"Kalo kamu dateng aku jadi cengeng Ata,siapa yang mau nenangin aku?"
"Siapa Ata kalau bukan kamu?"
"Tapii.. tapi kamu udah pergi. Justru sekarang kamu yang buat aku nggak tenang"
Tak ada sahutan karena itu sudah pasti hanya ada suara pendingin ruangan dikamar ini seolah menjawab ucapan ku.
"Aku kangen kamu Ata. Jangan bikin aku sakit gara-gara kangen kamu" ucap ku disela-sela isakanku.
Aku berjalan kearah kamar mandi dengan tubuh yang masih tersenggal-senggal. Aku kembali menangis kali ini dan penyebab nya adalah Ata,padahal ia yang dulu meminta agar aku tak menangis. Aku masuk kedalam bathtub lalu menyalakan shower. Seluruh tubuhku hampir basah karena guyuran shower itu. Aku kembali menagis,aku sangat-sangat merutuki permintaan ku pada Ata kala itu,andai saja aku tak memintanya untuk menjemputku pasti semuanya tak akan seperti ini. Ini semua salah ku,kebodohanku.
"Renaa" suara itu samar samar terdengar di telinga ku.
Aku mengusap air mataku yang sudah bercampur dengan air di pipiku. Aku tak menjawab,aku memeluk lututku yang kutekuk sedari tadi.
"Ren,gue tau lo di dalem dan lo lagi nggak mandi. Keluar gih" pintanya.
Aku masih tak menjawab,rasanya mulutku sangat kelu untuk menjawab. Tubuhku juga tak bereaksi untuk pergi dan membuka pintu kamar mandi.
Grek..
Pintu kamar mandi yang terbuka membuat ku mendongakkan kepalaku dan tampak lah disana sosok laki-laki yang tengah berdiri di ambang pintu. Ia menghembuskan nafas kasar lalu dengan ragu ia melangkahkan kaki masuk kedalam kamar mandi. Ia duduk dipinggir bathtub lalu mematikan shower yang sedari tadi sudah mengguyur tubuhku.
"Maksud lo gini itu kenapa?" Tanya Andhika.
Perlu beberapa menit bagi ku untuk menjawab pertanyaan Andhika "Gue pengen tenang"
"Nggak gini juga cara nya"Andhika menggeleng kepalanya pelan "keluar biar gue tunjukin cara tenang itu kek gimana"
"Tunjukin disini aja" pinta ku.
"Ren,ini kamar mandi. Pamali cewek cowok berduan di kamar mandi" Andhika mendengus.
Aku memperetat pelukanku pada kaki ku,karena rasa dingin sudah mulai masuk kedalam kulit ku "selama pikiran lo nggak omes ya bakal baik baik aja"
Andhika nampak terlihat jengah "Lo ada masalah apa sih?"
Kini rasa dingin tadi semakin menusuk kedalam tubuhku membuat tubuh ku bergetar dan gigi atas dan bawah ku beradu.
"Tuh kan lo kedinginan,mangkanya keluar!" Tanpa persetujuaan ku Andhika membantuku berdiri dan keluar dari bathtub putih itu,ia seolah tak perduli baju nya yang basah karena terkena oleh ku.
"Udah lo keringin badan lo terus ganti baju. Gue tunggu jawaban lo dibalkon" pinta Andhika lalu melangkah keluar dari kamar mandi,ia berjalan menuju balkon kamar ku.
⚫
Kulangkah kan kaki menuju balkon kamar ku. Udara malam ini cukup dingin terlebih lagi rambutku yang masih basah. Aku melihat laki-laki itu tengah menikmati dingin nya angin malam,aku duduk dikursi sebelahnya tanpa mengucap sepatah kata.
"Andhika" panggilku lirih.
"Hmm?" Ia masih menatap lurus kedepan.
Aku menggigit bibir bawah ku untuk menahan dingin,kedua tangan ku bertaut diatas pahaku "Ata dateng" lirih ku,air mataku kembali jatuh.
Kini Andhika mulai menatapku "harusnya kan lo seneng?"
Aku menggeleng cepat "Gimana bisa seneng sih Dik,gue jadi inget siapa penyebab ini semua, Ata meninggal gara-gara gue. Gue emang egois,gue jahat,gue bego" ucap ku disela-sela isakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry
Fiksi RemajaRenata. Penyuka segala sesuatu tentang strawberry,tapi ia tak terlalu suka dengan buah nya, alasannya terkadang rasa buahnya masam. Terlalu anak-anak bukan? Yang paling ia suka adalah permen dan susu strawberry. Ia selalu bermimpi hidupnya berjalan...