Didedikasikan untuk mereka yang ditinggalkan
-w-
Izinkanku mengenangmu lewat tulisan, karena pertemuan hanya bisa menjadi kenangan paling menyakitkan.
Dulu kamu berujar, aku wanita yang sabar. Aku tidak pernah marah, katamu.
Bahkan ketika seseorang menyakitiku, aku malah mengulum senyum.
Mereka selalu punya alasan atas perlakuannya padaku, mungkin aku pernah menyakitinya, kataku.
Sampai saat ini, aku masih percaya bahwa apa yang kita terima adalah pengembalian dari apa yang kita lakukan.
Tapi saat kamu memilih meninggalkanku, itu adalah pengecualian pertama tentang hukum karma yang kupercaya.
Mengapa? Aku tidak pernah meninggalkanmu barang sejenak.
Aku ada di sampingmu, menemanimu mendaki, bahkan ketika kamu jatuh dan bisa berdiri lagi. Aku yang ada di sampingmu.
Tolong kembali.Temani aku sebentar lagi. Aku sudah terlalu banyak mengalami kehilangan. Bisakah bukan kamu orang selanjutnya?
Aku butuh kamu, sebagai satu-satunya harapan dan alasanku untuk terus berjalan.
Aku butuh kamu, sebagai penopang saat aku tumbang. Saat aku lelah dan tak tahu arah untuk melangkah.
Aku butuh kamu.
Tapi kamu pergi, bersama senyuman perpisahan yang kubenci dan hati lain yang kamu bawa lari.Aku benci saat kamu tertawa renyah bersama dia dalam rengkuhan, aku masih saja memunguti patahan hati yang bisa kuselamatkan.
Aku benci saat kamu dengan mudah menemukan bahagia baru, aku hanya bisa memperhatikanmu penuh haru.
Aku benci itu.
Aku benci diriku, yang tanpa ragu masih memilih mencintaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh
Poetry[CERITA TIDAK DIPRIVATE] Ketidakadilan pun terkadang mematikan. Bukan tentang seberapa banyak pengorbanan yang sudah dilakukan, tetapi tentang bagaimana caranya bersikap saat harap dalam hidup lenyap dalam sekejap. Bukan tentang seberapa banyak luka...