Chapter 37 - Fear Of Losing

113 9 3
                                    

"Jangan sampe lo nyesel Dim, karna gue denger hari ini Kevin mau ngelamar."

"Hah??"

☆☆☆

"Lo gausah bercanda sama gue Raf."

"Terserah lo mau percaya apa enggak, tapi emang itu kenyataannya."

"Haha, lo fikir gue mau percaya aja gitu sama elo? Kalo mau boong tuh mikir dulu."

"Percaya ataupun gak percaya itu urusan lo, gue balik dulu."

"Tunggu! Dimana tempatnya Raf?"

Dengan cepat Dimas melajukan mobilnya menuju tempat yang diberitahukan Rafa. Kali ini dia tidak mau kehilangan Devi untuk yang kedua kalinya. Karna sudah cukup selama setahun ini Dimas menyia-nyiakan Devi.

Berhasil? Bagus! Sisanya serahin ke gue..

Emilie French Restaurant, Jln. Senopati no.39. Berkali-kali Dimas mengecek alamat yang Rafa berikan. Menurut Rafa, Kevin berencana akan melamar disana. Sesampainya direstoran tersebut Dimas tidak menemukan satu orangpun disana, keadaan restoran sangat sepi namun telah didekorasi. Rupanya Kevin telah mempersiapkan kejutan dengan matang.

Masih tersisa 1 jam lagi sebelum lamaran itu dilangsungkan, itu sebabnya Dimas sudah bersiap datang lebih awal agar bisa mencegah hal itu terjadi. Baru 10 menit menunggu, Dimas mendengar langkah kaki. Dengan cepat dia bangkit dari duduknya dan mencari tau siapa yang datang.

"Devi?"

"Dimas? Kenapa lo yang ada disini bukannya Yuri?"

"Hah? Yuri? Maksud lo apaan sih?"

"Harusnya Yuri yang ada disini! Astaga.. atau mungkin acaranya udah selesai?"

"Acara apaan? Lo mikirin apa sih Vi?"

"Jadi, gu-e ud-ah te-lat?"

Tess..

Devi langsung menangis sejadi-jadinya membuat Dimas bingung harus melakukan apa. Dia mencoba bertanya, namun Devi tak menggubrisnya.

"Gausah deketin gue Dim! Lo udah sepenuhnya punya Yuri!"

"Apasih? Gue gak ngerti Vi!"

"Ck, pura-pura. Gue tau kalo lo sekarang udah resmi jadi tunangannya Yuri."

"Hah? Lelucon apalagi ini? Siapa yang bilang? Astaga kapan gue tunangannya? Gue juga baru nyampe!"

"Ta-pi Ra-fa bi-la-ng-----"

.
.

Flashback

"Vi, gue mau nanya sesuatu sama lo."

"Yaudah langsung nanya aja Raf, ada apaan sih?"

"Jujur, lo masih sayang atau enggak sama Dimas?"

"Kok tiba-tiba bahas Dimas sih?"

"Jawab aja, gausah nanya balik."

"Eng-gak, gue udah gak sayang sama dia."

"Syukurlah."

"Syukur kenapa emang?"

"Soalnya gue denger hari ini Yuri mau dilamar di Emilie French Restaurant. Kalo lo emang udah gaada rasa lagi sama Dimas gue bisa lega, seenggaknya lo gaakan kaget pas denger hal ini. Katanya, Yuri disuruh nunggu dulu direstoran itu terus nanti dia bakalan dikasih surprice yaitu lamaran. Yaudah deh gue balik dulu, gue seneng kalo lo emang udah gaada perasaan apapun sama Dimas. Bye Vi."

Tak banyak basa-basi Rafa langsung meninggalkan Devi yang mematung. Devi masih tidak habis fikir, baru saja tadi dia bertemu dengan Dimas lalu tak lama kemudian Devi mendengar Yuri akan dilamar.

Gue gabisa biarin hal ini terjadi, gue gamau Dimas ngelamar Yuri, pokoknya gue harus mencegahnya. Karna gue gamau kehilangan lo Dim, gamau.....

.
.

Setelah mendengar penjelasan dari Devi kini Dimas sadar bahwa ternyata dia telah dibohongi oleh Rafa. Bukan hanya Dimas yang tertipu, tapi juga Devi. Dia sampe malu sendiri karna sudah menangis seperti anak kecil. Sedangkan Dimas dia tak bisa lagi menahan emosi, karna bisa-bisanya Rafa menipu dirinya.

"Udah, lo gausah nangis lagi Vi. Gue gak ngelamar siapapun. Takut banget ya lo kalo gue sampe ngelamar Yuri?"

"Dih siapa juga yang nangis, orang gue tadi kelilipan doang. Lo juga, ngapain lo dateng kesini kalo bukan karna takut gue dilamar sama Kevin. Wlee.."

Dimas dan Devi saling mengejek satu sama lain. Masing-masing dari mereka tak ada yang mau disebut takut kehiangan. Devi tidak mengaku jika dia takut kehilangan Dimas. Begitupun dengan Dimas, dia bersikap tidak peduli jika Devi mau dilamar oleh siapapun. Pertengkaran mereka membuat orang yang melihatnya gemas sendiri. Bahkan setelah mereka ketahuan sama-sama takut kehilangan, mereka tetap tidak mau mengakuinya.

Dih, mau mereka apaan sih?

Gatau, rese banget kan? Dua-duanya kepala batu.

Pantes aja mereka susah banget buat disatuin kalo sikapnya kaya gini.

"Heh curut, kapan mau akurnya lo?" Saat mendengar suara, refleks Devi dan Dimas langsung menoleh.

"Lo?"

"Lo?"






























Tbc

WHY ALWAYS HIM?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang