Chapter 6 - A Relationship

143 10 4
                                    

"Kenapa gue jadi deg-degan gini pas Dimas bilang suka ke gue? Shit! Jangan sampe gue baper."

"Apa emang bener ini cuman rasa suka yang sesaat Vi."

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Pengakuan perasaan Dimas kepada Devi, nampaknya sedikit demi sedikit berpengaruh kepada hubungan mereka. Walaupun status mereka hanya "berpura-pura" pacaran, namun kedekatan mereka tidak pernah dibuat-buat.

Dimas selalu meyakinkan dirinya, bahwa perasaan yang dia simpan terhadap Devi memang benar adanya, dan Devipun meyakinkan diri agar tidak terlalu terbawa perasaan ketika sedang bersama Dimas.

Namun, makin hari kebersamaan itu semakin terjalin dan semakin erat. Sehingga membuat mereka seakan tak ingin kehilangan satu sama lain.

Setiap berangkat maupun pulang sekolah mereka selalu bersama, bahkan saat dirumah pun Dimas selalu menerobos diam-diam ke kamar Devi hanya untuk melihat wajahnya.

"Ciee yang makin deket. Ekhem-ekhem.. masa sih hubungan kaya gini cuman pura-pura, iya gak Vin?"

Kali ini mereka berada di kediaman Dimas. Devi, Dimas, Randi, dan Vino kebetulan satu kelompok dalam pelajaran biologi. Jadi, mereka memutuskan untuk kerja kelompok dirumah Dimas.

"Bener banget Ran, kalo diliat-liat kayaknya kalian beneran saling suka deh."

"Sotoy lu!!"

"Sotoy lu!!" Ucap Devi dan Dimas. Membuat Randi dan Vino kembali saling bertukar pandang.

"Ciee bareng jawabnya ciee. Lama-lama kita jadi obat nyamuk nih Vin disini."

"Yaudah, mending kita berdua balik aja yak! Biar kalian bisa bebas, hehe. Ayo Ran!"

"Selangkah aja kalian berani ngelewatin pintu kamar ini, gue bakal buang kunci motor kalian."

Ucapan Dimas membuat Vino dan Randi kembali diam. Karena mereka tau, Dimas tidak akan pernah main-main dengan ucapannya.

"Kalian bertiga berisik banget! Gue keluar dulu deh, daripada dengerin ocehan gak bermutu kalian." Devi langsung pergi menuju taman belakang rumah Dimas untuk sedikit menghirup udara segar.

"Vi, tunggu!! Awas lo jangan pada berani kabur. Beresin sisanya!! Gue mau ngejar pacar gue dulu."

"Aelah pacar boongan aja belagu lo Dim."

"Diem lo bangsat! Dari pada kalian, jomblo abadi. Mending kalian pada pendekatan deh biar makin mesra."

"Najis!!!!!" Ucap Randi dan Vino bersamaan.

°°°°°

"Vi, lo ngapain ngelamun disini? Baek-baek lo nanti kesambet!"

"Berisik Dim, gue lagi mandangin langit. Coba deh lo liat, bintangnya banyak banget Dim, cantik."

"Tapi, menurut gue lebih cantik wajah lo Vi."

"Gombal aja terus mas!!"

"Gue serius Vi."

Dimas perlahan menggenggam tangan Devi dan mengelusnya perlahan. Sedangkan Devi yang melihat perlakuan Dimas malah sibuk mengatur nafasnya yang tiba-tiba menjadi tidak beraturan.

"Vi, sekarang gue yakin. Kalo gue beneran suka sama lo. Gue pengen ngelindungin lo Vi."

"Kaya bodyguard aja lo ngelindungun gue."

"Sekali aja! Lo dengerin kata-kata gue dengan serius Vi. Mungkin lo gak percaya sama gue, tapi dari pertama kali gue liat lo. Gue udah tau, kalo lo beda sama cewe lainnya. Terserah lo mau anggap gue lebay atau gimana. Tapi, gue gak bisa nahan diri lagi Vi, gue gamau cuman sekedar pura-pura pacaran. Gue pengen kita bener-bener saling memiliki satu sama lain."

"Sebenernya gue bisa aja sih anggap omongan lo tuh serius Dim, tapi gue gak sebaik yang lo kira."

"Maksud lo?"

"Gue juga suka sama lo, kebersamaan kita bikin gue juga jadi sayang sama lo. Tapi, pacaran beneran? Sebuah ikatan? Semuanya menurut gue agak sulit Dim."

"Gue paham maksud lo kok. Gue juga sebenernya bukan tipe cowo setia Vi. Tapi entah kenapa gue ngerasa kalo kita emang di takdirkan buat sama-sama."

"Lo bukan tipe cowo setia, gue bukan tipe cewe yang suka ikatan. Apa hubungan kayak gini layak buat kita bina Dim?"

"Gue tau! Gimana kalo kita bikin sebuah perjanjian."

"Perjanjian apaan?"

"Anggap aja lo sekarang nerima gue Vi."

"Dih, pede lo!"

"Gue serius ih."

"Oke, lanjut."

"Nah, ntar status kita kan bener-bener pacaran. Tapi, kita bikin perjanjian satu sama lain. Lo bukan tipe cewe yang suka ikatan kan?  Jadi, gue gak bakalan ngelarang lo deket sama cowo manapun. Begitupun gue, gue bukan tipe cowo setia, lo juga gabisa ngelarang gue deketin cewe manapun. Sekalipun kita sama-sama punya pacar lagi, kita gak bakalan saling ngelarang. Tapi, kita harus inget jalan pulang. Intinya, sekalipun lo ataupun gue selingkuh kita gak akan lupa bahwa kita harus tetep sama-sama."

"Serius nih Dim? Emang masing-masing dari kita gak akan ada yang sakit hati kalo ngejalanin hubungan kaya gini?"

"Kan ada aturannya, setiap kita selingkuh kita jangan pernah sekali-kali pake hati kita. You know what i mean? Dan anggep aja kalo pas kita selingkuh itu cuman sekedar hiburan disaat kita saling bosan satu sama lain. Gimana?"

"Oke, gue setuju. Dengan cara itu gak akan ada satupun dari kita yang sakit hati. Iyakan?"

"Bener Vi, ngomong-ngomong sekarang tanggal berapa?"

"2 Mei 2017, kenapa emang?"

"Berarti ini tanggal jadian kita yang sesungguhnya ya Vi. Terus kita juga sama-sama sepakat sama perjanjian ini. Gimana deal?"

"Oke, Deal!"

Untuk kedua kalinya mereka bermain-main dengan yang namanya perasaan. Entah apa yang terjadi selanjutnya, karena permainan yang sesungguhnya baru dimulai.

























Tbc
Vomment guys 😚

WHY ALWAYS HIM?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang