Chapter 14 - Come back

112 8 0
                                    

Masa depan ya? Apa nanti lo masih bareng sama gue Vi? - Dimas

Gue pengen masa depan gue bareng lo Dim.
- Devi

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Semenjak data telah dikumpulkan, Devi dan Dimas bersama-sama memutuskan untuk masuk ke sekolah yang sama, yaitu SMA Pelita Bangsa. Tanpa terasa kini mereka akan melaksanakan tes masuk, berhubung SMA Pelita Bangsa termasuk kedalam SMA favorit jadi butuh sedikit perjuangan untuk dapat masuk ke sana. Kebanyakan dari SMP Pertiwi masuk ke SMK, hanya sedikit orang yang memilih masuk SMA.

"Lo deg-degan gak Vi?"

"Sedikit Dim, gue takut gak lulus. Nanti gabisa bareng lo."

"Jangan pesimis gitu dong Vi, inget gue aja kalo lagi ngerjain tiap soal."

"Makin buyar otak gue kalo ditambah mikirin lo--"

Bruk!!

"Aduuh."

"Vi lo gak papa?"

"Gapapa kok, eh Kevin?"

"Hah, Kevin? Lo ngapain disini?" Ucap Dimas.

"Kalian tes masuk kesini juga? Samaan dong, mudah-mudahan kita ntar lulus ya."

"Iya makasih Kev, kirain gue lo gak masuk kesini."

"Lo gak ngikutin Devi kan Kev?"

"HAHA! Kagaklah Dim, yaudah gue cabut dulu."

"Oke."

"Vi, gue agak curiga nih sama si Kevin. Kali aja dia kesini karna tau lo juga masuk kesini."

"Gamungkinlah Dim, kan kita gak ngasih tau kesiapapun. Randi sama Vino aja gatau kita masuk sini."

"Eh iya sih Vi. Yaudah bentar lagi mulai tes, kita masuk dulu."

"Yauda ayo, semangat ya Dim"

"Makasih sayang, cium nya mana?"

"Apa? Mau di gampar bukan?"

"Hehe kagak-kagak. Mudah-mudahan kita berdua lulus ya."

"Iyasyang."

Membutuhkan waktu 2 jam untuk menyelesaikan setiap soal yang ada. Baik Devi maupun Dimas terlihat sangat kelelahan setelah bertempur dengan soal tes masuk.

Kini mereka berada disebuah taman belakang sekolah, mengistirahatkan otak dan juga badan yang sudah bekerja keras selama 2 jam.

"Dim."

"Vi."

"Eh barengan, lo dulu deh Vi."

"Lo dulu aja Dim."

"Lo dulu Vi, gapapa."

"Ih Dimas dulu aja."

"Dimana-mana juga cewe dulu Vi."

"Elo dulu aja Dimas ih, mau ngomong apaan?"

"Devi sayang aja dulu."

"Aelah gitu aja terus ampe monyet bertelur. Yaudah gue dulu, si Rafa ngebm gue."

"Lah kok sama? Si Rania juga."

"Serius? Terus lo mau bales?"

"Terserah, kalo lo?"

"Emm, bales aja kali ya?"

"Yaudah kita bales aja."

.
.

Rafa : Haii Vi, btw kemana aja?

Me : Juga, ada aja Raf.

Rafa : Akhir-akhir ini gue liat lo suka bareng Dimas?

Me : Iya Raf.

Rafa : Emm, ketemu kuy? Gue kangen.

Deg!

Rafa kangen gue? Udalama dia gak ngabarin, tiba-tiba ngomong kangen? - Devi

.
.

Rania : Haii Kak Dimas.

Me : Hai juga dd.

Rania : Kakak kemana aja? Ada yang mau dd omongin.

Me : Ada kok, Rania yang kemana aja. Ngomong aja Ran.

Rania : Tapi pengen sambil ketemu ngobrolnya Kak, gimana? Kakak mau kan?

Ketemu ya? Temuin gak ya? Apa gue tanya Devi dulu kali?

.
.

Devi dan Dimas sibuk dengan pemikiran masing-masing. Bingung antara harus ketemu atau harus saling bilang dulu. Sudah lama Rafa dan Rania tidak pernah bertukar kabar dengan mereka.

Jadi, sedikit rasa penasaran muncul saat mereka tiba-tiba menghubungi kembali Devi dan Dimas.

Apa gue harus temuin Rafa tanpa bilang Dimas?
- Devi

Gue kayaknya harus diem-diem ketemuan sama Rania. - Dimas





















Tbc
Vote and comment guys

WHY ALWAYS HIM?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang