Thirtieth

29 4 0
                                    

Dengan rambut yang masih belum kurapikan, aku berjalan ke ruang tamu sambil membawa nastar buatan ku tadi. Tak lupa aku juga membawa sebotol susu strawberry.

"Mas Akbarrr,ini ada nastar loh mau nggak?"

Aku sedikit terpelonjak ketika tak mendapati Mas Akbar di ruang tamu,melainkan 3 orang laki-laki yang tengah bersantai di sofa sambil menonton acara televisi, salah satu dari mereka bahkan berbaring disofa.

"Waahh,adeknya Akbar baik banget deh. Makasih lo ya" ucap Kak Galih yang membuat kedua teman nya langsung menatapku.

Aku hanya tersenyum kikuk lalu menaruh nastar itu di meja.

"Mas Akbar kemana?" Tanya ku.

"Katanya sih mandi, tapi udah 20 menit belum keluar" jawab Kak Fandi.

"Ohh,Mas Akbar emang lama mandinya,ngalah ngalahin mimi peri kalo lagi mandi kembang"

Kak Galih memasukkan satu nastar ke dalam mulutnya "Sumpah enak banget, Dik kalo cari pacar itu yang kaya gini, jago masak" Kak Galih mencolek Andhika yang sedang tiduran di sofa.

"Masih lama mikir pacar" ucapnya dengan ekspresi datar.

"Kamu kalo cari pacar juga yang pinter nyanyi" ucap seorang laki-laki dari arah belakang.

Mas Akbar ya siapa lagi kalau bukan dia?

"Apa sih Mas. Aku ini pacar nya Megantara" ucap ku.

"Fandi aja yang seumuran sama Mas aja kamu bilang ketuaan, bukan nya Megantara lebih tua dari Mas?"

Aku menggaruk kepala belakang ku yang tidak gatal "Cuma beda setahun"

Kak Fandi geleng geleng kepala "Ini mau makan nastar dulu apa langsung buat video nya?"

"Buat video sambil makan nastar" tawar Kak Galih dengan mulut yang masih penuh dengan nastar.

×××

Aku menatap tiga lelaki yang tengah menyanyikan sebuah lagu yang yaa liriknya cukup mematikan. Berulang kali mereka mengulangi karena salah lirik. Despacito lagu yang mereka bawakan. Sesekali Kak Fandi menggerutu, Kak Galih pun juga memukul-mukul gitar nya sementara Andhika memetik daun sembarangan untuk meluapkan emosinya.

"Lo ngapain sih pake nyanyi in lagu ini? Udah tau susah" Gerutu Mas Akbar.

Kak Fandi kembali melepas topinya lalu mengarahkan rambutnya kebelakang. Tampan.
"Banyak yang request lagu ini Bar,kalo nggak diturutin entar mencak-mencak" Kak Fandi kembali memakai topi abu-abunya.

Aku tersenyum melihat mereka ber empat, aku bangkit dari duduk ku lalu masuk ke dalam rumah untuk. Tujuan pertama ku adalah ke kamar untuk mencari keberadaan ponselku yang sedari semalam tidak ku sentuh. Aku mencarinya dikasur tidak ada, aku memeriksa kedalam tas kecil ku. Ya aku mendapati ponsel ku disana. Setelah itu langkah ku mengarah ke dapur untuk mencari minuman favorit ku. Susu Strawberry, aku membuka kulkas dan hanya menemukan sebotol susu strawberry, pasti ini akan sangat kurang untuk persediaanku.

Aku kembali berjalan ke arah teras, aku duduk di kursi yang ku tempati tadi,menaruh susu strawberry ku di meja sebelah. Aku mengecek beberapa notifikasi yang masuk. Tak banyak notif yang masuk ke ponselku,grup chat kelas ku juga sepi hanya ada 32 pesan belum terbaca, mungkin mereka lagi pada liburan kali ya.

Sesosok tubuh langsung duduk di kursi sebelahku dan langsung meminum susu strawberry ku. Aku langsung menengok ke arahnya dan menatapnya dengan tajam.

"Thanks ya" ucap nya santai.

"Gue cuma bawa satu botol,terus lo minum gitu aja. Jahat!" Ucap ku dengan penekanan nada pada kata 'jahat'

"Iya iya sorry, gue tadi nggak sengaja makan daun,pahit banget"

"Lo bego apa gimana sih? Udah tau daun masih aja lo makan! Terus gue minum apa coba?"

"Minum air kan bisa"

Sabar Rena, kamu lagi bicara sama orang gila, jadi kalo kamu ngelunjak tandanya kamu lebih gila dari manusia disamping kamu.

Aku bangkit dari tempat duduk ku lalu menghentakkan kaki ku ketanah. Aku kembali masuk ke dalan rumah meninggalkan manusia paling menyebalkan yang ada di teras. Langkah ku terhenti ketika mendengar ucapan dari laki-laki itu.

"Yaudah gue beliin lagi sekarang!"

Aku membalikkan tubuhku "Disini jauh dari minimarket Andhikaaa.. Gue juga nggak ngerti dimana tempat minimarket nya"

Andhika menggaruk kepala belakang nya "Apa salah nya dicari dulu Renataa?" Andhika menarik pergelangan tangan ku "Nggak usah banyak omong. Cari dulu minimarket. Gue nggak mau dituduh buat bayi nangis" sindirnya.

Aku menghentakkan kaki ku mendengar ucapan nya, lalu mengikuti langkah nya.

"Bang,pinjem kunci mobil" pinta Andhika yang sudah melepas tangannya dari pergelangan tanganku.

Kak Fandi mengerutkan alisnya "Mau kemana?" Tanya Kak Fandi.

"Cari minimarket, beli Susu strawberry" jawab Andhika sambil melirik ke arahku.

Ketiga laki-laki di hadapan ku menatap Andhika dan aku dengan tatapan menggoda.

Kak Fandi menyerahkan kunci mobilnya "Nih,hati-hati bawa Rena sama mobilnya"

Andhika menganggukkan kepalanya.

"Cepet jadian yaa biar Akbar sama Falah cepet besanan" Teriak Kak Galih.

Aku memutar bola mataku lalu segera memasuki mobil.

"Seat beltnya dipa~" Andhika menghentikan ucapan nya.

"Udah" Ucap ku.

Andhika mulai menjalankan mobil putih itu dari halaman rumah nenek. Samar samar terdengar ketiga laki-laki yang ada di halaman bersorak ketika mobil putih yang ku tumpangi dengan Andhika melewati mereka.

Diperjalanan tak ada yang membuka suara,sesekali Andhika mengecek ponselnya. Hening tak ada suara, radio yang biasanya akan ku putar keras keras untuk kali ini aku mengurungkan niat ku mengingat ini mobil Andhika rasa sungkan itu pasti ada.

"Cepetan Dik,lama deh. Bosen" gerutu ku.

Andhika menatapku,tatapan nya sangat sulit diartikan "Gue dari tadi cari nggak ketemu. Lo bantu in kek. Bawel jadi orang" ucap nya dengan nada datar.

Aku menghela nafas kasar "Gue juga nggak ngerti,disini jarang ada minimarket"

Memang disini sangat sulit sekali untuk menemukan minimarket,paling paling warung kecil milik orang,dan disitu jarang sekali ada susu dengan rasa strawberry.

"Sweater gue lo bawa nggak?" Tanya Andhika yang masih fokus menyetir.

"Pembahasan nya kok jadi sweater?" Mata ku membulat ketika melihat ada papan reklame sebuah minimarket,ya itu yang kucari.

"Dik,liat deh kanan jalan ada minimarket!" Seruku.

Andhika hanya diam tak menjawab,ia melajukan mobilnya ke arah minimarket itu,memarkirkan mobilnya di parkiran. Aku langsung turun dan memasuki minimarket itu.

Aku melihat beraneka minuman di salah satu rak minimarket itu,mulai dari air putih sampai jus buah. Aku mengambil beberapa susu strawberry dan memasukkan ke keranjang.

Andhika hanya diam mengekor tubuh ku.

"Lo nggak pengen beli?"

"Nggak"

Aku langsung membawa keranjang belanja itu meja kasir.

"Total nya 45.300" ucap kasir itu.

Aku merogoh saku celanaku,tapi dari arah belakang ada tangan yang langsung menyodorkan selembar uang berwarna biru. Aku hanya diam mematung melihat itu.

"Terima kasih. Semoga anda puas dengan pelayanan kami" ucap kasir itu sambil menyodorkan kembalian nya.

Andhika mengambil kembalian nya dengan ekspresi yang sangat datar.

StrawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang