Chapter 7 - ILY

115 10 3
                                    

Untuk kedua kalinya mereka bermain-main dengan yang namanya perasaan. Entah apa yang terjadi selanjutnya, karena permainan yang sesungguhnya baru dimulai.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

"Morning sweatheart."

"Erghtss.."

"Bangun dong sayang."

"Berisik."

"Oh iya, belum bangun gitu pasti karna pengen dicium yah."

Mendengar kata "cium" Devipun langsung bangun. Dia baru sadar ternyata Dimas kini berada dikamarnya.

"Wtf! Lo ngapain disini pagi-pagi? Kok lo bisa masuk ke kamar gue sih?"

"Sstt... kalo udah pacaran manggilnya jangan gue elo dong. Tapi aku kamu."

"Serah lo! Lo belum jawab pertanyaan gue Dimas Praditya Sandika."

"Dan aku gamau jawab, kalo kamu masih manggil lo gue."

"Huftt... kenapa kamu bisa masuk kamar aku sih Dim?"

"Jangankan masuk ke kamar kamu, masuk ke hati kamu aja aku bisa Vi."

"Au ah."

"Jangan ngambek sayang. Ayo cepetan mandi, aku tungguin diluar yah. Kan kita mau jalan-jalan mumpung weekend."

Cup!!
Dimas mendaratkan ciuman di kening Devi, membuat Devi langsung salah tingkah.

"Morning kiss from me. Cepetan yah sayang siap-siapnya."

Arghtss.. kok gue ngerasa special banget ya? I love you Dim.

°°°°°

"Jalan-jalannya ke Mall Dim? Mau ngapain? Nonton?"

"Iya, hehe. Abis kita kan baru kelas 8 SMP, aku juga gak punya banyak uang. Jadi, cuman bisa ngajakin nonton doang. Gapapa kan Vi?"

"Gapapa kok Dim. Selagi jalan berdua sama kamu sih aku oke oke aja."

"Ciee so sweet banget sih sayang aku."

"Jangan lebay deh Dim ah. Btw kita mau nonton film apaan?"

"Dim, kok diem aja?"

Ini anak ngeliatin apaan sih, gue tanya dari tadi sampe gak jawab-jawab. Zzzzz ngeliatin cewe ternyata -,- dasar mata keranjang lu Dim.

"Cewe nya cantik ya Dim."

"Eh iya sayang. Eh.. maksud aku engga kok cantikan kamu kemana-mana."

"Udah deh gausah boong sayang. Orang kamu ngeliatinnya sampe ngiler gitu wlee."

"Enggak juga ih, apaan sih Vi."

"Dim coba liat deh kearah jam 12, ada cowo yang didepan restoran tuh."

"Iye, kenapa emang?"

"Ganteng yah Dim."

"Gantengan aku kali Vi."

"Gimana kalo kita maen game Dim. Kayaknya bakal seru nih."

"Game apa sayang?"

"Kamu deketin cewe yang tadi kamu liatin, aku deketin cowo itu. Biar rasa penasaran kita ilang. Hehe."

"Boleh juga, tau aja aku pengen deketin cewe itu. Seneng deh punya pacar yang pengertian."

"Aku juga ngincer cowo itu kali Dim dari tadi. Kamunya aja yang gak nyadar."

"Ishh dasar. Mau jadi playgirls nih ceritanya?"

"Udah deh, jangan banyak ngomong. Ayo kita samperin keburu dia pergi nanti."

"Oke sayang."

.
.

Bruk!!

"Upss maaf, gak sengaja."

"Iya gapapa kok. Kamu gak papa?"

"Engga kok Kak. Kenalin Kak, aku Devicha, Kakak bisa manggil aku Devi."

"Oh iya, kenalin nama Kakak Rangga."

"Emm Kak Rangga. Btw Kakak ngapain diem didepan restoran sendirian?"

"Kakak lagi ada janji sama pacar. Tapi, belum dateng juga."

Yah, udah punya pacar dia. Gagal deh gue -,- Dimas gimana ya? Kayaknya dia menang banyak nih.

"Oh, Devi temenin Kakak aja deh ya. Gimana kalo kita nunggunya didalem restoran aja?"

"Boleh, yaudah Kakak ngabarin pacar Kakak dulu."

"Oke."

.
.

"Heii perasaan aku pernah liat kamu deh."

"Siapa ya?"

"Lah masa gak inget? Kenalin aku Dimas."

"Dimas? Pernah liat aku dimana emang?"

"Di mimpi aku. Hehe. Btw nama kamu siapa cantik?"

"Haha baru ketemu udah gombal aja. Nama aku Intan."

"Kamu sendirian aja? Gimana kalo Dimas temenin?"

"Enggak juga. Tapi, boleh aja sih. Yaudah ikut aku aja kalo begitu."

"Serius nih Tan?"

"Iya Dimas, kamu juga sendirian kan? Jadi ikut aku aja."

Yes, liat nih Vi. Gue bisa deketin cewe cantik ini. Hihi

.
.
.

"Dimas?"

"Devi?"

"Ngapain lo disini?"

"Ngapain lo disini?" Ucap mereka barengan.

"Kalian saling kenal? Intan kamu bawa temen?"

"Iya nih, keliatannya dia gak ada temen. Jadi, aku ajakin aja kesini Kak. Kan Kakak tadi bilang bawa temen cewe, jadi sekalian aja aku bawa dia. Kenalin Kak, namanya Dimas."

"Oh iya, Devi itu pacar Kakak, kenalin namanya Intan."

"Emm-- i-y-a Kak. Kan sekarang pacar Kakak udah ada. Aku pulang aja ya Kak. See you."

"Lah, kenapa? Diem aja dulu kita ngobrol-ngobrol dulu."

"Lain kali aja deh Kak. Aku duluan ya."

"Aku juga pulang ya Intan. Gaenak nanti takutnya ganggu kalian berdua."

"Engga kok Dim. Disini aja dulu."

"Engga deh, makasih. See you next time yah Tan."

"Oke deh."

.
.

"Vi, tungguin!!"

"Haha, kok bisa kebetulan gini ya Dim? Kita deketin orang yang udah punya pacar."

"Haha, aku juga gak habis fikir Vi. Kirain, tuh cewe mau ngajakin kemana. Eh ternyata ngajakin ketemu pacarnya."

"Hari ini kita kurang beruntung kayaknya Dim."

"Haha iya, kita salah sasaran Vi."

"Yaudah, kita beli tiket dulu deh. Acara nonton kita tetep jadi kan Dim?"

"Jadi dong sayang."

"I love you Dim."

"I love you too Devicha Lorensa Wijaya."



























Tbc
Don't forget vomment guys 😍

WHY ALWAYS HIM?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang