Chapter 20 - Leon

98 8 0
                                    

Kadang suka bingung sendiri, ini emang gue yang gak berbakat selingkuh atau lo yang kelewat peka Vi. Bisa-bisanya ketauan mulu, wkwk

Untuk saat ini gue gak butuh lo Dim, mau lo jadian sama siapapun gue gak peduli.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Ini ke 4 kalinya Leon mengantar jemput Devi. Kaki Devi juga sudah semakin membaik, ditambah lagi tinggal 3 hari waktu yang tersisa. Devipun tidak menyia-nyiakan hal itu, dia semakin gencar mendekati Leon, bahkan jika sepulang sekolah dia pasti meminta untuk ditemani jalan-jalan. Mulai dari berburu baju terbaru, membeli buku, makan siang dan masih banyak lagi alasan yang Devi berikan agar bisa bersama Leon.

Leon, cowok ganteng yang menjadi incaran Devi saat pertama kali melihatnya. Keberuntungan mungkin sedang berada dipihak Devi, tadinya dia ingin mencari tau siapa Leon, dan ingin mendekatinya. Namun, takdir berkata lain, Leon sendirilah yang datang kepada Devi. Walaupun Devi harus merasakan sakit dikakinya, tapi semua itu seakan terbayar karna dia bisa juga dekat dengan orang yang diincarnya.

"Tinggal sisa 3 hari lo anter jemput terus nemenin gue Le, bentar lagi lo bakalam bebas tugas. Wkwk."

"Bahasa lo dalem banget Vi, kebanyakan nonton drama kayaknya."

"Tau aje lu, jangan-jangan lo juga suka ya? Haha."

"Ih apaan sih? Dikit kok, wkwkwk. Oh iya, gak kerasa kita jadi makin akrab aja."

"Lo harusnya bangga dong, bisa akrab sama cewek cantik kayak gue."

"Ada kantong gak? Gue pengen muntah nih dengernya."

"Awas lo ya, baek-baek lu nanti jatuh cinta lagi sama gue."

Mendengar perkataan Devi membuat Leon sedikit terdiam. Bagaimana bisa dia tidak jatuh cinta kepada Devi. Sosoknya yang amat sangat cantik, periang, walaupun sedikit menyebalkan akan membuat semua laki-laki normal pasti jatuh cinta jika sudah dekat dengan Devi.

"Kok diem sih? Berarti benerya? Wkwk. Udah sore nih, anterin gue pulang Le."

Saat ingin berjalan tiba-tiba Devi terpleset, melihat Devi akan jatuh Leon dengan sigap langsung menahan Devi. Kini Devi berada dipelukan Leon, tatapan mereka bertemu membuat jantung mereka berdetak tak menentu.

"Gue gak akan ngelak Vi, gue emang udah jatuh cinta sama lo. Will you be my girl friend Devicha Lorensa Wijaya?"

"Yes, i will."

Walaupun dipertemukan dengan sebuah insiden, dan pendekatan yang tidak berlangsung lama. Tapi mereka merasa sangat bahagia. Dan hari inipun Devi resmi menjadi pacar Leon.

°°°°°

Devi : Heh kunyuk, sini maen ke kamar. Jangan cuman si Rania yang di fikirin. Gue pengen curhat.

♡ Dimas : Paling soal Leon, ye kan? Oke deh gue kesana.

Devi dan Dimas mulai tidak merasa risih lagi jika salah satu dari mereka berselingkuh. Lambat laun mereka mulai nyaman saat memiliki orang lain yang mereka sukai. Itu sebabnya jika ada hal yang baru mereka pasti saling bercerita, agar tidak ada rasa cemburu ataupun rasa sakit hati yang menghampiri.

"Gimana, jadian belum lu sama si Leon?"

"Udah dong, tadi sore kan gue jadian hehe."

"Bagus deh, jadi lo gak terlalu sibuk mikirin gue."

"Siapa juga yang mikirin lo Dim 😒, gimana si Rania?"

"Ah diamah bocah, ribet banget baperan. Bentar lagi juga gue putusin, lagian gue lagi ngincer anak kelas X-1."

"Itukan kelas gue bangsat! Siapa yang lu incer?"

"Yuriko!!"

"NO!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

"Kenape sih lo?"

"Dia satu-satunya temen gue kunyuk. Dia juga tau kalo lo pacar gue, bahkan dia tau hubungan kita kayak gimana. Lo boleh pacaran sama siapa aja, asal jangan sama Yuri."

"Aelah ribet deh, abis dikelas situ yang cantik cuman dia doang."

"Jadi menurut lo gue gak cantik heh?"

"Harusnya lo udah tau, lo selalu jadi orang pertama yang tercantik dihati gue. Inikan maksudnya selain lo."

"Gombal anzing!!! Cari yang laen deh gausah Yuri."

"Iya, iya. Gue masih punya 5 kandidat kok."

"Sibangsat😱 dasar playboy cap kadal lo."

"Orang ganteng mah bebas Vi."

"Serah luuu seraaah!!!!!!!!"

"Vi, sekarang kan lo pacaran sama Leon. Gue boleh gak nambahin satu perjanjian lagi?"

"Perjanjian apaan?"

"Gue pengen walaupun kita sama-sama selingkuh, tapi gak ada satupun dari kita yang akan kissing sama orang lain. Mungkin terdengar egois, tapi lo tau sendiri kalo lo first kiss gue dan gue gak rela kalo lo ngelakuin itu sama orang lain selain gue, lagian gue juga baru nyobain sekali."

"Lo kira kue apa, bahasa nya nyobain-_-" ini berlaku buat gue doang apa gimana nih? Kali aja lo udah kissing sama si Rania."

"Sumpah gue gak pernah ngelakuin sama si Rania. First kiss gue juga kan sama lo pas waktu di rooftop. Kalo pegangan tangan atau peluk doang mah gapapa, asal jangan kissing aja. Gimana?"

"Oke kalo gitu gue setuju."

"Syukurlah, lo belum diapa-apain kan sama Leon?"

"Astaga Dimas, jadiannya aja baru beberapa jam yang lalu."

"Hehe, parno gue. Emm, Vi?"

"Apa Dim?"

"May i kiss you?"

"Oh, jadi pembahasan kayak gini karna ujung-ujungnya lo pengen ciuman sama gue? Modus lu."

"Ih bukan begitu Vi, aelah gausah negatif gitu dong Vi."

"Alah, cara lo basi tau! So' so'an peduli pada---------"

Sebelum Devi menyelesaikan perkataannya, bibir Devi terlanjur dibungkam oleh bibir Dimas. Akhirnya mereka pun kissing untuk yang kedua kalinya.

Siapapun orang yang jadi obat jenuh gue, gak akan pernah bisa gantiin posisi lo Dim.
- Devi

Bibir lo manis, masih sama kaya saat pertama kali gue mendapatkannya. - Dimas




















Tbc
Vote and comment

WHY ALWAYS HIM?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang