15. Cinta Rava

3.9K 237 0
                                    

Two people who love each other, are never let go each other. How much the pain feels. Even if it a thousand or even more.

     Hidup ini sederhana. Sesuatu yang membuat kamu sedih, tinggalkan. Sesuatu yang membuatmu bahagia, pertahankan.

     Kiranya itulah yang begitu sering menyelusup ke telingaku. Hingga dicerna baik oleh akalku. Lalu jatuh menyakitkan ke dasar hatiku.

     Faiq. Pantaskah kamu aku pertahankan?

     Ku tatap lamat-lamat buku biologi dihadapanku. Tidak. Mungkin bukan aku yang menatapnya, mungkin benda ini yang menatapku. Lima bulan berlalu aku mulai terbiasa dengan kehampaan. Faiq entah kemana. Tak ada angin yang membawakan berita tentangnya. Terakhir ku tahu dia telah tiba di Dubai. Setiap ponselku berdering. Atau memberitahu akan beberapa notifikasi.

     Notifikasi...

     "Di, pulangnya gua jemput ya? Jam 4, kan?" Pesan masuk dari Rava.

     Ok. Sekali lagi alarm palsu.

     "Serah." Jawabku kemudian.

*****

     Hiruk piruk kota sibuk. Kendaraan yang hilir mudik. Menambah berantakan suasana hati ini. Pikiranku tak henti mengingat Faiq. Juga orang tuanya yang mengingat kejadian di Padang itu entah menyukaiku atau tidak. Lima bulan lamanya Faiq tak memberiku kabar. Tak ada satupun pesanku yang dibalasnya. Sementara Rava, selalu ada bersamaku. Yang kini entah kemana dia akan membawaku.

     "Jadi lo nyulik gue ke caffe?" Tanyaku.

     "Iya." Sahutnya sembari menarikkan kursi untukku. Tak membuatku tersanjung tentu saja. Menarikkan kursi untukku adalah hal yang biasa Rava lakukan untukku. Lantas aku duduk disana dengan Rava di depanku

     "Jadi kali ini apa?" Tanyaku kemudian.

     "Gua mau ngomong sama lo."

     Rava terlihat seperti ingin menyampaikan sesuatu. Namun ia terlihat begitu gugup.

     "Lo mau ngomon apa sih? Lama banget." Ujarku sembari terkekeh.

     Rava nampak hendak melanjutkak kalimatnya. Tiba-tiba ponselku berdering. Pemberitahuan pesan masuk.

     Faiq!

     "Diana? 😊"

     Sontak saja membuatku terbelalak dan menjerit pelan. So exited!

     "Kenapa lo?" Tanya Rava kemudian.

     "Faiq. Whatsapp gue." Sahutku dengan pipi yang merona dan mata yang bersinar bak kejora.

     "Lima bulan gak ada kabar. Baru sekarang dateng ya?" Ujar Rava. Tak ku hiraukan. Lantas aku hanya membalas pesan Faiq.

     "Iya, Iq?"

Fatimah Di Akhir Zaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang