23. Sebentar

595 24 0
                                    

Tidak perlu kembali jika hanya untuk melihat apa aku masih kuat. Pahamilah, hadirmu yang membuat langkahku semakin berat.

-w-

Pada akhirnya, aku harus mengakui bahwa lupa atas kamu masih menjadi hal yang selalu aku ingini.
Melupa apa yang pernah ada tak semudah untuk kembali pada rasa yang kupikir telah mati.
Aku benci kenyataan ini.
Aku benci untuk menyangkal bahwa rasaku masih kekal, sekalipun kita berada pada ketidakabadian yang tak bisa membuat kita terus merasakan kebersamaan.
Aku benci kamu, yang dengan mudah mengambil hati lalu ditinggal pergi saat aku masih belajar untuk menari, menikmati rasa yang baru kamu beri.
Aku benci untuk hadirmu yang tiba-tiba tanpa penyesalan, saat luka yang kamu tinggalkan masih terus merintih akan kesakitan.
Aku benci untuk mengingat bahwa kita pernah saling dekat, mengisi kekosongan, membuat jantungku bekerja lebih keras, sebelum kita jauh terlepas.
Sudah, cerita kita sudah usai, tepat satu langkah saat kamu memilih untuk menjauh.
Tapi maaf, aku masih butuh waktu untuk membuatnya benar-benar selesai.
Tidak, aku sebisa mungkin tak akan melibatkanmu. Tenang saja, aku cukup tahu diri untuk memahami bahwa ada hati lain yang sedang kamu perjuangkan mati-matian.
Iya, dia rumah barumu. Semoga dia lebih baik dariku perihal mencintaimu, juga memahamimu. Semoga dia lebih bisa membuatmu merasa yakin untuk tidak bertualang lagi, mematahkan hati sana-sini.

Selamat hari raya Idul Fitri, semoga hatimu kembali suci :)

💦💦💦

Mohon maaf lahir batin.

JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang