Shit! Kenapa sih lo harus muncul disini Dim?
- RafaKebetulan yang tidak disangka. - Devi
Kenapa lo gak bilang sama gue Vi, kalo ternyata Rafa ngajakin lo ketemuan? - Dimas
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
"Vi, kenapa lo gak jawab pertanyaan gue? Kenapa lo bisa disini sama Rafa?"
Tanpa menjawab pertanyaan dari Dimas, Devi pergi meninggalkan Rafa dan Dimas tanpa sepatah katapun. Menyisakan sejuta pertanyaan dibenak Dimas maupun Rafa.
Mau lo sebenarnya apasih Vi? - Dimas
Melarikan diri lagi Vi? Mau sampe kapan?
- RafaKarna Devi tiba-tiba pergi, Rafapun berniat untuk segera pergi dari sana. Namun sepertinya Dimas akan menahan kepergiannya.
"Raf, jawab gue!"
"Apa yang harus gue jawab?"
"Sialan! Kenapa lo bareng Devi?"
"Karna gue yang ngajak dia ketemu, kenapa emang? ada yang salah? Kalo lo mau nanyain hal yang gapenting sorry aja gue gaada waktu."
Dengan langkah santai Rafa juga meninggalkan Dimas. Mau tidak mau dia harus minta penjelasan kepada Devi, maka dengan cepat Dimas langsung mengejar Devi. Disisi lain, Devi sedang berada didalam taksi untuk menuju kerumahnya.
Rafa : Lain kali kita ketemu lagi Vi, buat nyelesain apa yang tadi sempat tertunda.
Dimas : Gue butuh penjelasan lo! Jangan coba-coba buat ngehindar.
Kenapa dua orang ini gabisa ngebiarin hidup gue tenang?
"Pak puter balik, antarkan saya ke apartemen terdekat."
•••••
Tepat seminggu Devi tidak pulang ke rumah dan juga mematikan ponselnya. Sebelumnya, dia sudah meminta izin kepada orang tuanya untuk tinggal diapartemen dengan alasan untuk menyiapkan diri masuk ke SMA. Tentu saja awalnya orangtua Devi menolak, solusi terbaik pun diambil. Yaitu, Devi tinggal di salah satu apartemen milik keluarganya.
Hari ini Devi berencana untuk datang ke SMA Pelita Bangsa, karna sekarang pengumuman lulus atau tidaknya Devi bersekolah disana. Sedikit rasa malas menyergap diri Devi, jika dia datang kesana maka disana juga pasti akan ada Dimas, orang yang dia hindari selama seminggu ini.
Biasanya Devi akan mengobrol dengan Dimas jika sudah berada disekolah. Namun sekarang berbeda karna Devi datang sendiri.
Bruk!!
"Aawww"
Devi sedikit meringis karna pantatnya mencium lantai. Baru saja sampai dia sudah disambut dengan jatuh.
"Ups, maaf. Lo gapapa kan?"
"Eh, iya gapapa."
"Bisa berdiri?"
Anak itupun mengulurkan tangannya, dan tanpa ragu Devi meraihnya.
"Lo nunggu hasil tes juga?"
"Iya."
"Waw, samaan dong. Btw nama lu siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY ALWAYS HIM?
Teen Fiction" KAPAN TOBAT? " Hanya kalimat itu yang selalu ingin dia tanyakan. " PELAMPIASAN " Hanya kata itu yang menggambarkan dirinya. " TINGGALKAN " Hanya tindakan itu yang harusnya dia lakukan. Berawal dari sebuah perjanjian yang mereka sepakati, maka ber...