39. Bagaimana Jika

442 16 8
                                    

Ada yang kembali berteman ragu sebab rindu yang tiba-tiba menggebu pada kalbu. Mengabaikan bukan sebuah kebenaran, memedulikan pun seperti sebuah kesalahan.

-w-

Tidak ada yang lebih melegakan dibanding menyadari bahwa cinta sendiri yang pernah ku ratapi menemukan tepi kemudian hilang di ujung pandang. Iya, sekejap pernah ku rasakan tentang penyelesaian dari penantian tanpa penyambutan. Tentang bebas dari setiap harapan yang menuai kandas.

Aku pernah berhasil melupakanmu, juga tentang luka dan kecewa yang ku nikmati di belakangnya, aku pernah berpamer bahagia sebab telah ku tuai sebuah bagian baru, sedetik ketika rasaku pergi walau tanpa ada seorang yang menangkapnya lagi.

Namun kini, aku hanya bisa menertawakan jalan kehidupanku lagi. Bagaimana bisa aku kembali terjebak  pada persimpangan rasa yang memunculkan tanda tanya? Bagaimana bisa aku kembali merasakan rindu pada sosok yang sudah ku jadikan masa lalu? Bagaimana bisa aku kembali ragu tentang akhir yang sudah ku pilih untuk melupakan?

Bersama senja yang mengantar jingga pada cakrawala, aku kembali bertanya tentang bagaimana yang beraneka rupa. Untuk sekadar memastikan bahwa kali ini aku tak salah lagi, agar aku tidak kembali keliru untuk sesuatu yang masih abu-abu. Iya, perasaanku.

Bagaimana jika ternyata aku kembali memiliki rasa yang kemarin sudah bisa aku lupa? Bagaimana jika ternyata aku kembali berpijak pada cinta satu pihak? Bagaimana jika ternyata aku kembali mencintaimu?

Bagaimana, kamu?

Kota K, 9 Desember 2017

Ada jawaban yang tak mampu di dengarkan, sebab kejelasan mungkin hanya perlu dirasakan.

A/n

Part selanjutnya insyaallah part terakhir ya 😊
Ada kritik atau saran? Silahkan berkomentar.

With love,
Widya.

JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang