Suatu saat nanti, saat aku memilih untuk berhenti, jangan menemuiku sekalipun rasaku masih utuh untukmu.
-w-
Bagian mana yang tidak sakit saat mengetahui bahwa adaku bukanlah harapanmu?
Bagian mana yang tidak sakit saat mengerti bahwa hadirku bukanlah inginmu?
Bagian mana yang tidak sakit?
Melihatmu bahagia dengannya saat aku tengah berjuang mempertahankan apa yang pernah kita mulai.
Saat aku mencoba menyusun kembali hubungan kita, kamu malah bersenang-senang bersamanya.
Menikmati waktu bersama, bercanda penuh rasa.
Sedang aku disini, lagi-lagi harus menelan sakit hati. Sendiri.
Aku tidak masalah dengan apa yang kamu lakukan diluar sana.
Yang aku permasalahkan adalah perihal kamu yang selalu menyembunyikan bahwa aku ada, sebagai yang selalu mendukungmu, mendoakanmu, dan menjadi rumah saat kamu lelah.
Yang aku permasalahkan adalah perihal kamu yang sudah memilihku tetapi tetap ingin bersamanya.
Harusnya kamu tahu, memilihmu aku sudah mengambil seluruh luka sebagai resikonya.
Harusnya kamu tahu, keputusanku menjadikanmu penyempurna sudah membuang bahagia yang kupunya.
Kupikir, denganmu aku bisa menemukan bahagia baru.
Tapi aku salah, memilihmu aku harus mempertaruhkan apa yang kupunya. Kalau aku gagal, semua yang kupunya tak akan pernah tinggal. Dan aku kalah.
Semua pergi, karena aku memilihmu.
Dan kamu pergi, setelah aku memilihmu.
*Jangan bodoh saat mencintai seseorang. Suatu saat mereka akan hilang. Entah karena pergi atau karena mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh
Poetry[CERITA TIDAK DIPRIVATE] Ketidakadilan pun terkadang mematikan. Bukan tentang seberapa banyak pengorbanan yang sudah dilakukan, tetapi tentang bagaimana caranya bersikap saat harap dalam hidup lenyap dalam sekejap. Bukan tentang seberapa banyak luka...