Pernah ku dengar sebuah kekata,
Adalah mereka yang saling mencintai bukan karena Allah yang akan bertengkar di padang Mahsyar. Mereka akan saling menyalahkan, menggugat, menghujat, menuduh, mencaci dan memaki, serta menuntut agar orang yang dahulu kita cintai disiksa-Nya seberat mungkin.
Cintailah siapa jua. Jika itu bukan karena Allah, maka akan selalu berakhir luka dan kebencian.
Mengingatnya, aku menghela napas berat.
Mana mungkin aku sanggup bertengkar sama kamu disana, Diana?
Sangat masuk akal kalimat cinta selain karena Allah akan berujung kebencian. Sangat masuk akal kita akan bertengkar di padang Mahsyar jika kita masih begini. Saling mencintai bukan karena Allah, tapi justru mencintai dalam dosa.
Gadisku, mana mungkin aku sanggup bertengkar denganmu disana? Bertengkar di dunia saja sepedih ini. Bagaimana dengan disana?
"Faiq, aku gak mau berantem lagi. Kamu ini kenapa? Kenapa kamu jadi gampang marah sih sama aku?" Tutur gadis kesayanganku disebrang sana.
"Aku gak marah lagi, Di. Perasaanku cuma agak gak enak."
"Kenapa?" Sahutnya.
"Kamu pernah denger kisah Ibrahim sama Siti Hajar?" Ujarku. Terdengar suara dia menghela napas panjang.
Sepertinya dia tahu kemana arah pembicaraan ini.
"Kisah apa?" Tanyanya.
"Dikisahkan Ibrahim diperintahkan Allah buat bawa istri sama bayi mereka, Siti Hajar sama Ismai, ke tempat yang jauh banget dari kediaman mereka sebelumnya di Palestina. Tempat itu padang pasir. Eh. Padang batu. Disana gak ada tanda-tanda kehidupan. Sehelai rumput aja yang tumbuh gak ada. Disana kalau siang, panasnya memanggang. Kalau malem, dinginnya menusuk ke tulang. Disanalah tempat tinggal Siti Hajar dan Ismail. Sampai beberapa hari kemudian, Ibrahim bilang dia harus kembali ke Palestina. Ninggalin istri dan bayi kecilnya disana dengan persediaan makanan yang hampir habis. Disana Siti Hajar nanya sama Nabi Ibrahim, 'Suamiku, kenapa kamu meninggalkan kami disini?' Ibrahim gak jawab. Gak sanggup jawab. Gak tega. Dia terus aja jalan. Sampai Hajar mengganti pertanyaannya, 'Apakah Allah yang menyuruhmu begini?' Lalu Ibrahim jawab 'Ya.' Disanalah Hajar berkata, powerfull banget, 'Kalau gitu, pergilah. Aku yakin Allah gak mungkin kecewakan kami.'. Lalu Ibrahim pergi, dan kembali setelah 13 tahun kemudian. Dan bener. Allah gak buat mereka kecewa."
"Kamu coba bilang sesuatu, Faiq?" Tanya dia kemudian. Namun tak mampu ku jawab. "Kamu coba bilang kamu juga mau ninggalin aku kayak Ibrahim ninggalin Hajar?" Tanyanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Di Akhir Zaman
SpiritualHighest Rank (08/18): #1 in #teenlove #2 in #teenromance Aku hanyalah gadis extrovert yang hidup di akhir zaman. Gaya hidup membuatku terbiasa dengan hingar bingar dunia. Lalu aku bertemu dia. Pria introvert sederhana yang taat beragama. Hingga cint...