"Serius sayang, hari ini kamu bakalan menikah."
"ASTAGA!! SAMA SIAPA???????????????????"
☆☆☆
"Udah gausa bawel, cepet mandi. Kebayanya udah Mamih siapin tuh. Bentar lagi perias nya juga dateng."
"Tunggu, Mamih apaan sih? Devi nikah sama siapa? Kalo sama Dimas sih Devi mau-mau aja."
"Geer banget! Siapa juga yang mau nikahin kamu sama Dimas. Udah sekarang kamu cepetan mandi, kalo enggak Mamih sered kamu sekarang."
"Tapi Mih------"
"Gausah tapi-tapian! CEPET!!!!!!"
Mau tidak mau Devi segera bersiap-siap. Karna jika Mamih Devi sudah marah, sudah pasti Devi tidak bisa melawan. Selama di rias Devi tak henti-hentinya menangis. Dia tidak ingin menikah hari ini, apalagi dengan orang yang tidak dia kenal. Satu orang yang saat ini Devi butuhkan adalah Dimas. Devi berharap Dimas bisa datang menyelamatkannya dari pernikahan ini.
"Mih, Devi gamau nikah."
"Berisik! Udah siap-siap aja, Mamih gak bakalan salah pilih kok."
"Tapi Mih-----"
"Bisa diem gak? Ini hadiah ulang tahun kamu tau Vi."
"Hadiah ulang tahun kok dipaksa nikah gini sih? Jahat!"
"Berani kamu bilang Mamih jahat?"
"Ampun Mih, abisnya Devi gamau nikah."
"Kamu mau jadi perawan tua?"
"Ih Mamih, enggak gitu juga. Lagian Devi juga masih muda."
"Justru lebih baik nikah muda, jadi entar kamu gak terjerumus pergaulan bebas."
"Mamih ih------"
"Udah ayok kita turun, calon suami kamu udah nungguin."
"Gam-auuuuu"
"Ayook cepet." Dengen terpaksa Mamih Devi menyered Devi keluar dari kamarnya. Dengan airmata yang terus menetes Devi mencoba berontak.
"Maaf ya lama, maklum dia kaget mau nikah hari ini."
"Iya gapapa kok Tante."
"Dimas?"
"Haii Vi."
"Jadi gue nau nikah sama lo?"
"Iyalah, sama siapa lagi. Gimana lo suka?"
"Ih anjir Dimas jahat! Gue udah takut dijodohin."
"Udah jangan nangis jelek! Curhatnya nanti aja, sekarang kita nikah dulu."
Dengan satu tarikan nafas, kini Dimas telah resmi menjadi suami Devi. Semua orang tentunya bahagia tak terkecuali Devi. Yuri, Kevin, Rafa dan teman-teman lainnya pun hadir dalam pernikahan Devi dan Dimas. Sebenarnya ini adalah kejutan ulang tahun dari Dimas untuk Devi kekasihnya.
Setelah acara pernikahan dan resepsi selesai, semua keluarga pun berkumpul. Devi dan Dimas memutuskan untuk tinggal dulu dirumah Devi, karna malam sudah semakin larut dan jarak ke apartemen punya Dimas juga agak jauh.
Saat sedang berbincang diruang tamu, Devi terlihat mengantuk. Begitupun dengan Dimas, dia sangat terlihat kelelahan karna acara pernikahannya sendiri. Karena sudah merasa tidak sanggup lagi, Devi dan Dimas bergegas menuju kamar mereka untuk beristirahat.
Sesampainya dikamar Devi langsung naik ke atas ranjang, diikuti oleh Dimas."Vi."
"Apa Dim?"
"Kita sekarang udah sah kan?"
"Iyalah, masih aja nanya hal begitu."
"Kalo gituu, kita bisa bikin anak sekarang dong."
"DIMAS!!!!" Perkataan Dimas dihadiahi cubitan ganas dari Devi, dan langsung membuatnya meringis.
"Awww-- sakit Vi. Ganas banget sih sama suami sendiri. Harusnya gue tuh dicium bukan dicubit."
"Ogah banget gue nyium lo."
"Yakin? Gamau nih nyium babang ganteng?" Dimas melepas bajunya dan mengunci tatapan Devi. Keringat yang menetes dari dahi Dimas menambahkan kesan seksi, membuat Devi menelan ludahnya sendiri saking terpesonanya.
"Dim-- pa-ke ba---"
"Sushhhhh!! Biarin gue nikmatin wajah cantik lo dari deket Vi." Dimas perlahan mendekat dan mencium bibir Devi. Ciuman itu kini berubah menjadi lumatan lembut, yang membuat kedua insan itu seakan melayang merasakan kenikmatan.
"Dim--- gu--e-----"
Ceklek! Tiba-tiba pintu terbuka, membuat Dimas langsung memakai bajunya.
"Vi! Ka-mu nyim----- Astaga!! Mamih ganggu ya? Maaf maaf, yaudah lanjutin aja. Mamih lupa kalo kamu udah nikah Vi."
"MAMIHHHH!!!!!!!" Dengan cepat Mamih Devi menutup kembali pintu kamar putrinya.
"Mamih kamu bikin gue malu Vi. Mana gue gapake baju lagi."
"Lo juga sih, kenapa pintunya gak dikunci?"
"Lupaaaaaa."
"Kunci gih sekarang."
"Kok nyuruh-nyuruh suami sih? Durhaka loh Vi entar."
"Bilang aja males, yaudah biar gue kunci sendiri."
Saat Devi bangkit, Dimas juga mengikuti Devi. Dengan cepat dia langsung memeluk Devi dari belakang.
"Buru-buru amat sih sayang? Udah gak sabar ya?"
"Apaan sih? Mesum banget!"
Cup!!
"Jangan jutek gitu sama suami."
"Dimas! Gue mau ngunci pintu dulu."
"Cium duluuu."
"Dimas!!"
"Devi!!"
"Dimas ih!!"
"Disuruh nyium aja susah amat Vi? Gue paksa juga nih." Dimas langsung memeluk Devi dan menggiringnya ke tembok. Tanpa mendengar keluhan dari Devi, Dimas langsung mencium bibir manis Devi. Lama kelamaan Devi juga membalas ciuman Dimas, kini mereka tenggelam dalam hasrat masing-masing.
Ceklek! Lagi-lagi pintu terbuka, membuat Devi dan Dimas langsung menghentikan ciumannya.
"Vi, di-ma----------- Astaga!!! Papih gak sengaja! Yaudah lanjutin! Jangan lupa semangat bikin cucu buat Papih ya."
"PAPIHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
"Vi, gue udah gakuat. Udah dua kali kita keganggu, sekarang juga kita ke apartemen! Kalo enggak bisa-bisa pas kita lagi ena-ena entar diliatin sama Mamih Papih lo."
"DIMAS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Yeaaay, akhirnya ending juga 😂
Sorry ya kalo endingnya kurang greget, maklum penulisnya masih amatiran 😏Thanks you so much buat yang udah setia baca cerita ini sampe akhir 💚💙💜💛
Jangan lupa mampir dicerita gue yang lainnya guys 😊
See you 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY ALWAYS HIM?
Novela Juvenil" KAPAN TOBAT? " Hanya kalimat itu yang selalu ingin dia tanyakan. " PELAMPIASAN " Hanya kata itu yang menggambarkan dirinya. " TINGGALKAN " Hanya tindakan itu yang harusnya dia lakukan. Berawal dari sebuah perjanjian yang mereka sepakati, maka ber...