Kemarau sudah kembali, Tuan.
Bagaimana denganmu?
Kapan bisa kulihat ragamu dari dekat?
Tak perlu mengatur sekat, rinduku sudah terlalu pekat.
Hatiku sudah lama sekarat. Barangkali hadirmu akan menjadi obat.
Sudah lama kamu pergi, Tuan.
Tapi aku disini, masih mengutuhkan kepercayaan pada janji yang terakhir kali kamu tinggalkan.
Bersama kopi di tengah senja yang memberi jingga, kamu pergi dengan senyuman termanis yang membuat hatiku teriris.
Tuan, cerita kita belumlah usai.
Coba pulang sebentar.
Tualangmu sudah terlalu panjang. Hadirmu sudah lama kunantikan.
Tidak masalah jika kepulanganmu hanya ingin mematahkan janji yang sempat kau ucapkan.
Setidaknya, aku tahu kalau aku tak perlu lagi menunggumu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh
Poésie[CERITA TIDAK DIPRIVATE] Ketidakadilan pun terkadang mematikan. Bukan tentang seberapa banyak pengorbanan yang sudah dilakukan, tetapi tentang bagaimana caranya bersikap saat harap dalam hidup lenyap dalam sekejap. Bukan tentang seberapa banyak luka...