Perihal menaruh luka, aku bisa menjadi sang utama. Menanam, merawat dan menjadikannya tumbuh, membunuh hatiku secara utuh.
-w-
Aku ingin berhenti bertaruh pada semesta.
Mengakui bahwa aku bukanlah sang pemenang.
Jatuh cintaku selalu sendirian, kamu pun hanyalah sebentuk bayangan.
Tak ada mungkin yang bisa terus membuatku merasa ingin.
Ingin kamu menolehku, ingin kamu menyambutku, ingin kamu menjadikanku sebuah rumah untuk terus singgah.
Tapi tidak, aku hanyalah butir debu yang pelan tersapu angin tanpa pernah tersentuh rasamu.
Aku hanyalah butir pasir yang pelan tergerus ombak, mengabur bersama lautan tanpa pernah kamu temukan.
Aku hanyalah daun yang perlahan gugur, mengering, kemudian hilang tanpa sekalipun pernah kamu pandang.
Aku, seseorang yang mencoba terus berdiri pada sisa kepingan harap yang tak akan pernah terjawab.
Aku, seseorang dengan sisa kesabaran yang masih terus menanti raga untuk berada pada satu irama yang sama.
Nikmati lukanya, semoga bisa bahagia :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh
Poetry[CERITA TIDAK DIPRIVATE] Ketidakadilan pun terkadang mematikan. Bukan tentang seberapa banyak pengorbanan yang sudah dilakukan, tetapi tentang bagaimana caranya bersikap saat harap dalam hidup lenyap dalam sekejap. Bukan tentang seberapa banyak luka...
