Nineteenth

28 6 0
                                    

Apa ini cuma perasaan aku aja? Aku ngerasa Andhika ngehindar dari aku? Tadi pagi aku melihat nya dikelas,tapi ia segera menuju ke gerombolan anak yang sedang menonton sesuatu di laptop ketika melihatku. Pulang sekolah tadi aku juga melihat nya, aku memanggilnya tapi tak ada respon sangat tidak mungkin jika ia tak mendengar teriakan ku karena jarak nya saja tak ada 5 meter. Andhika aneh. Kenapa ia tiba-tiba menghindar?

"Ngelamun lagi,kenapa sih Ret?" Tanya Ata yang langsung duduk di kursi sebelah ku.

"Enggak,cuma ngerasa aneh aja Ta" jawab ku.

"Aneh kenapa?"

"Tau Andhika yang kemarin kan? Dulu itu dia nggak kayak gini. Kalo ketemu aku bawaan nya pasti berantem kalo nggak gitu adu mulut. Tapi dari kemarin dia kayak mau aja kalah omongan sama aku,padahal biasanya dia ogah banget. Terua tadi dia kayak ngehindar gitu"

"Apa kamu salah ngomong? Yang buat dia tersinggung?"

Aku mengingat-ingat peristiwa ketika aku berdebat dengan Andhika kemarin,lalu aku menggeleng kan kepalaku "aku ngerasa nggak ada"

Ata meraih kedua tangan ku lalu mengusapnya pelan"mungkin dia lagi ada masalah. Biasanya sih anak laki-laki yang dingin itu bakalan tertutup, jadi biarin aja dulu. Yakin aja dia pasti bakal cerita,mungkin dia masih butuh waktu sendiri" ucap Ata lembut.

Aku menganggukkan kepala ku"makasih Ta" ucap ku

"Sama sama"

Ucapan Ata selalu saja bisa membuat hati ku tenang,ia selalu datang dan membuatku nyaman, mungkin aku bisa jatuh cinta sama Ata kalo aja dia bukan saudara ku. Mata hazel nya bisa membuat siapa saja tertarik,terlebih lagi sikap nya yang selalu membuat nyaman, beruntung sekali jika ada perempuan yang bisa mendapatkan Ata.

×××

"Ish,kok ngelamun sih. Yang ceria dong nanti kamu nggak konsen loh" ucap Ata yang membuyarkan lamunan ku.

Aku menatap Ata sebentar lalu kembali menatao sweater hitam yang ada dipangkuannku.

Ata mengelus rambut hitamku "Nanti kamu coba cari dia lagi,kalo dia mau ngomong ya bagus kalo dia masih belum mau ngomong nggak usah dipaksa"

Aku mengangguk pelan.

Aku kembali melewati koridor kelas XII menuju ke kelas Andhika lagi, beragam reaksi kakak kelas langsung saja muncul bahkan aku merasa seperti de javu ketika mendengar obrolan kakak kelas yang sangat jelas masih membicarakan aku.

"Permisi kak, Kak Andhika ada?" Tanya ku yang sudah tidak se gugup kemarin.

"Andhika? Dia pindah dek" jawab perempuan berkacamata itu.

"Pindah? Dari kapan?" Tanya ku yang sedikit kaget.

"Iyaa,dari kemaren kan udah dibilangin kalo pindah" jawab nya.

"Oh yaudah makasih kak" ucap ku lalu langsung pergi.

Aku mempercepat langkah kaki ku,mata ku rasanya panas seperti ingin menangis, tapi kenapa aku menangis? Apa yang aku tangisi? Menangisi pindah nya Andhika? Enggak!

Aku memasuki kelas ku dengan langkah cepat lalu langsung membenamkan wajahku dilipatan kedua tangan ku. Aku tak menghiraukan pertanyaan Windi yang menanyakan keadaan ku, aku berusaha menghentikan air mata ku yang tiba-tiba keluar, aku nggak mau jika Windi menanyakan alasan mengapa aku menangis dan jawaban ku 'nggak tau'

"Rena,ih kenapa? Oky lagi?" Tanya Windi yang menggoyangkan tubuhku.

Aku menggelengkan kepala dengan wajah yang masih menunduk di atas lipatan tangan ku.

×××

"Ata!"

"Apa?"

"Andhika pindah"

"La terus kenapa? Kamu sedih? Jangan jangan ini alasan kamu tadi nangis di mobil?"

Aku diam,hanyak menganggukkan kepala pelan,aku tak bisa mengelak.

"Kenapa kamu nangis? Sweater nya kan bisa dititipin ke abang nya. Kamu suka sama Andhika?" Tanya Ata.

Aku meninju lengan nya pelan "Apaan sih Ta,aku cuma ngerasa bersalah. Aku belum aja sempat minta maaf sama dia,kok dianya udah pindah duluan"

"Ya kamu coba chat dia aja. Punya nomor handphone nya kan?"

"Enggak"

"Id line?"

"Enggak"

"Pin BBM?"

"Kalo pun punya juga percuma,aku nggak punya BBM"

"La terus selama ini kalian ngapain aja kalo ketemu?" Tanya Ata yang seperti nya mulai geregetan.

"Berantem" jawab ku polos.

Ata menepuk jidat ku.

Aku membuka tutorial DIY yang ada di youtube, aku terinsiprasi dari beberapa DIY yang ada tapi sayang nya aku nggak se kreatif tangan mereka, aku selalu saja gagal membuat DIY kalaupun jadi pasti hasilnya akan berantakan.

Dirumah hanya ada aku dan Ata, aku yang berfokus pada layar laptop ku merasakan ada hembusan nafas dibelakang ku,aku menengok ke belakang. Tapi sepertinya posisi ini kurang pas, wajah ku dan wajah Ata hanya berjarak sekitar 5 cm. Aku sangat bisa merasakan hembusan nafas nya.

Aku berhasil mendaratkan satu pukulan pelan pada kepala Ata, ia meringis lalu segera menjauhkan wajahnya,ia berpindah posisi yang tadinya di belakangku sekarang menjadi ikut duduk di kasur bersebelahan dengan ku.

"Serius amat nonton nya"

"Pengen buat"

"Gak usah nanti malah berantakan jadinya"

Ya Ata sudah sangat tau kalau aku ini kurang bisa kalau disuruh buat DIY seperti itu.

"Cari film gih,nonton" pinta Ata.

Aku pun segera mencari film yang sepertinya menarik. Guardian of Galaxy . Ya baik aku ataupun Ata memiliki selera film yang sama, selain selera film pemikiran kami juga sering sejalan itulah kenapa kami berdua sangat cocok. Kita bisa mengobrol sampai berjam jam tentang apa yang kami suka.

"Bukannya yang kedua ini barusan muncul di bioskop?" Tanya Ata.

Aku mengangguk "Iyaa,tapi aku belum sempat nonton. Pas lagi banyak tugas" jawab ku.

Aku pun menepatkan laptop ku supaya mudah dilihat olah 2 orang, setelah pas aku mencari posisi duduk yang terenak lalu mulai menonton film itu. Entah karena aku yang terlalu capek atau bagaimana aku menyenderkan kepalaku dibahu Ata, lalu mulai memejamkan mata.

Entah sudah berapa lama aku tertidur, aku melihat tubuhku sudah berbaring dan ditutupi selimut, laptop ku sudah ditaruh di atas meja belajarku. Sementara Ata, aku tak melihatnya disini.

Aku keluar dari kamar dan berjalan ke kamar Ata,aku mengetuk pintunya tapi tak ada jawaban, aku pun mencoba membuka pintu kamar itu dan ternyata tidak terkunci, aku mengedarkan mata ku keseluruh sudut kamar, Ata tetap tidak ada.

Aku menuruni anak tangga, mencoba mencari Ata di lantai bawah, dan aku menemukannya di dapur,ia sedang memasak sesuatu.

"Ata,lagi masak apa?" Tanya ku yang berjalan mendekati dapur.

Ata mengecilkan api kompor "Masak nasi goreng buat makan malem" jawabnya.

"Harus enak ya, jangan bikin orang dirumah sakit perut gara-gara nasi goreng buatan mu" ucap ku dengan menaikkan sebelah alis.

Ata mengacak pelan rambut ku "ya kali aku mau ngeracunin orang yang aku sayang. Buruan mandi gih udah malem,pamali kalo anak cewek belum mandi malem gini" perintahnya.

Aku menganggukkan kepala lalu segera menuju ke kamar mandi,untuk mandi jelasnya.

StrawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang