Chapter 38 - Are You Aware?

100 8 4
                                    

"Heh curut, kapan mau akurnya lo?" Saat mendengar suara, refleks Devi dan Dimas langsung menoleh.

"Lo?"

"Lo?"

☆☆☆

"Haii"

"Haii"

"Haii", Rafa, Kevin dan juga Yuri menyapa Devi dan Dimas secara bersama-sama. Melihat mereka semua berkumpul membuat Devi dan Dimas bingung sendiri.

"Ini maksudnya apaan sih Raf? Berani bener lo bohongin kita?"

"Bercanda dikit boleh kali."

"GAK LUCU!!!!"

"GAK LUCU!!!!"

"Cie barengan cie, jangan-jangan kalian jodoh."

"RAFA APAAN SIH!!!"

Saat Dimas masih ribut dengan Rafa, Devi justru menghampiri Kevin. Dia amat sangat takut hati Kevin akan terluka.

"Kev, aku bisa jelasin."

"Ssstt.. lo gaperlu jelasin apa-apa."

"Manggilnya aja "lo", kamu marah sama aku?"

"Bukan gitu Vi, aku tau kalo kamu masih cinta sama Dimas. Itu sebabnya kamu gaperlu jelasin apa-apa."

"Eng-gak kok ak------"

"Udah Vi, gausah bohongin perasaan kamu lagi. Kamu itu bahagianya sama Dimas bukan sama aku, kamu juga tau sendiri kan?"

"Aku gamau nyakitin kamu Kev."

"Lantas, apa kamu lebih memilih menyakiti diri sendiri?"

"Ma-af."

"No, gausah minta maaf Vi. Disini posisinya aku yang salah kok, maaf karna selama ini aku udah bohongin kamu."

"Kamu bohong soal apa Kev?"

"Soal hubungan kita, aku sengaja jadian sama kamu agar kamu sadar Vi bahwa perpisahan itu menyakitkan. Selama ini kamu pacaran sama aku, kamu gak bahagia kan? Sekalipun kamu ketawa tapi pandangan kamu gapernah lepas dari Dimas. Aku tau semuanya Vi, rasa nyaman yang selalu kamu bilang sebenarnya rasa nyaman antara sahabat doang. Aku tau gaada siapapun yang bisa gantiin Dimas dihati kamu. Aku sengaja jauhin diri kamu dari Dimas agar kamu bisa sadar sama perasaan kamu sendiri, agar kamu lebih jujur sama hati kamu. Tapi, selama ini kamu masih saja terus berpura-pura bahagia sama aku. Maafin aku Vi, sebenarnya semua ini rencana aku, Yuri, dan juga Rafa. Kami sengaja bikin kalian pisah agar kalian bisa berhenti bersikap masa bodoh terhadap perasaan kalian sendiri. Dan sebenarnya aku memang mau ngelamar Vi, tapi tentunya bukan melamar kamu, melainkan melamar Yuri."

"Hah? Maksud lo apaan Kev? Yuri? Kamu bisa jelasin?" Kini Dimas ikut turun dalam pembicaraan Devi dan Kevin.

"Itu bener Dim, aku mau dilamar sama Kevin. Selama aku hubungan sama kamu bahkan sebelum kita menjalin suatu hubungan sebenernya aku lebih dulu pacaran sama Kevin. Vi, lo inget gak dulu waktu gue sibuk chat.an sama seseorang tapi gue gak ngasih tau lo siapa yang bikin gue sibuk dengan ponsel?"

"Iya Ri, gue inget."

"Nah, itu Kevin orangnya Vi. Kevin yang bikin gue percaya sama cinta, dan Kevin jugalah yang bikin gue tau arti sebenarnya suatu hubungan. Jujur, ngeliat hubungan lo sama Dimas bikin gue sampe gamau pacaran. Tapi, Kevin ngeyakinin gue terus dan akhirnya gue mau pacaran sama dia sampe sekarang. Aku juga minta maaf Dim sebelumnya sama kamu, gaada sedikitpun niat aku buat nyakitin kamu. Sama seperti yang Kevin bilang tadi, kita cuman pengen kalian sadar akan perasaan masing-masing. Kalian juga berhak bahagia, itu sebabnya gue, Kevin, dan juga Rafa ngelakuin semua ini. Iyakan Raf?"

"Emm, semua yang Kevin dan Yuri omongin semuanya bener. Ini juga sebenarnya peringatan buat kalian berdua agar berhenti mempermainkan perasaan orang lain dengan alasan perjanjian konyol yang ada dalam hubungan kalian. Kalian mungkin gak sadar, tapi apa kalian gak berfikir berapa banyak hati yang udah kalian patahin? Termasuk abang Rafa ini yang di phpin sama Devi."

"Jijik!"

"Najis"

"Haha."

"Gile kalian jahat anjir. Tapi, gue serius kali ini. Apa kalian gak berfikir kenapa kalian susah banget buat bersatu? Bisa aja itu karna kalian terlalu banyak menyakiti hati orang lain secara tidak langsung. Bukannya gue mau nyalahin kalian berdua, tapi semoga dengan kejadian ini kalian bisa saling mengerti dan berfikir. Lagian emangnya cuman kalian aja yang bisa mainin perasaan? kita juga bisa kali."

"Hahaha." Tawapun kembali pecah, namun hanya Dimas dan Devi yang tidak tertawa.

"Kita? Maksudnya Kevin sama Yuri doang kali, lo mah kan jomblo Raf."

"Haha anjir makan tuh Raf." Kali ini baru mereka benar-benar tertawa kecuali Rafa tentunya.

Setelah mereka benar-benar kelelahan karna terlalu banyak tertawa, tiba-tiba Devi memegang tangan Kevin.

"Makasih Kev, karna selama ini lo udah nemenin gue. Makasih karna lo udah bikin gue sadar akan arti sebuah kehilangan dan hubungan. Makasih karna udah bikin gue makin mengerti bahwa bermain-main dengan yang namanya perasaan itu bukanlah hal yang baik. Gue gatau bakalan kayak gimana kalo tanpa lo Kev." Refleks Devi langsung memeluk Kevin dan terus mengucapkan rasa terima kasihnya.

Sedangkan Dimas dan Yuri terlihat kesal karna Devi dan Kevin terlalu lama berpelukan. Dengan tangan yang dikepal karna menahan emosi, Dimas dan Yuri ingin segera menghentikan acara peluk-pelukan ini.

"Deviiiiiiiiiiiiiiii"

"Keviiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin"

"Upss... sorry, kita keenakan."

"Upss... sorry, kita keenakan." Ucap Devi dan Kevin bersamaan.

BANGSATTTTT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!





































Tbc

WHY ALWAYS HIM?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang