Chapter 3 - New Neighbors

174 11 0
                                    

"Lo bener juga Dim, tapi inget yah lo jangan baper inikan cuma PURA-PURA!" Devi sengaja menekankan kata pura-pura, membuat Dimas mendengus kesal.

"Iya iya gue inget. Jadi fix ya, kita pura-pura pacaran. Deal?"

"Deal."

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

"Vi, lo beneran pacaran sama Dimas? Kok gak bilang-bilang sih? Sakit nih hati abang." Randi terus mengoceh sambil menepuk-nepuk dadanya.

"Tau nih, lo anggep gue temen gak sih?" Vino juga ikut-ikutan mengintrogasi Devi.

Semenjak bersekolah di SMP Pertiwi, dan berteman dengan Dimas, Devipun kemudian menjadi teman Randi dan Vino yang notabennya adalah sahabat Dimas.

Tidak sedikitpun Devi menghiraukan ucapan Randi dan Vino. Dia tetap sibuk dengan ponselnya, sambil sesekali tertawa karna berita dia berpacaran dengan Dimas menjadi trending topic di media sosial.

"Vi, gila ye kita jadi bahan pembicaraan satu sekolahan." Tiba-tiba Dimas datang dan langsung duduk dekat Devi.

"Wajarlah, mereka pada gak percaya cewe secantik gue mau jadi pacar lo." Jawab Devi santai.

Mendengar jawaban Devi membuat Dimas mengerucutkan bibirnya, sedangkan Randi dan Vino sibuk menertawakan Dimas.

"Gausah manyun gitu beb. Sini biar abang Randi cium." Randi mencoba menggoda Dimas sambil memanyunkan bibirnya.

"Randi! Apa yang lo lakuin ke gue itu jahat!!" Tak mau kalah, Vinopun ikut-ikutan menjadi gila.

"Lo berdua udah pernah nyobain ditendang ampe bulan belum?" Dimas menatap mereka tajam.

"Berisik lo pada! Bolos kuy, ada cafe baru nih, daripada belajar mending kita nongki-nongki manja." Ucap Devi.

"Ayok." Randi dan Vino menjawab serempak.

"Dim, lo gak mau ikut?"

"Buat hari ini enggak deh, gue mau dijemput bonyok."

"Lah, tumben?"

"Soalnya gue mau pindah rumah."

"Oh, yauda. Kita cabut duluan ye Dim."

"Oke."

°°°°°

"Mamiiii, i'am home!!!!"

"Tumben pulang jam segini, kamu gak bolos lagi kan Vi?"

"Ih Mami, Devi pulang telat dikomentarin pulang cepet dicurigain. Mau Mami apa sih?"

"Abis tingkah kamu suka mencurigakan! Mami gamau ya, kalo sampe Mami dipanggil ke sekolah kamu lagi."

"Iyaaa, Mami mau kemana? Bawa kue segala?"

"Mami mau liat tetangga baru kita, kamu ikut ajadeh ya."

"Ogah ah males."

"Hush, gak boleh gitu sama tetangga baru. Lagian gak jauh kok. Tempatnya disamping rumah kita."

Dengan langkah malas Devi menuruti keinginan Mami-nya. Karna saat ini, dia sedang malas beradu argumen.

"Permisi."

"Silahkan ma....."

"Dimas?"

"Devi?"

Ucap mereka bersamaan. Ternyata tetangga baru Devi adalah Dimas.

"Loh kalian udah saling kenal?" Tanya Siska, ibu dari Dimas.

Sama halnya dengan Devi, Dimas juga merupakan anak semata wayang dari Siska Rahmania dan Sigit Purnomo.

"Iya Mam, kita satu sekolahan."

"Oh, siapa nama kamu cantik?"

"Devicha Lorensa Wijaya tan."

"Nama yang bagus sekali, kenalkan nama tante Siska, ibunya Dimas. Oh iya, silahkan masuk."

Siska dan Sarah sibuk ngobrol diruang tamu, membuat Devi kesal sendiri.

"Vi, sini! Mau liat gak kamar baru gue?" Melihat Devi yang terlihat bosan, membuat Dimas langsung menariknya untuk melihat-lihat rumah dan kamar Dimas.

"Tau aja lo kalo gue bosen."

"Gue kan pacar lo, jadi pasti tau dong."

"Pacar bohongan!! Inget, gausah baper."

"Haha iya deh, nah ini kamar gue. Seneng gue dapet kamar disini, ada balkonnya. Yuk liat!"

"Dim, balkon lo sebelahan sama yang gue."

"Ah masa sih? Itu kamar lo?"

"Iye, wah kita bisa ngobrol banyak nih tiap malem."

"Jangankan ngobrol, mau ena-ena juga boleh." Jawab Dimas dengan nyengir kuda.

"Dimas mesuuummmmmmmm!!!!!!" Devi langsung memberikan cubitan kepada Dimas.

"Awww. Ampun Dev! Elah, gue cuman bercanda aja kok."

"Sinting lo."

"Walaupun sinting tapi gue tetep pacar lo tau."

"Ngarep lo! Ogah banget gue pacaran sama cowo mesum kaya lo."

"Yakin?" Dimas terus mendekat sambil menatap Devi.

Membuat Devi mundur perlahan-lahan, sampai akhirnya dia menyentuh tembok. Sekarang tak ada lagi jarak diantara mereka, bahkan Devi bisa mencium aroma mint dari nafas Dimas.

"L-o nga-pain si-h de-ket de-ket gue? Ming-gir lo!!!"

"No! Gue pengen liat wajah cantik lo dari deket Vi."

"Deviiiiiiiiiiiiiiii, ayo kita pulang sayang."

Mendengar teriakan ibunya, membuat Devi langsung mendorong Dimas dan pergi meninggalkannya.

Dimas yang menatap kepergian Devi hanya bisa tersenyum miring.

"Lo cantik Vi."

















Tbc

Vote and comment guys 😌

WHY ALWAYS HIM?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang