"Kalian memang luar biasa gaess. Sumpah gue salut sama kalian,gue jadi nggak sabar semoga aja Inspirasi Fashion yang dipilih punya kelas kita, terus foto kalian berdua di pajang di Mading sekolah. Uhh cocuit" ucap Windi.
"Punya nya kelas lain juga nggak kalah bagus Win, kayak nya kita nggak bisa masuk deh. Kemaren itu temanya terlalu simple" ucap ku.
"Ah enggak"
Kringg.....
Suara bel itu membuat semua murid kembali ke tempat duduknya,dikelas semua sudah siap di tempat duduk masing masing,tapi guru nya kali ini belum juga datang 10 menit, 15 menit belum juga datang hingga akhirnya di menit ke 20 wali kelas ku datang. Seharusnya ini bukan jam pelajarannya, tapi kenapa beliau datang?
Langkah kaki Pak Dani diikuti oleh langkah kaki seorang wanita dengan rambut ikal yang di ikat, ia memiliki kulit putih seperti orang Eropa, ia berjalan dengan anggun, sesampai nya di depan kelas ia melepas ikatan rambut nya, hampir semua laki-laki melonggo dibuatnya, ia menunjukan senyum manisnya, bulan sabit kecil di pipinya langsung nampak."Selamat pagi semuanya, ini ada murid baru di kelas kita" ucap Pak Dani "silahkan memperkenalkan diri mu" perintah Pak Dani pada murid baru itu.
"Hai,nama saya Clara Steffany Amelia, kalian cukup memanggilku Clara. Aku harap kita bisa berteman dengan baik" ucap murid baru yang bernama Clara itu.
"Baiklah Clara kamu bisa duduk di dekat nya Windi" ucap Pak Dani sambil menunjuk satu bangku kosong di depan Oky.
Oky terlihat sibuk membenarkan poni rambutnya lalu ia mengulurkan tangan ke Clara "Hai,gue Oky" ucap nya.
Clara membalas uluran tangan itu "Clara"
Ku tau Oky tak konsentrasi
×××
Sudah 3 minggu hubungan ku dengan Oky berjalan, tapi aku mulai merasa aneh dengan hubungan ini setelah datang nya Clara, aku merasa Oky sedang menarik perhatian Clara 1 minggu terkahir ini. Ah, sepertinya ini cuma perasaan ku, dan ya aku harap ini hanya perasaan ku, semoga Oky masih bisa bertahan pada iman nya. Semoga ia tetap mengingat ucapan nya. Semoga.
Aku berjalan beriringan dengan Oky, ia mengenggam tangan ku begitupun sebaliknya, aku menggenggam tangannya. Kita berjanji akan pulang bersama,tapi sebelum pulang kita akan ke salah satu restoran untuk makan siang terlebih dahulu. Langkah kaki Oky tiba-tiba terhenti,aku pun spontan menghentikan langkah ku.
"Clar,belum pulang?" Tanya Oky pada Clara yang sedang duduk di salah satu bangku yang biasa digunakan murid sekolah ini untuk menunggu jemputan.
Clara hanya menganggukkan kepala.
"Yaudah bareng kita aja!" Ajak Oky "nggak papa kan Ren?" Tanya Oky padaku.
"Ha? I.. iya boleh" jawab ku.
Clara pun bangkit dari duduk nya "yaudah,kalo nggak nge ganggu kalian" ucap Clara dengan senyum manisnya.
Aku pun melempar senyum yang sedikit terpaksa ke arah Clara.
Kami bertiga berjalan ke arah mobil Oky, disini aku merasa menjadi nyamuk nya Oky dan Clara sedang membicarakan sesuatu,tak jarang mereka berdua tertawa bersama. Ketika sampai di mobil Oky, Clara langsung menerobos ke pintu depan dan ya dengan sedikit berat hati aku harus duduk di jok belakang dan akan menjadi nyamuk lagi. Di mobil bisa dikata aku kepanasan, apa salah sih kalau aku cemburu? Pacar nya Oky siapa sih?
"Ren,nganterin Clara dulu nggak papa kan?" Tanya Oky setelah berhenti tertawa.
Aku hanya menganggukkan kepala, lalu kembali berfokus pada layar ponselku. Tak jelas apa yang ku lihat, aku hanya menggeser ke kanan dan ke kiri layar ponselku. Perjalanan terasa lebih lama dari biasanya, entah ini hanya perasaan ku atau bagaimana.
"Aku pulang dulu yaa. Makasih udah nganterin. Daaa" pamit Clara.
Aku tak menjawab hanya tersenyum ke arahnya,sementara Oky menanggapi itu semua dengan manis, aku tak mendengarkan seluruh kata-katanya aku membuang muka ke arah jendela mobil,melihat sederet rumah di kompleks perumahan yang cukup elite itu.
Oky kembali menjalan kan mobilnya "kok diem,kenapa?" Tanya Oky seperti tak bersalah "kita nggak jadi makan ya, soal nya udah kesorean,lain kali aja yaa" ucap nya.
"Yee" jawab ku.
"Marah ya?" Tanya Oky.
"Enggak" jawab ku ketus.
"Haha, kamu jealous yaa" ucap Oky yang menaik turunkan alisnya.
"Enggak,ngapain jealous. Baperan" bantah ku.
Oky hanya tersenyum.
×××
"Ren,masih marah ya? Ya ampun kok sekarang kamu baperan sih" tanya Oky yang menahan langkah ku.
"Ky,wajar nggak sih kalo aku jealous?" Tanya ku balik.
"Iya-iya maaf sayang" ucap Oky.
"Jangan panggil aku sayang!" Ucap ku dengan nada sedikit tinggi.
Aku memang tak suka dengan panggilan 'sayang' karena menurutku itu terlalu over, orang tua kita aja belum tentu manggil sayang,masa iya pacar yang belun tentu jadi jodoh udah manggil 'sayang' Toh kalau memang sayang itu kan ya nggak harus manggil sayang, masih bisa pakai cara lain yang nggak terlalu over.
⚫
"Ren,lo kenapa sama Oky? Berantem?" Tanya Windi yang langsung duduk di dekatku.
"Eng..enggak kok" jawab ku singkat.
Windi mencari posisi duduk yang nyaman "yakin? Soalnya gue lihat kalian sering diem-dieman"
Aku tersenyum "nggak papa kok" ucap ku.
"Kalo ada masalah cerita aja Ren nggak papa kok. Itung-itung ini rasa terima kasih gue ke lo yang selalu mau dengerin curhatan gue" ucap Windi.
"Nggak papa Win,lo nggak usah khawatir sama gue. Gue juga ikhlas kok dengerin cerita lo" ucap ku.
Windi terdiam,ia mengalihkan pandangan nya ke ponsel nya.
Apa gunanya suatu hubungan kalau hanya salah satu hati yang bertahan? Pantaskah untuk dipertahankan? Toh semakin hari hubungan ini semakin nggak jelas, terkadang aku ingin sekali meminta pertanggung jawaban Oky tentang omongan nya di kantin dulu dan terkadang ada aku berfikir bahwa aku terlalu egois dengan hubungan ini, kenapa aku bisa se cemburu ini? Oky dan Clara masih berteman dengan batas wajar, tapi sikap cemburu ku ini apa wajar? Tapi kenapa sesaat hati ku berkata bahwa 'cemburu itu terlalu possessive' ?Aku melihat Oky sedang menunjukan sesuatu diponselnya kepada Clara, mata Clara langsung berbinar, seperti melihat sesuatu yang ia sukai, setelah itu mereka berdua langsung meloncat kegirangan, aku tak tau apa yang ada di dalam ponsel itu, yang ku tau sekarang adalah 'bagaimana aku akan menindaki hubungan ini sekarang' ya aku sudah tau apa yang harus ku lakukan. Aku yakin dengan keputusan ku itu. Ya aku yakin!
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry
Teen FictionRenata. Penyuka segala sesuatu tentang strawberry,tapi ia tak terlalu suka dengan buah nya, alasannya terkadang rasa buahnya masam. Terlalu anak-anak bukan? Yang paling ia suka adalah permen dan susu strawberry. Ia selalu bermimpi hidupnya berjalan...