Fifth

51 9 0
                                    

Aku berjalan malas menuju kelasku, mood ku masih rusak seperti sore kemarin,walaupun sudah sedikit membaik. Dimulutku terdapat satu permen strawberry.

"Hoi! Ngalum aja! Kesambet entar" ucap Oky sambil menepuk kedua pundak ku dari belakang.

"Apaan sih Ky! Siapa juga yang ngelamun" tepis ku.

"Gak usah bohong" ucap Oky

"Bawel,diem!" Gertak ku.

Oky langsung diam,ia mempercepat langkah nya, ya didepan kelas ku Falco sedang melambaikan tangannya dengan tujuan memanggil Oky. Aku semakin memperlambat langkah ku, aku masih sangat malas.

"Hai dek!" Sapa seorang laki-laki.

Aku mengengok kearah belakang "iya?"

"Dek,nanti istirahat ketaman ya,aku mau ngomong serius" ucap laki-laki itu dengan sedikit berbisik.

Laki-laki itu pergi begitu saja,ia sempat menengok sambil melemparkan senyum khasnya, sikapnya kali ini seolah lupa dengan kejadian kemarin sore, ia begitu saja membatalkan janjinya, pembatalan janji itu pun 2 jam lebih lama dari janji yang dibuat. Sebenarnya aku kecewa,tapi entah hati ku masih saja mau untuk berniat menemui laki-laki dengan bekas luka di jidat itu saat istirahat nanti.

Aku memelankan langkah ku ketika sudah melihat sosok laki-laki yang kemarin telah membuat ku kecewa, aku melihat punggungnya dan disitu aku melihat ada kepulan asap,baunya bukan asap pembakaran sampah ataupun asap rokok.

"Ekhhmm..kak" panggilku ragu pada laki-laki yang sedang duduk membelakangi ku.

Laki-laki itu menengok kebelakang "eh,dek sini duduk" ucapnya sambil menepuk bangku disebelahnya.

Aku pun duduk dibangku itu,sekarang aku tau asap apa itu,mataku menangkap sebuah  benda seperti bolpoin ditangannya.

"Em.. jadi gini aku mau tanya kamu lebih suka dikasih bunga/coklat?" Tanyanya.

"Apa aja sih kak" jawab ku.

Jujur aku mulai baper dengan pertanyaan itu.

"Ohh,oke. Oya maaf ya yang kemarin, soalnya Kezia ngajak nonton. Jadi yaudah aku iyain aja" ucap Kak Ditto sambil membenarkan posisi kacamatanya.

"Kezia?" Tanya ku dengan maksud menanyakan siapa perempuan itu.

"Iya Kezia,dia lagi deket sama aku dan rencananya bentar lagi aku bakalan nembak dia. Dan soal bunga tadi itu termasuk rangkaian rencana ku buat nembak dia" ucap Kak Ditto dengan santai nya. "Oya,btw kamu nggak baperkan sama persahabatan kita? Kita cuma adek kakakan iya kan?"

Aku tak bisa menjawab,air mataku hampir saja jatuh,aku berusaha menahan air mata ini,aku harap aku bisa. Dan sekarang aku harus tersenyum.

"Eng..enggak kok aku juga nganggep kita sahabatan. Sukses ya kak buat nembak Kezia" ucapku dengan senyum yang sangat terpaksa.

"Iya,makasih. Oya kalo aku jadian sama Kezia, kayaknya kita nggak bisa gini lagi deh,soalnya Kezia itu cemburuan" ucap Kak Ditto.

"Iya gak papa kok. Kak aku ke kelas dulu ya,mau buat mading kelas" pamit ku.

"Iyaa,ati-ati" ucap Kak Ditto.

Aku tak menjawab,aku segera meninggalkan tempat itu,kali ini air mata ku sudah meleleh. Aku sudah tidak tahan. Aku benar-benar sakit,tapi apa hak ku? Aku bukan siapa siapanya Kak Ditto.

"Ren,kenapa lo?" Tanya Oky.

"Gak papa" jawab ku.

"Gak papa gimana sih? Lo nangis kaya gitu!" Ucap Oky sambil mengguncang bahu ku.

Aku masih sesenggukan,hati ku masih sakit mengingat sederet peristiwa di taman tadi.

"Lo kenapa? Putus?" Tanya Oky.

"Belum" jawab ku lirih.

"Cowok yang lo maksud siapa sih?"

"Kak Ditto,mungkin lo nggak kenal"

"Ditto? Anjir! Sialan!" Ucap Oky dengan kata kasar "kenapa lo nggak cerita sih Ren? Dia itu playboy . Lo kenapa sih nggak mau cerita dari dulu? "

"Gue.. mikir lo udah tau waktu dia bantuin kita bersihin wastafel" jawab ku yang masih sesenggukan.

"Mana gue tau kalo lo ini deket sama dia. Gue kira dia cuma modusin lo waktu itu, lo kenapa juga mau sama playboy" ucap Oky "oke gue sadar gue ini playboy. Tapi gue nggak tega kalau lo jadi korban playboy lagi"

"Kalo gue tau dia itu playboy udah dari dulu gue nggak peduliin dia. Gue nggak bakal gubris omongan nya di UKS,gue nggak bakal ngasih nomor handphone gue ke dia kalo gue tau ujung-ujungnya gue di PHP!" ucap ku.

Oky mengusap wajahnya "Gue minta maaf dulu pernah nyakitin lo,mulai hari ini gue bakal berhenti jadi playboy. Gue bakal berusaha"

Aku hanya menganggukkan kepala ku,lalu membenamkan wajah ku di lipatan tanganku.

"Nih,susu strawberry" ucap Oky sambil menyodorkan sebotol susu berwarna merah muda.

Aku mendongakkan wajah ku "Makasih" ucapku lalu mengambil botol susu ditangan Oky.

Aku meneguk susu strawberry itu. Kenapa cerita hidup nggak bisa manis kayak susu ini?

"Enak?" Tanya Oky yang masih berada di hadapanku.

"Enak,makasih ya" ucap ku.

"Gak usah bilang makasih, anggap ini permintaan maaf gue soal sikap gue yang pernah nyakitin hati lo" ucap ku.

"Udah gue maafin kok"

Oky mengacak pucuk rambut ku

×××

"Murung aja dek,ada masalah?" Tanya Mas Akbar yang mendapati ku tak seperti biasanya.

"Nggak,cuma butuh permen strawberry" jawab ku sekenanya.

"Yaudah,entar Mas beliin" ucap Mas Akbar.

Aku tak menjawab hanya diam, lalu segera masuk kamar. Mood ku masih berantakan.

Dikamar,lagi-lagi air mataku jatuh,aku benci menangis karena laki-laki. Tapi apa? Aku benar-benar sakit,aku tak bisa menahan. Apa sikap ku salah? Apa aku terlalu baper sama perhatian Kak Ditto? Kenapa aku jadi baperan gini sih! Aku merasakan getaran diponselku menandakan satu pesan masuk,aku mengambil ponselku,lalu membuka pesan itu.

Kak Ditto: dek,kamu baik baik aja kan?

Baik-baik? Lo udah gila apa?

Renata: Gpp kok.

Kak Ditto: beneran? Tadi aku liat kamu kayak habis nangis

Ingin sekali aku mengetikan beberapa makian untuk Kak Ditto,tapi apa aku selalu menghapus kata-kata itu.

Renata: aku gpp,capek mau istirahat.

Tak ada balasan. Aku membiarkannya, aku memang berharap orang diseberang sana tak membalas.

Kini aku mulai ragu dengan kata jatuh cinta, seharusnya jangan memakai kata jatuh, karena jatuh itu sakit. Aku juga harus semakin berhati-hati oleh seorang laki-laki yang tiba-tiba datang,karena bisa saja ia hanya memberikan harapan-harapan manis,pergaulan sekarang  memang lebih luas,aku benar-benar harus selektif dalam bergaul.

Untuk masalah kali ini belasan permen strawberry tak mempan untuk membangkitkan mood ku, bahkan beberapa botol susu strawberry pun juga tak mempan. Aku benar-benar jatuh kedalam cinta.

StrawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang