Tidak peduli seberapa luka yang ku terima, lupa akan kamu masih menjadi hal yang sering ku lupakan.
-w-
Pada pagi yang datang kembali, ku ingat kamu sebagai yang pertama. Setelah kemarin hari ku putuskan untuk menghapus segala tentangmu, batin nyatanya tetap menolak, hati masih saja terus mengelak bahwa sejatinya aku telah kalah telak.
Banyak yang menertawakan kisahku. Tentang cinta si penunggu yang hanya dianggap angin lalu. Iya, mereka benar. Bodoh adalah aku, yang tetap memaksa hati untuk tegak berdiri, menanti hanya untuk kembali tersakiti.
Katanya, untuk apa aku masih mencintai seseorang yang lebih dulu memilih pergi? Tidak pernah ada jawaban dari pertanyaan yang mereka lontarkan. Karena nyatanya, aku pun tidak pernah tahu mengapa aku masih seperti ini. Aku tidak mengerti mengapa menjaga rasa untukmu masih saja ku lakukan, sekalipun bersamamu hanyalah sebatas angan-angan.
Kota K, 21 Oktober 2017
Jika nanti ku sanding dirimu... 🎵
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh
Puisi[CERITA TIDAK DIPRIVATE] Ketidakadilan pun terkadang mematikan. Bukan tentang seberapa banyak pengorbanan yang sudah dilakukan, tetapi tentang bagaimana caranya bersikap saat harap dalam hidup lenyap dalam sekejap. Bukan tentang seberapa banyak luka...