, sebelum itu....

.

.

.

"Jihaan" panggil Mingyu yang membuat Jihan menghentikan langkahnya.

Ia membalikan tubuhnya dan menatap wajah Mingyu yang entah kenapa begitu suram.

"Maaf"

"udah gue bilang kan. gue udah maafin elo"

"tapii..."

"kenapa?"

"ga papa"

"yaudh gue pulang dulu" ujar Jihan sebelum ia benar-benar meninggalkan kelasnya dan pulang.

.

.

💠💠💠

.

.

.

" akuu pulaangg" teriak Jihan setelah masuk kedalam rumahnya.

Ia menoleh ke arah kanan dan kiri.

Mencari-cari keberadaan orang tuanya.

Tetapi, hasilnya nihil.

Orang tuanya tidak ada dirumah.

Mungkin masih dikantor.

Mungkin.

.

.

.

.

.

Bruk.

Jihan Menghempaskan tubuhnya diatas Sofa ruang tamu.

.

.

💠💠💠

.

Drtt.

.

Drtttt.

.

Baru saja Jihan keluar dari kamar mandi ia melihat ponselnya menyala dan bergerak diatas nakas.

Segera ia mengambil ponselnya dan mengangkatnya tanpa tau siapa yang menelponnya.

" holaaa" sapa Jihan sembari mendudukan dirinya dipinggir tempat tidur.

"omaigat My Sweety, kamu kenapa?"

Jihan terjungkal dari duduknya. Ia menelan ludahnya kasar. Betapa bodohnya ia mengangkat telpon Vernon dengan Sapaan sekonyol itu. "hehehe. Maaf sayaang. Aku ga papa kok" ujar Jihan sembari menggaruk tengkuk kepalanya.

"Baiklah. Bagaimana hari pertama sekolah disana?"

"Bad" ujar Jihan ketus.

"Why?"

"masa sayanggg. Aku ketemu sama cowok dekil nan Item"

"maksud kamu?"

Jihan terkekeh mengingat apa yang ia ucapkan sebelumnya. "hahaha. Maaf sayang. Maksud aku. Tadi disekolah aku ketemu cowok yang ngeselin banget. Masa dia nabrak aku"

"loh. Kamu ga papa tapi kan?" terdengar nada kekhawatiran dari pertanyaan Vernon.

Senyum Jihan merekah mendengar bahwa Vernon sangat perhatian padanya. "ga papa kok. Cuman lecet aja dilutut"

Mendengar penjelasan Jihan membuat Vernon berOh ria. "ohh. Syukurlah. Btw kamu sudah makan?"

Jihan menganggukan kepalanya seakan Vernon dapat melihat apa yang ia lakukan. "Sudah kok sayang. Tadi pas pulang delivery Pizza"

"aduuuhh. Enak yaa makannya tinggal Delivery" goda Vernon.

"iss. Gimana aku ga delivery kalo dirumah ga ada makanan sama sekali" tanpa Jihan sadari ia sudah mempoutkan bibirnya kesal.

"Hahaha. Yasudah. Telponannya dilanjut nanti ya Sayang. Aku lagi ada urusan. Nanti aku telpon lagi ya. Bye"

Jihan mengulas senyumnya. "iya sayang. Bye"

.

.

.

.

Sebenernya part ini pengen yang panjang gitu.

Tapi akunya ga bisa 😂😂😂.

.

.

Sampai bertemu dipart selanjutnyaa^^

.

Vomentnya jangan lupaa kakaa ❤❤❤

Simpanan Mamaku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang