Seventh

54 8 1
                                    

Hari ini aku mencoba untuk membujuk Mas Akbar untuk menemaniku membeli susu strawberry di minimarket, ya persedian susu strawberry ku sudah menipis,dan aku rasa aku tak bisa hidup tanpa susu itu.
Akhirnya setelah lama berdebat Mas Akbar pun menuruti permintaan ku.

"Aaaa.. Mas Akbar emang kakak yang terbaik dehh"

Mas Akbar hanya memutar bola matanya "oya,dek nanti sekalian temenin Mas di caffe yang deket minimarket itu"

"Siapp"

Di minimarket aku berjalan pelan,melihat berderet makanan di rak supermarket. Aku mengambil beberapa makanan ringan itu,aku juga mengambil susu starwberry. Aku kembali berjalan sambil melihat benda-benda di minimarket itu,tapi dari belakang ada orang yang menabrak ku yang menyebabkan keranjang belanja ku terjatuh dan yang lebih parah dia menginjak kaki ku.

"Hei! Hati-hati kalo jalan!" Gertak ku.

"Kalo jalan jangan lemot!" Ucap nya dingin lalu kembali berjalan.

"Nyebelin!" Ucap ku lirih

Laki-laki itu membalikkan tubuhnya "lo bilang apa tadi?"

Aku kaget mendengar pertanyaannya "Eng.. enggak"

"Gak usah bohong!"

"Lo nyebelin! Kenapa?"

Laki-laki itu tak menjawab,ia kembali berjalan. Aneh! Aku pun mengabaikan orang itu,aku segera ke kasir untuk membayar belanjaan ku.
Sial! Antrian dikasir cukup panjang, dengan terpaksa aku harus mengantri cukup lama.

"Misi" ucap seseorang tiba-tiba lalu menerobos antrian didepanku.

Hei,dia orang yang tadi.

"Apaan sih lo! Gak bisa baca? 'Budaya kan antri'" ucapku yang menarik kaosnya.

Ia berusaha melepas tanganku dari kaos hitam polosnya "jangan pegang kaos gue,lepasin!"

"Lo harus antri! Enak banget nerobos!"

"Gue buru-buru"

"Gue juga buru-buru"

"Ekhmm.." suara itu membuat kita menengok kearah suara.

"Jadi siapa dulu yang mau bayar?" Tanya seorang kasir.

"Aku"

"Gue"

"Ih,nyebelin banget sih. Nggak mau ngalah sama cewek!" Ucap ku.

Kasir itu geleng geleng kepala "kalian ini berantem mulu, eh kalo dilihat kalian ini mirip ya?"

Mendengar ucapan kasir itu kami berdua lantas menatap satu-sama lain. Aku bergidik ngeri.

"Yaudah lo dulu" ucap nya.

Aku tersenyum lebar,lalu segera menaruh keranjang belanja ku dimeja kasir. Setelah selesai membayar aku segera mencari Mas Akbar,tapi hasilnya nihil aku tak melihat Mas Akbar ada di tempat parkir minimarket itu, akhirnya aku mencoba untuk menelfon Mas Akbar.

"Halo? Mas Akbar dimana?"

Tak ada jawaban,tiba-tiba aku mendengar teriakan dari atas "Disini"

Aku mendongakkan kepala ku,ya sekarang aku melihat Mas Akbar ada di balkon lantai dua caffe yang ia maksud tadi,langsung saja aku masuk ke dalam caffe itu dan mencari Mas Akbar. Setelah ketemu aku duduk disebelahnya.

"Mas,mana temen nya?" Tanya ku yang belum melihat teman Mas Akbar.

"Masih nyari adeknya" jawab Mas Akbar lalu menyesap kopi yang sudah dipesannya terlebih dahulu.

Aku menganggukkan kepala tanda paham.

Setelah beberapa menit, aku melihat laki-laki yang di minimarket tadi berjalan bersama seorang laki-laki juga dan aku tau siapa itu,dia Kak Fandi tapi kok bisa sama laki-laki tadi? Mereka berdua berjalan semakin mendekat kearah meja ku dan Mas Akbar,dan mereka akhirnya duduk tepat didepanku.

"Eh, Andhika udah besar ya" ucap Mas Akbar yang sepertinya sudah kenal dekat dengan mereka berdua.

Aku melonggo melihat laki-laki yang bernama Andhika itu, aku sangat ingin memaki nya sekarang,tapi mulutku seperti kram,aku tak bisa berkata-kata.

"Dek kenalin ini Andhika, dan yang itu Fandi yang kamu tanyain beberapa hari lalu. Andhika,Fandi ini Rena adek gue" ucap Mas Akbar.

Aku hanya memasang senyum termanis yang bisa kubuat, sebenarnya aku sedikit malu dengan kata-kata Mas Akbar tentang Kak Fandi.

Kak Fandi tampak mengerutkan keningnya "tanya kenapa? Mumpung ada orangnya loh"

Ucapan itu langsung membuatku tambah mematung, masa iya aku mau tanya "kamu akhir-akhir ini apa stalker IG ku?" Kan,ya nggak mungkin.

Aku menggeleng kepala ku.

"Nggak usah malu,tanya aja langsung" Desak Kak Fandi.

Ya, aku merasa sekarang pipi ku merah.

Aku hanya menunduk dan menggelengkan kepala.

Kak Fandi tak jauh berbeda dari beberapa foto di instagram nya, ia selalu memakai topi, kulitnya coklat, rahangnya kokoh, postur tubuhnya tinggi, senyumannya sangat manis, orang nya juga ramah, dan aku akui dia keren. Berbanding terbalik dengan orang aneh disebelahnya.

"Dik, ini bukan nya adek kelas lo?" Tanya Kak Fandi pada Andhika.

Ia tak menoleh,ia tetap berfokus pada ponselnya "hmm.."

"Ini kakak kelas mu kan? Kamu kenal apa nggak?" Tanya Kak Fandi.

"Eng...enggak kak" jawab ku gugup.

"Nah,kalo kalian belum saling kenal,sekarang bisa kenalan kan?" Tawar Kak Fandi.

Tak ada respon dari ku ataupun Andhika.

Merasa diabaikan Kak Fandi pun buka suara lagi "adik gue,sama adik lo sama sama cuek ya"

"Ih,cuek gimana aslinya Rena itu bawel banget dirumah"

"Enak aja, Mas Akbar kali yang bawel, jail, nggak mau ngala--"

"Tukan bawel" potong Mas Akbar lalu membekap mulutku.

"Ish! Bau tangan nya" ucap ku yang berhasil menjauhkan tangan besar Mas Akbar dari mulutku.

Aku bisa melihat Kak Fandi tersenyum kearah ku dan Mas Akbar.

Setelah itu mereka bertiga membicarakan banyak hal,aku banyak diam karena aku juga nggak begitu paham sama yang mereka bicarakan. Cukup lama aku menjadi nyamuk diantara mereka,hingga akhirnya mereka mengakhiri pertemuan itu. Aku sangat lega.

×××

"Dek,kamu tumben banget cuek. Kamu nervous ketemu sama Fandi?" Tanya Mas Akbar.

"Enggak lah! Aku itu sebel sama siapa tadi Andhika? Itu tadi di minimarket nabrak aku,udah gitu waktu mau bayar dikasir dia nerobos. Kan ya kampret kak" gerutu ku.

"Andhika baik kok,kamu cuma belum kenal dia lebih jauh aja. Masa kamu nggak ngerti Andhika itu kakak kelas mu?"

"Aku ini bukan penggila kakak kelas kayak cewek cewek alay itu. Ngapain sih kita repot-repot nge kepoin kakak kelas? Mending dirumah nonton spongebob ato tom and jerry. Kan lebih berfaedah"

"Serah kamu dek, jatuh cinta baru tau rasa kamu" ucap Mas Akbar sambil mengacak rambutku lalu pergi ke kamarnya.

"Aku nggak bakal jatuh cinta!" Teriak ku.

"Tunggu aja nanti"

"Aku nggak mau jatuh cinta! jatuh itu sakit!" Teriak ku yang lebih keras dari sebelumnya.

Aku berjalan ke kamar,dikamar aku menutup pintu dan berbaring di kasur ku. Aku sempat memikirkan kata-kata Mas Akbar. Aku nggak mungkin jatuh cinta sama Andhika , dia itu nyebelin! Aku nggak suka cowok kayak gitu. Dan satu lagi aku nggak mau lagi jatuh cinta, jatuh itu sakit! Ya JATUH ITU SAKIT!

StrawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang